Viral Medsos

KABAR Maruarar Sirait Hengkang dari PDIP, Balas Dendam setelah Dijegal jadi Menteri Jokowi?

Putra dari Sabam Sirait, Maruarar Sirait dikabarkan pindah partai dari PDI Perjuangan. Benarkah demikian?

|
Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Maruarar Sirait dikabarkan hengkang dari PDIP, partai yang turut didirikan oleh ayahnya, Sabam Sirait. 

"Kita kan fansnya Jokowi. Kita yakin Indonesia lebih baik di bawah Jokowi. Kan kabinetnya banyak profesional," balas Maruarar.

Sebelumnya, Ara diprediksi bakal jadi Menteri Komunikasi dan Informasi.

Namun, sebelum pengumuman nama-nama menteri, Ara sempat dipanggil mendadak ke Teuku Umar, Jakarta yang merupakan kediaman Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Kemudian, dalam pengumuman 34 nama menteri-menteri tersebut, Puan Mahari salah satu termasuk menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Satgas Anti-Mafia Sepak Bola
Satgas Anti-Mafia Sepak Bola resmi dibentuk sebagai bagian dari transformasi sepak bola Indonesia, Rabu (20/9/2023). (KOMPAS.com/Ahmad Zilky)

Ara Resmi Sampaikan Hengkang dari PDIP

Terbaru Maruarar Sirait mengaku sudah berpamitan dari PDI-P.

Hal ini disampaikannya langsung usai mengunjungi kantor DPP PDI-P, Senin (15/1/2024) malam.

Saat berpamitan, mantan Ketua Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDI-P itu turut mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.

"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan," kata Maruarar saat dikutip tribun-medan.com dari kompas.com.

Maruarar mengatakan itu di dalam mobilnya berwarna hitam dengan nomor pelat B 2770 SXR.

Maruarar memakai baju kemeja putih dengan corak gambar daun.

Kepada awak media, Maruarar mengaku bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Utut Adianto dan Wakil Bendahara Umum PDI-P Rudianto Tjen.

"Saya sudah ketemu dengan Bapak Utut Adianto Wakil Sekjen. Dan juga Bapak Rudianto Tjen.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," ucap Maruarar.

Ia turut membeberkan alasannya meninggalkan PDI-P, salah satunya adalah mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Namun ia tak memerinci apakah alasan itu adalah mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak seperti PDI-P yang mengusung Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia," tutur dia.

Jabatan Maruarar Sirait saat Ini Ketua Satgas Anti-Mafia Sepak Bola

Diketahui, Maruarar Sirait mengemban tugas sebagai Ketua Satgas Anti-Mafia Sepak Bola. Maruarar ditunjuk oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pada Rabu (20/9/2023).

Penunjukkan Maruarar sebagai ketua didasarkan pada beberapa sebab, antara lain integritas dan kemampuan dirinya membongkar kasus-kasus besar sebagai faktor utama.

Selain Maruarar Sirain ditunjuk sebagai ketua Satgas Anti Mafia Bola, nama-nama populer seperti Najwa Shihab, Akmal Marhali dan Ardan Adiperdana masuk sebagai anggota tim.

Kemampuan Maruarar membuat dirinya dipercaya Presiden Jokowi.  “Saudara Maruarar Sirait adalah tokoh yang tidak hanya di politik, tapi memiliki pengalaman membongkar kasus-kasus besar. Beliau juga dipercaya oleh Bapak Presiden untuk mengelola kejuaraan Piala Presiden yang sudah berjalan hampir empat kali waktu itu,” ujar Erick.

“Pak Ara kami minta menjadi ketua. Untuk itu saya berterima kasih kepada pak Ara untuk berkenan membantu sepak bola Indonesia, yang saya tahu juga pak Ara sangat mencintai sepak bola Indonesia,” sambungnya.

Penyelenggaraan turnamen Piala Presiden juga menjadi salah satu pertimbangan Erick Thohir menunjuk Maruarar.

Menurut Erick, dia memiliki komitmen kuat untuk sepak bola Indonesia. Maruarar Sirait yang menerima amanah ini menyambut dengan baik. 

“Hari ini pak Erick sudah menyampaikan dengan jelas dan saya terima. Dan langsung berkomitmen semua tim tidak boleh ada yang masuk angin, tidak boleh ada yang bisa ditekan, tidak boleh ada yang takut dan tidak boleh ada yang pilih-pilih,” ujar Maruarar ketika itu. 

Pasca-penunjukan, dirinya bergerak cepat dalam berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Kejaksaan Agung untuk bekerja sama dengan Satgas Anti-Mafia Bola.

"Kerja juga berdasarkan data, fakta, dan audit. Izin, saya juga sudah bergerak cepat karena kami tau harapan dari masyarakat tinggi. Saya sudah berkomunikasi dengan bapak Kapolri, langsung dengan bapak Jaksa Agung,” sambungnya. 

Foto Ara Sirait pernah hilang dari IG Ganjar

Sebelumnya, Penggagas Network For Ganjar President, Maruarar Sirait pernah angkat bicara terkait hilangnya foto dirinya dengan bacapres Ganjar Pranowo di Instagram yang sedang berpelukan. Maruarar berkata bahwa itu hak Ganjar dan dirinya akan menyikapi hal tersebut.

"Itu hak dia, hapus foto dia, foto saya, tapi saya juga punya sikap, hak saya juga dan pendukung saya punya sikap ya," kata Maruarar Sirait pada Sabtu (14/10/2023) lalu.

Maruarar juga mengomentari statement Ganjar Pranowo yang mengaku tidak tahu soal adanya penghapusan foto di Instagram miliknya tersebut.

"Kalau Ganjar mengatakan tidak tahu, ya dia mengatakan tidak tahu apa yang terjadi di Instagram dia, ya begitu dia mengatakan sama saya, dia sahabat saya. Sahabat," ujarnya.

Maruarar menganggap bahwa Ganjar tetap sahabatnya. "Ya tentu saya juga mau melihat cara dia memperlakukan sahabatnya seperti apa. Apakah persahabatan ini bisa ditekan-tekan sama orang, karena bisa saja ada orang yang nggak suka, saya bersahabat sama Ganjar atau saya mendukung Ganjar," jelasnya lagi.

Lenyapnya Maruarar Sirait dari Tingkat DPP, Dosa Apa yang Diperbuat?

Dikutip dari artikel Kompas.com, Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengisi kepengurusan baru partainya dengan kader-kader yang kurang tepat.

Megawati, kata Ikrar, justru tidak memasukkan kader-kader yang kredibel dan memiliki performa yang baik di partai dalam kepengurusan.

"Misalnya, lenyapnya Maruarar Sirait dari tingkat DPP. Kalau dianggap berbuat dosa, dosa apa yang diperbuat Maruarar?" ujar Ikrar ketika itu.

Dalam kepengurusan periode sebelumnya, Maruarar menjadi Ketua DPP Bidang Pemuda dan Olahraga.

Menurut Ikrar, kinerja Maruarar saat itu sebagai Ketua Umum Taruna Merah Putih, salah satu sayap partai, cukup memuaskan.

Bahkan, TMP berhasil memecahkan rekor MURI donor darah massal terbesar di Indonesia.

"Tetapi kalau ada dosa karena pernah akan jadi Menkominfo dan Menpora, buat saya jangan dianggap sedosa itu. Atau kemudian ada persoalan dia dengan yang lain, jangan dianggap alasan dikeluarkannya dari kepengurusan DPP," kata dia.

Selain itu, ada sejumlah kader dalam kepengurusan yang pernah dikaitkan dengan kasus dugaan korupsi. Rokhmin Dahuri yang menjadi Ketua Bidang Kemaritiman merupakan mantan narapidana kasus korupsi dana non bujeter sewaktu menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

Rokhmin pernah divonis tujuh tahun penjara, kemudian berkurang menjadi 4,5 tahun seusai mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.

Ada juga nama Bambang Dwi Hartono yang menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI-P. Bambang merupakan tersangka kasus korupsi dana Jasa Pungut senilai Rp 720 juta.

Mantan Wali Kota Surabaya itu ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim sejak November 2013.

Lalu ada juga Idham Samawi yang menjadi Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDI-P.

Idham diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam kasus dana hibah Persiba Bantul senilai Rp 12,5 miliar.

Kemudian masuk juga Olly Dondokambey dalam kepengurusan PDI-P sebagai bendahara umum.

Nama Olly diketahui beberapa kali disebut dalam kasus Hambalang.

"Kalau ada orang diperkirakan masuk dalam pusaran korupsi masih menduduki jabatan penting, itu buat saya miss-nya di situ," kata Ikrar ketika itu dalam artikel Kompas.com dengan judul Lenyapnya Maruarar Sirait dari Tingkat DPP, Dosa Apa yang Diperbuat?

Tokoh senior PDI Perjuangan Sabam Sirait
Tokoh senior PDI Perjuangan Sabam Sirait (KOMPAS.com/Indra Akuntono)

Sosok ayah dari Maruarar Sirait

Sabam Sirait merupakan ayah dari Maruarar Sirait.

Sabam Sirait meninggal dunia pada Rabu (29/9/2021) lalu pukul 22.37 WIB, di RS Siloam Karawaci, Tangerang, Banten.

Sabam meninggal dunia di usia 85 tahun.

Selama ini, Sabam dikenal luas sebagai politisi senior PDI-P.

Sabam Gunung Pinangian Sirait lahir pada 13 Oktober 1936 di Pulau Simardan, Tanjungbalai, Sumatera Utara.

Sabam merupakan ayah dari politisi PDI-P Maruarar Sirait dan mertua Putra Nababan, yang juga politisi PDI-P.

Sebelum berkiprah di dunia politik, pria yang pernah belajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1960 ini bekerja di bidang administrasi.

Tercatat, Sabam pernah menjadi pegawai administrasi di SMA Persatuan Sekolah Kristen Djakarta (PSKD) pada 1957-1958 dan pegawai pada Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta pada 1958–1960.

Sementara itu, karier politiknya dimulai dari Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Sabam kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Parkindo periode 1967-1973.

Saat kebijakan fusi partai politik menjadi tiga di era Orde Baru, Sabam turut membidani pembentukan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menandatangani deklarasi pembentukan PDI pada 10 Januari 1973.

Ia sempat menjadi Sekjen PDI selama tiga periode, yakni periode 1973-1976, periode 1976-1981, dan periode 1981-1986.

Sabam Sirait juga turut menjadi pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada September 1998 dan menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDIP pada 1998-2008.

Penerima Bintang Mahaputera tersebut telah malang melintang di Parlemen.

Sabam menjadi Anggota DPR Gotong Royong (DPR-GR) periode 1967-1973, Anggota DPR RI periode 1973-1982, Anggota DPR RI periode 1992-2009 dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024. Sabam juga pernah menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (DPA-RI) periode 1983-1993.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Lihat Berita Viral Lainnya di Tribun-Medan.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved