Tribun Wiki

Sejarah Kue Keranjang atau Bakul yang Sering Disajikan saat Tahun Baru Imlek

Tahun Baru Imlek sangat identik dengan kue keranjang atau kue bakul. Namun, keberadaan kue keranjang ini ternyata sarat makna

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN
Pekerja menyelesaikan pembuatan kue keranjang di industri rumah tangga di Jalan Bambu I, Medan, Sumatera Utara, Selasa (29/1/2019). Kue keranjang atau disebut juga kue bakul merupakan penganan khas berbahan dasar ketan dan gula pasir yang selalu tersaji setiap perayaan Imlek.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Tahun Baru Imlek identik dengan kue keranjang atau kue bakul.

Adapun kue keranjang atau kue bakul ini biasanya disajikan masyarakat Tionghoa pada momen-momen tertentu, khususnya saat Tahun Baru Imlek.

Ketika Tahun Baru Imlek tiba, masyarakat Tionghoa akan membuat kue dari beras ini, lalu membagikannya ke kerabat dan teman.

Tak jarang, kue keranjang ini juga disusun di altar persembahyangan ketika Tahun Baru Imlek tiba.

Baca juga: Tahun Naga Kayu 2024, Ini Makna dan Artinya

Lantas, seperti apa sejarah kue keranjang ini?

Kenapa kue keranjang atau kue bakul ini identik dengan Tahun Baru Imlek dan masyarakat Tionghoa? 

Dilansir dari National Geographic, kue keranjang adalah kue khas yang selalu disajikan pada saat perayaan Imlek.

Kue keranjang dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Ti Kwe.

Ti Kwe ini memiliki arti sebagai kue manis yang sering disusun tinggi bertingkat dengan penyusunan dari bawah.

Baca juga: Ramalan Shio Tahun Naga Kayu 2024, 4 Shio Ini Akan Menghadapi Tantangan yang Berat

Sehingga atas semakin kecil.

Memiliki arti sebagai peningkatan rejeki atau kemakmuran.

Legenda raksasa Nian

Terdapat sebuah mitos dalam sejarah adanya kue keranjang.

Pada zaman China kuno, ada seekor raksasa yang bernama Nian dan tinggal di sebuah gua di gunung.

Dirinya akan keluar berburu ketika lapar.

Pada musim dingin, banyak hewan berhibernasi.

Hal ini membuat Nian turun ke desa dan mencari korban untuk disantap.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Tahun Baru Imlek 2024 yang Bisa Kamu Bagikan ke Kerabat dan Teman

Banyak masyarakat desa takut dengan Nian selama puluhan tahun.

Sampai akhirnya ada seseorang warga desa yang bernama Gao memiliki akal untuk membuat beberapa kue sedehana.

Kue tersebut terbuat dari tepung ketan dan gula yang dicampur.

Kemudian diletakkan di depan pintu untuk diberikan kepada Nian.

Ketika Nian mencari mangsa, dia melihat kue keranjang di setiap rumah dan memakannya hingga kenyang.

Baca juga: Libur Imlek Jatuh pada 10 Februari 2024, Berikut Daftar Lengkap Libur Nasional di Kalender 2024

Nian pun kembali ke gua meninggalkan desa.

Sejak saat itu penduduk desa membuat kue keranjang setiap musim dingin untuk mencegah Nian memburu dan memakan manusia.

Selain itu juga untuk mengingat jasa Gao yang sudah berhasil mencegah Nian memburu manusia dan menemukan kue beras tersebut.

Makna kue keranjang

Terdapat beberapa makna yang ada pada kue keranjang sehingga menjadi makanan wajib saat Imlek. Berikut maknanya:

- Kebersamaan

Secara filosofi, kue keranjang terbuat dari tepung ketan dan memiliki sifat yang lengket memiliki arti persaudaraan yang sangat erat dan menyatu.

Rasa kue keranjang yang manis juga menggambarkan rasa suka cita, menikmati keberkatan, dan memberikan yang terbaik dalam hidup.

Bentuk kue keranjang yang bulat dan tidak memiliki sudut mewakili makna kekeluargaan.

Dalam hal ini keluarga lebih penting dan akan selalu bersama tanpa batas waktu.

Baca juga: KAPAN LIbur Imlek 2024, Berikut Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024

Dengan kue keranjang akan menciptakan kerukunan dalam hidup dan siap menghadapi hari-hari ke depan.

Sedangkan untuk daya tahan kue keranjang yang lama memiliki arti hubungan yang abadi meski zaman berubah.

Keseruaan dan sikap saling meolong sangat penting untuk mewujudkan pesan tersebut.

Sehingga dengan adanya kue keranjang makna kekeluargaan akan selalu terjalin dengan baik.

- Sabar dan pantang menyerah

Tekstur pada kue keranjang memiliki arti sebuah kegigihan, keuletan, daya juang, dan pantang menyerah dalam meraih tujuan hidup.

Proses pembuatan kue keranjang yang memakan waktu 11-12 jam memiliki arti yang sangat penting.

Dengan proses yang lama mewakili rasa sabar, keteguhan hati dan cita-cita untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Proses pembuatan dilakukan dengan pikiran yang bersih dan jernih, serta memerlukan konsentrasi.

Bahkan dalam pembuatan kue keranjang harus membersihkan hati dari prasangkan buruk untuk menghasilkan kue yang enak dan tekstur yang sempurna.

Jika semua nilai dilanggar, kemungkinan kue keranjang yang dihasilkan akan tidak sempurna, lembek, dan pucat.

Untuk itu sebagai insan manusia hendaknya selalu berpikir positif dan membersihkan hati dari prasangka yang buruk.

Sehingga dalam menjalani kehidupan bisa lebih baik.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved