Sumut Terkini
Kasus Pegawai Puskesmas Tebingtinggi yang Viral, BPJS Kesehatan : Sudah Saling Memaafkan
Begitu mendapat informasi dari media sosial pihak BPJS Kesehatan pun langsung melakukan tindaklanjut dan investigasi.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Pihak BPJS Kesehatan Cabang Lubuk Pakam turun tangan menindaklanjuti kasus viral yang terjadi di Puskesmas Tanjung Marulak Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi.
Pihak cabang turun lantaran wilayah ini termasuk bagian dari wilayah kerja mereka.
Begitu mendapat informasi dari media sosial pihak BPJS Kesehatan pun langsung melakukan tindaklanjut dan investigasi.
Diketahui kalau kejadian di puskesmas itu terjadi pada Kamis, (18/1/2024).
"Sebelum viral secara nasional kami sudah dapat informasi karena ada di kami itu juga media monitoring dan kami gerak cepat itu hari Jumatnya.
Petugas kami Kepala Tebingtinggi langsung berkunjung ke peserta dan konfirmasi langsung kepada pihak Puskesmas.
Menurut peserta dia bawa KTP dan menurut petugas dia tidak menunjukkan KTP karena cuma bawa kartu berobat,"ujar Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Lubukpakam, Ikhwal Maulana Senin, (22/1/2024).
Ikhwal menyampaikan pada Senin (21/1/2024) pagi kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Baik peserta maupun pegawai puskesmas disebut sudah saling memaafkan. Mediasi yang terjadi juga disaksikan oleh beberapa wartawan.
"Tadi sudah mediasi dan terjadilah saling maaf memaafkan. Mediasinya tadi di Puskesmas dan sudah clear. Wartawan pun banyak juga tadi yang datang. Ada pihak dari dinas kesehatan dan kami juga. Kami hanya memastikan pelayanan itu mudah cepat dan setara," kata Ikhwal.
Ikhwal menyebut mereka juga telah memberikan masukan atau saran kepada pihak puskesmas atas kondisi yang terjadi.
Ke depan jika ada peserta yang mungkin terlibat selisih paham dengan pegawai puskesmas bisa ada petugas lain setingkat pengawas yang bisa menghendling agar tidak terjadi keributan antara kedua belah pihak.
Disebut kalau pihak Puskesmas pun sudah paham kalau untuk mendapat pelayanan di faskes bisa hanya dengan membawa KTP peserta tanpa kartu BPJS Kesehatan.
"Si bapak (peserta) informasi yang kami dapatkan datang dengan keluhan hipertensi. Dia minta dilayani terlebih dahulu karena kartu bisa datang menyusul.
Beliau kecewa terjadilah kata kata yang mungkin membuat terpancing petugas Puskesmas. Kedatangan kami memastikan pemahaman Puskesmas ini sudah paham belum KTP bisa digunakan," ucap Ikhwal.
Ditambahkan Ikhwal setiap pasien emergency sesuai ketentuan wajib dilayani lebih dahulu tanpa menanyai kartu yang menyangkut untuk kepentingan administrasi.
Sudah ada regulasi yang merinci soal kriteria-kriteria emergency.
Untuk Puskesmas Tanjung Marulak ini masuk kategori puskesmas rawat jalan bukan rawat inap.
Dianggap inti dari masalah ini hanya miskomunikasi saja.
"Yang jelas sebenarnya tidak ada laporan ke kami dari peserta. Peserta hanya komplain kepada Dinas Kesehatan dan PJ Walikota saja.
Tapi kami kan tidak tinggal diam makanya kami datang. Ini akan jadi catatan kami juga karena kasusnya juga sudah clear. Yang jelas ini jadi catatan kami juga,"sebut Ikhwal.

Kepala Puskesmas Tanjung Marulak di Kota Tebingtinggi, dr Kurniadinata angkat bicara soal adanya video viral yang memperlihatkan pegawainya menolak pasien yang tak memiliki BPJS Kesehatan. Video tersebut pun viral di media sosial dan mengundang amarah netizen.
Dihubungi reporter Tribun-medan.com, Minggu (21/1/2024), dr Kurnia mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat dirinya sedang rapat.
Setelah mendengar kabar, dirinya pun memintai keterangan pegawainya soal aksi penolakan warga tanpa BPJS Kesehatan tersebut.
"Jadi setelah dimintai keterangan, ternyata warga tersebut hanya membawa kartu berobat. Beliau tidak punya kartu BPJS dan tidak bawa KTP. Tidak seluruhnya seperti video yang beredar," kata dr. Kurnia.
Padahal menurut Kurnia, bila yang bersangkutan tidak memiliki BPJS, layanan kesehatan tetap bisa diterima asal membawa KTP untuk meyakinkan tenaga kesehatan mengambil langkah medis. Sebab untuk melakukan tindakan diperlukan identitas yang jelas.
Diterangkan Kurnia, dengan adanya kartu identitas, pihaknya bisa melihat apakah penyakit pasien/warga menular atau membutuhkan penanganan serius.
Selain itu puskesmas bisa meyakinkan bahwa warga yang diperiksa sesuai dengan identitas, bukan untuk orang lain.
"Warga bilang ada bawa KTP, itu nggak ada. Karena KTP kan diperlukan untuk rekam medis dan sebagainya, atau alergi atau virus kan diperlukan KTP. Petugas saya minta kartu itu, warga yang bersangkutan menolak," katanya.
"Jadi beliau datang dengan keluhan hipertensi ya. Mungkin di situ juga pegawai saya tidak tenang juga, makanya ribut. Tapi setelah kejadian, sudah kita panggil pegawai semua untuk rapat. Biar ke depan lebih persuasif dan humanis dalam pelayanan," kata dr Kurnia yang mengaku akan mengevaluasi layanan di puskesmasnya.
Sementara itu, pengaman kebijakan publik yang juga jejaring Ombudsman Sumut mengatakan seharusnya puskesmas lebih berinisiatif untuk mengambil tindakan.
Kepala puskesmas seharusnya lebih peka dengan kondisi seperti ini yang kapan pun bisa terjadi.
"Seharusnya caranya lebih santun lagi ya. Jangan mengedepankan emosional. Paling tidak pegawai mengkonsultasikan ke kepala puskesmanya untuk mengambil tindakan. Nah ketika ibu itu konsultasi jadi kapusnya ini memberikan dispensasi, keringanan. Ini untuk menghindari malpelayanan publik," katanya.
Bila warga tidak membawa KTP, seharusnya puskesmas lebih bijak lagi. Apalagi Puskesmas Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan ini memiliki akreditasi yang unggul dibanding puskesmas lainnya di Tebingtinggi.
"Kan sudah akreditasi, harusnya lebih bijak untuk hal seperti ini. Misalkan gak bawa KTP, ya dibantu menjemput. Atau hanya perlu difoto oleh keluarga di rumah atau seperti apa," pungkasnya
Sebelumnya, viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pegawai puskesmas ngamuk ke pasien yang hendak berobat.
Adapun insiden pegawai ngamuk ke pasien tersebut terjadi di Puskesmas Tanjung Marulak, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi.
Diketahui, pegawai puskesmas tersebut ngamuk lantaran pasien tak membawa kartu BPJS saat hendak berobat pada Kamis (18/1/24).
Awalnya pasien meminta dilayani terlebih dahulu dengan membawa KTP dan kartu kunjungan puskesmas.
Namun bukannya mendapat perawatan, pasien tersebut justru mendapat amukan dari salah satu pegawai wanita di puskesmas itu.
Video yang memperlihatkan saat pegawai puskesmas tersebut mengamuk ke pasien beredar luas di media sosial, salah satunya di akun X @REP0RT_ID.
“Tak bawa kartu BPJS, Pegawai puskesmas tanjung marulak, tebing tinggi tolak pasien hingga ngamuk,” isi narasi dalam keterangan unggahan itu.
Dalam video tersebut, tampak pasien laki-laki yang mengenakan baju berwarna hitam mendatangi pegawai puskesmas yang tengah bertugas.
Ketika berada di meja pendaftaran, seorang pegawai wanita meminta kartu BPJS Kesehatan.
Namun saat itu pasien tersebut tak membawa kartu BPJS yang diminta.
Pegawai tersebut malah menolak lantaran pasien hanya membawa kartu kunjungan Puskesmas dan KTP.
Saat itu pasien meminta dispensasi, staf tersebut justru ngamuk.
Terlihat dalam video itu, pegawai puskesmas yang mengenakan batik dan jilbab berwarna coklat tersebut marah - marah dan membanting pensil di mejanya.
Sementara itu, pada video lainnya, tampak Kepala Puskesmas memberi penjelasan bahwa pasien seharusnya bisa dilayani meski hanya membawa KTP saja.
Ia mengatakan akan segera memanggil dan memberi penjelasan kepada pegawai puskesmas yang saat ini tengah viral tersebut.
Meski demikian, kini video itu sudah beredar luas di media sosial dan menuai ragam komentar dari warganet.
Tak sedikit warganet yang menyayangkan pelayanan yang diberikan pegawai puskesmas Tanjung Marulak Tebing Tinggi tersebut.
“Perjuangan rakyat kecil, untuk menikmati fasilitas kesehatan aja harus drama dulu, mungkin petugas puskesmas nya juga taat prosedur,kalo mau periksa harus bawa kartu BPJS, belum lagi minta rujukan ke faskes diatasnya...huh.. sulit,” tulis @nowodjati.
“Pengalaman saya. Ketika berobat ke klinik dan saya lupa bawa kartu BPJS, orang klinik minta ktp, ada juga yg bertanya kalau ada yg bisa dihubungi keluarganya tolong antarkan kartu BPJS. Ke ksini(klinik)
Klo perempuan yg di video asli SDM rendah dan perlu di PHK,” tulis @edi231665.
“Ini menyakitkan dan mengecewakan kita2yg susah rutin bayar, oknum ini mau enaknya,” tulis @dmasjuli.
(dra/tribun-medan.com).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.