Viral Medsos
DUEL MAUT 2 Kakak Adik Lawan 10 Pendekar: 4 Orang Tewas, Terungkap Ilmu Kebal dan Guru Kakak Beradik
Keduanya duel maut menggunakan sajam carok atau celurit dengan lawannya 10 orang di Madura Jawa Timur. 4 Orang lawan tewas.
TRIBUN-MEDAN.COM - Kakak beradik, Hasan Busri (39) dan Werdi (35), terancam penjara seumur hidup.
Keduanya duel maut menggunakan sajam carok atau celurit dengan lawannya 10 orang.
Dalam duel maut 2 lawan 10 ini, Hasan dan Werdi berhasil membunuh 4 orang lawan.
Dari mana kehebatan dan ilmu kedua pelaku? Berikut pengakuan Hasan dan Werdi.
Diberitakan sebelumnya, tragedi maut carok Madura yang menewaskan 4 pendekar itu terjadi di Desa Bumi Anyar, Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Pada Jumat (12/1/2024) malam yang duel sekitar 1 menit itu menewaskan 4 pendekar yaitu; Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri, dan Hafid.
Keempatnya tewas di tangan kakak beradik, Hasan Busri dan Werdi. Carok atau pertarungan memakai senjata tajam celurit.
Secara definitif, carok adalah sebuah tradisi menyabung nyawa dalam menyelesaikan suatu konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat suku Madura.
Masyarakat Madura memegang teguh peribahasa “katembheng pote mata ango'a poteya tolang” yang memiliki arti “daripada menanggung malu, lebih baik berkalang di tanah”.
Mat Tanjar, Mat Terdam, Najehri dan Hafid pun tewas usai duel carok melawan Hasan Busri dan Werdi.
Jasad ke-empat pendekar desa itu pun telah dimakamkan oleh kelauarganya masing-masing.
Sementara, tersangka Hasan Busri dan Werdi sudah ditahan aparat kepolisian Polres Bangkalan.
Kedua tersangka dikenakan pasal penjara seumur hidup
Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya dalam keterangannya dikutip pada Jumat (26/1/2024) mengatakan, kedua pelaku terancam hukuman penjara semuru hidup.
“Penerapan Pasal 340 KUHP, seumur hidup,” ucap AKBP Febri Isman Jaya.
Insiden carok di Madura itu masih menyimpan duka mendalam bagi keluarga korban.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Bumi Anyar saat diwawancari wartawan terkait kondisi keluarga korban Mat Tanjar CS.
Menurut pria yang akrab disapa Pak Bun, insiden carok di wilayah Madura memang cukup sering terjadi.
"Lumayan sering lah (carok) kalau di Madura," bebernya.
Namun, untuk di wilayah desanya ini hingga menelan korban jiwa merupakan kali pertama.
"Pernah ada (di Bumi Anyar) cuma hanya sebatas pembacokan, engga sampai meninggal," kata dia dikutip dari TribunnewsBogor.com.
Kades menjelaskan, insiden carok kerap terjadi ketika harga diri seseorang mau dijatuhkan oleh orang lain.
"Yang terjadi cara penyelesaikannya ke situ (carok),"jelas dia.
Yang kedua, sambung dia, terkait dengan istri. "Kalau masalah istri di Madura tidak ada jalan keluar lagi, kalau (masalah) yang lainnya saya rasa bisa dimusyawarahkan," terang dia.
Kades menjelaskan, saat ini kondisi di wilayahnya masih belum sepenuhnya kondusif pasca insiden carok yang menewaskan 4 orang tersebut.
Terlebih, jika ada pihak dari luar yang datang ingin bertemu dengan keluarga korban Mat Tanjar CS.
Selain keluarga korban masih dalam kondisi berduka, pihaknya juga menghidari hal-hal yang tak diinginkan.
"Saya rasa situasi ini belum kondusiif (untuk bertemu keluarga korban), dalam artian ketika ada tamu dari luar yang sebelumnya belum dikenal, inikan nantikan timbul pertanyaan-pertanyaan, jadi untuk sementara kita menghindari supaya tidak terjadi pemikiran yang aneh-aneh dari keluarga korban," tuturnya.
Ia berharap, desanya kembali aman dan kondusif serta tidak terjadi lagi insiden mengerikan tersebut.
Kedua tersangka mengaku menyesal
Sementara itu, Hasan Busri (39) dan adiknya Wardi (35) memberikan pengakuan soal carok maut yang menewaskan Mat Tanjar (45), dan ketiga kerabatnya.
Hasan Busri dan Werdi, pelaku carok di Madura mengaku menyesal dan menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban.
"Saya selaku tersangka, minta maaf kepada keluarga korban karena faktor kehilafan saya. Saya enggak ada maksud membunuh," ungkapnya.
Pengakuan tersebut diungkapkan Hasan Busri dan Wardi dari dalam tahanan Polsek Bangkalan. Keduanya tampak menggunakan baju tahanan berwarna orange.

Kronologi carok
Hasan mengaku, pada Jumat (12/1/2024) malam, sedang menunggu temannya di sisi jalan di Desa Bumi Anyar, Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura untuk menghadiri tahlilan.
Hasan Busri rupanya datang paling awal.Saat sedang menunggu temannya itu, tiba-tiba datang Mat Tanjar dan adiknya Mat Terdam naik motor lalu berhenti di belakang Hasan.
Secara spontan, Hasan pun langsung menengok ke arah datangnya kedua korban. "Pikiran saya, yang bawa motor kencang-kencang sampai lampunya kena mata," kata Hasan.
Karena lampunya menyorot ke mata Hasan, ia pun tak mengenali kedua pengendara itu. Diakui Hasan Busri, saat itu ia memelototi kedua korban.
Hasan Busri pun menduga hal itulah yang membuat Mat Tanjar dan Mat Terdam tersinggung. "Gara-gara dilihat agak melotot mungkin dia tersinggung,"kata dia.
Akhirnya Hasan Busri menyadari bahwa kedua orang itu adalah Mat Tanjar dan Mat Terdam.
Diketahui Mat Tanjar dan Mat Terdam merupakan pendekar yang cukup ditakuti di Desa Bumi Anyar.
Merasa kenal dengan Mat Tanjar dan Mat Terdam, Hasan Busri kemudian menegur keduanya.
"Terus saya nanya sama keduanya, ‘Mau ke mana kak?’," kata Hasan Busri.
Rupanya ucapan ini semakin membuat Mat Tanjar tersinggung. Ia naik pitam karena Hasan Busri berani menyapa dirinya.
"'Kok nanya-nanya? mau apa?’," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar.
Bahkan saat itu Mat Tanjar juga meminta Hasan Busri untuk tidak ikut campur urusan orang.
"Jangan nanya-nanya, jangan mau tahu urusan orang," kata Hasan menirukan ucapan Mat Tanjar lagi.
Rupanya teguran Mat Tanjar itu dipertanyakan lagi oleh Hasan Busri. Sebab Hasan Busri merasa dirinya tak bersalah hanya karena menyapa keduanya.
"Aku bilang ‘Ya kan wajar kak, saya kan kenal negor gitu mau ke mana’," ucap Hasan.
Namun rupanya Mat Tanjar justru makin naik pitam. Mat Tanjar pun langsung turun dari motor dan menghampiri Hasan Busri.
"Setelah saya ngomong gitu, dia turun, terus saya turun juga dari kendaraan saya," ungkap Hasan.
Kemudian Mat Tanjar pun langsung menampar Hasan Busri. "Dia pegang (baju) dengan tangan kanan, namparnya dengan tangan kiri itu," tandasnya.
Mat Tanjar tantang duel carok
Singkat cerita, setelah cekcok, Mat Tanjar kemudian meminta Hasan Busri untuk pulang dan mengambil senjatanya.
Hasan Busri pulang ke rumah dan mengajak adiknya, Werdi. Lalu, Hasan meminta izin ke ibunya akan melakukan carok.
Meski sempat tidak diberi izin, Hasan tetap berangkat dan membawa adiknya, Werdi, untuk ikut melakukan duel maut tersebut.
Kakak beradik itu pun menewaskan 4 pendekar lawannya hanya dalam waktu satu menit.
Saat ditahan polisi, Hasan pun meminta maaf pada ibunya. Apalagi sang ibu sebelumnya sempat melarang Hasan untuk pergi.
"Ibu melarang, tapi bilangnya adek saya itu 'saya ndak kuat bu, saya dipukul', bilang itu," kata kakak kandung Hasan, Abdul Rahman.
Menurut dia, alasan Hasan menerima tantangan Mat Tanjar yakni karena dipukul. "Mungkin itu yang Hasan ndak terima," ujarnya.
Diakui Hasan, sebelum pergi carok lawan 4 orang, ia sempat berpamitan pada ibunya.
Pada Jumat (12/1/2024) malam itu, Hasan pulang ke rumah dan mengambil celurit dari kamarnya.
"Ada orangtua saya yang nanya 'mau ke mana kok bawa celurit?'," kata Hasan.
Kemudian Hasan pun meminta maaf pada ibundanya itu. "Udah jangan pergi kamu," kata Hasan menirukan ucapan ibunya.
Namun larangan itu tak diindahkan oleh Hasan. "Doain saya, aku ada masalah, mau berangkat, bilang gitu," jelasnya.
Bahkan diungkap sang adik, Wendi, ibunya itu sempat memegangi tangan Hasan Busri agar tak usah pergi.
"Udah jangan pergi, jangan pergi, diam di sini," kata Hasan menirukan permintaan ibunya lagi.
Namun diakui Hasan saat itu dirinya sudah terlanjur emosi. "Cuma pamitan, minta maaf, suruh doain aja," kata dia.
Kini Hasan Busri pun mengaku menyesal tak mendengarkan nasihat sang ibu. "Menyesal, saya itu tiap ingat itu sedih," ujarnya.
Bahkan Hasan menyesal meladeni tantangan Mat Tanjar. "Kalau gini prosesnya ngapain saya layanin orang yang nantangin carok itu," kata Hasan.
Usai duel maut menewaskan 4 pendekar, Hasan dan adiknya telepon kakaknya
Dikutip dari Tribunnews Bogor, setelah carok dan menewaskan 4 korban, Hasan dan Werdi kemudian pergi ke kebun belakang rumahnya.
"Lari dari lokasi, menghindar," kata Hasan, Selasa (23/1/2024).
Keduanya lari bukan untuk kabur, tapi untuk menyerahkan diri ke polisi.
Mereka kemudian menghubungi kakak tertuanya untuk meminta lapor ke polisi. "Suruh lapor polisi," ungkap Hasan lagi.
Diakui Hasan dan Werdi, keduanya lari ke kebun belakang rumah karena sudah kebingungan.
Hasan mengaku tak mungkin pulang ke rumah, karena hanya ada istri dan ibunya. "Bingung mau ke mana, lebih baik menyerahkan diri," katanya.
Setelah itu, kakak mereka, Abdul Rahman kemudian datang ke kebun setelah ditelepon keduanya.
Diungkap sang kakak, Abdul Rahman, kondisi Hasan dan Werdi saat itu gemetar.
"Kenapa kamu lakukan itu, dek?," tanya Abdul Rahman pada kedua adiknya.
Saat itu Hasan mengaku emosi lantaran dipukul oleh Mat Tanjar.
"Saya ndak kuat, saya dipukul katanya," ujar sang kakak menirukan ucapan Hasan Busri malam itu.
Lantas Abdul Rahman pun menanyakan apa kesalah Hasan hingga akhirnya dipukul oleh Mat Tanjar.
"Saya ndak punya salah apa-apa, saya cuma negor bilangnya mau ke mana kak," jelasnya lagi menirukan penjelasan Hasan Busri.
Namun Mat Tanjar saat itu naik pitam hingga turun dari motor lantas memukuli Hasan.
Sebagai kakak, perasaan Abdul Rahman saat itu langsung tak karuan. "Takut, gimana campur aduk ya," kata Abdul Rahman.
Apalagi diakui Abdul Rahman, ia juga mengenali para korban. "Saling kenal tatap muka, biasa lewat," bebernya.
Setelah itu Abdul Rahman pun membawa dua adiknya itu pulang ke rumah ibunya untuk menyerahkan diri ke polisi.
Tak lama kemudian keduanya dijemput oleh polisi dari tim gabungan Jatanras Ditreskrimum dan Sat Reskrim Polres Bangkalan.
Menurut dia, saat itu ibu dan istri Hasan langsung histeris. "Waduh nangis, apalagi istrinya, ndak bisa dibayangkan, ibu juga nangis karena udah sepuh," kata dia.
Pesan Hasan ke kakaknya
Kemudian sebelum dibawa ke Polres Bangkalan, Hasan pun menitipkan anak-anaknya kepada Abdul Rahman.
"Dia bilang tolong kasih makan anak saya, bilangnya ke saya, jaga, disuruh ngaji," jelasnya.
Bahkan hingga saat ini, kata dia, istri Hasan masih sering menangis.
Apalagi, ia kini harus jadi tulang punggung keluarga, setelah suaminya dipenjara.
"Istrinya sering nangis sampai sekarang, dia tulang punggung, anaknya kecil-kecil," pungkasnya.
Hasan dan Werdi diamankan pada 13 Januari 2024 sekira pukul 01.00 WIB dini hari.
Di sisi lain, Abdul Rahman mewakili keluarga meminta maaf kepada keluarga korban.
Abdul Rahman mendoakan, para mendiang korban carok diterima di sisi Tuhan yang Maha Esa.
"Saya mewakili keluarga besar saya mohon maaf seribu maaf mungkin ini terlanjur jadi ke depannya mudah-mudahan selamat semua,"
"Saya mohon maaf pada istri, saudaranya yang masih saudara sama saya, saya tidak menginginkan itu sebenarnya,"
"Muda-mudahan almarhum sama keluarganya Mat Tanjar semua diterima di sisi Allah," imbuhnya.
Dikabarkan Duel Carok 5 orang vs 2 Orang

Dilansir dari Tribun-video.com, strategi pelaku carok di Madura berhasil menumbangkan 4 lawannya dalam 1 menit.
Peranan Werdi, adik Hasan Busri saat duel carok melawan 4 orang di Madura cukup penting.
Sebab, Werdi berperan melindungi Hasan saat menyerang Mat Tanjar dalam duel carok tersebut.
Hasan dan Werdi melawan 5 orang saat carok di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjung Bumi, Bangkalan, Jawa Timur.
Empat orang tewas dalam duel carok pada Jumat (12/1/2024) itu. Sementara satu orang lainnya disuruh pulang oleh Hasan Busri.
Informasinya, ada 10 orang lebih dari pihak Mat Tanjar, tetapi hanya 5 orang saja yang turun duel vs Hasan Busri Tanjung dan Mawardi.
Dari 5 orang duel itu, 4 di antaranya tewas. Namun ada satu orang yang berhasil selamat setelah diampuni oleh Hasan Busri Tanjung dan Mawardi.
Saat duel melawan Mat Tanjar, Hasan Busri Tanjung sengaja maju lebih dulu meninggalkan Werdi.
"Sebelum ini (Werdi) berhenti, saya sudah loncat duluan," kata Hasan.
Saat tiba di TKP, diakui Hasan, Mat Tanjar bersama teman-temannya sudah siap duel carok.
Ada sekitar 10 orang saat itu yang ada di TKP. Semuanya menurut pelaku, membawa senjata masing-masing.
Namun yang ikut carok bersama mereka saat itu hanya 5 orang.
Strategi Hasan saat duel yakni menyerang pendekar yang paling kuat, yakni Mat Tanjar.
"(langsung nyerang) Si Mat Tanjar, yang mukul saya," ungkap Hasan.
Dari serangannya yang tak sampai satu menit itu, Hasan berhasil menumbangkan Mat Tanjar.
"Kena sabetan berapa kali terus tumbang," kata dia.
Usai menumbangkan pendekar utama, Hasan pun diserang oleh adik Mat Tanjar, yakni Mat Terdam.
Mat Terdam menyerang Hasan dari belakang, namun tak kena. Saat Mat Terdam hendak menyerang lagi, Hasan Busri langsung melumpuhkannya.
"Terus dia mau nyerang kedua kalinya saya libas tangannya, ndak tahu kena tangan mungkin itu," ungkapnya.
Dari luka pada jenazah Mat Tanjar dan Mat Terdam, terlihat luka sabetan yang cukup dalam.
Bahkan tangan Mat Tandar tampak terputus. Setelah itu, Hasan mengaku tak tau bagaimana dua korban lainnya tumbang.
"Yang duanya (2 korban lain), ini yang lawan," kata Hasan Busri menunjuk adiknya, Werdi.
Diakui Werdi, saat itu dirinya maju belakangan karena menepikan motornya lebih dulu.
Ia mengaku melihat Hasan Busri sedang menyerang Mat Tanjar. Kemudian Hasan terlihat dikejar juga oleh dua orang lainnya.
"Adeknya sama Hafid itu mau nyerang dari belakang pakai celurit," kata dia.
Tanpa pikir panjang, Werdi pun kemudian menyerang dua orang yang mengejar kakaknya itu.
"Yang agak di samping kiri yang hampir mau melukai Hasan, saya tebas duluan itu," jelasnya.
Saat itu, Werdi pun diserang yang lainnya. Kemudian salah satunya ikut tumbang usai dule dengan Werdi.
Sementara satu orang lain disuruh pulang oleh Hasan Busri. "Itu yang baju putih mungkin, nyerang saya terus, saya mundur, saya sikut gak kena, ditarik sama ini (Hasan)," ungkapnya.
Diakui Hasan, ia pun memberikan pilihan pada orang itu untuk melarikan diri. "Saya bilang kalau kamu maksa, bisa mati juga kamu. Udah kamu lari," tandasnya.
Banyak orang curiga bahwa Hasan Busri memiliki ilmu kebal. Namun Hasan Busri menepisnya. "Ndak pak," kata Hasan sembari tertawa.
Betapa tidak, pasalnya jaket jins yang ia pakai saat carok Madura mengalami robek di bagian lengan. Namun lengan Hasan hanya mengalami luka gores saja.
Meski demikian, Hasan mengaku memang pernah belajar silat di Kalimantan.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.