Breaking News

Viral Medsos

INI PENYEBAB Gibran Tanyakan Lithium Ferro Phosphate - Nikel ke Muhaimin dalam Debat Cawapres 2024

Tom Lembong disebut-sebut Gibran saat beradu debat dengan cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

|
Editor: AbdiTumanggor
istimewa
INI PENYEBAB Gibran Tanyakan Lithium Ferro Phosphate - Nikel ke Muhaimin dalam Debat Cawapres 2024 pada Minggu (21/1/2024) malam. (kolase/istimewa) 

Usai debat cawapres, Muhaimin mengaku akan menghubungi Tom Lembong melalui sambungan telepon guna menyampaikan "ada yang kangen".

"Ya sebentar kagi saya mau telepon beliau, bukan konsultasi bukan, tapi ada yang kangen rupanya," kata Muhaimin usai debat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu.

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Cak Imin tak paham dengan pertanyaan yang ia ajukan dalam debat kedua cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024) malam. (Tangkapan Layar Video)
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan, Cak Imin tak paham dengan pertanyaan yang ia ajukan dalam debat kedua cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2024) malam. (Tangkapan Layar Video)

Pernyataan Tom Lembong soal Nikel

Sebelumnya, dikutip dari tayangan YouTube Total Politik, Senin (22/1/2024), Thomas atau Tom Lembong menjabarkan secara lengkap hal yang menjadi dasar AMIN jika memimpin, akan memperbaiki kebijakan pertambangan nIkel tersebut.

Kebijakan ekplorasi nikel besar-besaran di Indonesia saat ini menurutnya sangat mengkhawatirkan. "Harga nikel global di seluruh dunia sudah turun kurang lebih 30 persen dalam 12 bulan terakhir, dan diprediksi tahun depan ada surplus stok nikel di dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Jadi dengan begitu gencarnya pembangunan smelter di indonesia, kita membanjiri dunia dengan nikel, harga jatuh terjadi kondisi oversupply," ujar Tom Lembong.

Karena begitu besarnya pasokan nikel RI membanjiri dunia dan berkembang pesatnya produksi baterai kendaraan listrik, lanjut Tom, Pemerintah pede bisa mendominasi pasar dunia.

"Akhirnya mereka ketakutan dan kehilangan kepercayaan. mereka cari opsi lain, formulasi bahan baterai yang tidak menggunakan nikel," tambahnya.

Hal itu menurut Tom sangat mengkhawatirkan. Sebab Salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, Tesla, kini katanya sudah tidak lagi menggunakan nikel sebagai bahan baku baterai lithium yang digunakan, tapi LFP. Khususnya, di pabrik yang basis produksinya di China.

"Jadi 100 persen dari semua mobil Tesla yang dibuat di Tiongkok menggunakan baterai yang mengandung nol persen nikel , nol persen cobalt.  Baterainya namanya LFP  jadi pakai besi, pakai fosfat, masih pakai lithium tapi tidak lagi pakai cobalt. itu 100 persen mobil Tesla," ungkapnya.

Tom pun menegaskan, Indonesia tidak bisa lagi ke depannya ketergantungan dengan harga komoditas dunia. Terlebih lagi hilirisasi nikel yang didorong Pemerintah saat banyak aspek negatifnya ketimbang keuntungan yang dirasakan.

"Jadi sebaiknya kita lihat komprehensif, ekspor kita naik dramatis, kemudian gagah-gagahan di dunia, kalau kalian gak nurut kita akan stop jual, itu memicu subsitusi," ungkapnya. "Jadi harus kembali ke suatu kelembagaan yang lebih sitematis, rasional tidak terlalu bombastis, balik ke awal-awalnya pak Jokowi,"ujarnya.

Tom Lembong saat menjadi pembantu Presiden Joko Widodo
Tom Lembong saat menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. (HO)

Lalu, siapa sebenarnya sosok Tom Lembong?

Thomas Trikasih Lembong atau yang dikenal Tom Lembong lahir pada 4 Maret 1971.

Ia meraih gelar sarjananya di Universitas Harvard pada 1994 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang arsitektur dan tata kelola.

Setelah lulus, ia bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di New York dan Singapura pada 1995.

Ia kemudian menjadi bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia pada 1999-2000.

Tom pernah bekerja di Deutsche Bank di Jakarta periode 1998-1999. Di bank itu, ia bertugas mengerjakan rekapitalisasi dan merger Bank Bumi Daya, Bank Eksim, Bank Dagang Negara dan Bank Bapindo menjadi Bank Mandiri.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved