Kampanye Ganjar

Ganjar Khawatir Presiden Ikutan Kampanye Buat ASN Jadi tak Netral dan Menurunkan Demokrasi

Calon presiden Ganjar Pranowo memiliki kekhawatiran terhadap keikut sertaan presiden dalam memihak dan mengkampanyekan salah satu calon presiden.

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Hendrik Naipospos

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Calon presiden Ganjar Pranowo memiliki kekhawatiran terhadap keikut sertaan presiden dalam memihak dan mengkampanyekan salah satu calon presiden.

Hal itu disampaikan Ganjar saat melakukan kampanye di Medan, Minggu (28/1/2024).

Meski diperbolehkan dalam konsitusi, namun menurut Ganjar, kampanye presiden berlaku hanya untuk melanjutkan jabatan kedua kali.


"Boleh harus izin dan harus cuti, sebenarnya ketentuan itu berlakunya hanya untuk presiden yang mau maju lagi, yang incumbent," kata Ganjar.

Ganjar menilai sebaiknya pemerintah dalam hal ini kepala daerah dan kepala negara bersikap netral.

Dia merujuk pada pernyataan presiden yang meminta agar kepala daerah, ASN dan TNI Polri bersikap netral tidak memihak pasangan calon tertentu.

"Lebih baik netral semuanya seperti perintah presiden kepada kepala daerah waktu itu TNI, Polri ASN semua netral," ujarnya.

Ganjar lalu menyinggung mengenai pernyataan Jokowi yang belakangan hari menyatakan jika presiden boleh memihak dan kampanye.

Dia pun khawatir jika hal itu dapat membuat demokrasi di Indonesia menurun.

"Apakah kemudian dibalikkan dengan statement baru ikut kampanye maka saat ini agak mengkhawatirkan karena proses tidak netral kadang berjalan dan itu akan menurunkan kualitas demokrasi."

Sebelumnya presiden Jokowi mengatakan jika presiden boleh memihak dan berkampanye. Hal itu disampaikan Jokowi saat ditanya sejumlah wartawan.

Dia mengatakan, keberpihakan presiden masih sesuai dengan ketentuan yang ada.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved