Medan Terkini

Remaja Ngaku Digilir 4 Pria di Dalam Mobil Perjalanan Medan-Balige, Begini Kata Polisi

Direktorat reserse kriminal umum Polda Sumut masih terus menyelidiki dugaan rudapaksa yang dialami remaja berinisial GLF (17).

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumatera Utara Jhon Hutajulu saat mendatangi Polda Sumut, menanyakan perkembangan kasus dugaan remaja wanita diduga dirudapaksa, Selasa (30/1/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Direktorat reserse kriminal umum Polda Sumut masih terus menyelidiki dugaan rudapaksa yang dialami remaja berinisial GLF (17) warga Kecamatan Medan Helvetia.

Dalam laporan yang dilayangkan ibu korban, anaknya mengaku dirudapaksa empat orang pria secara bergiliran di dalam mobil saat perjalanan dari Medan ke Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

Kasubdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut AKBP Wahyu Ismoyo mengatakan, korban melapor pada 11 Oktober 2023 lalu, sementara peristiwa dugaan pemerkosaan terjadi pada 26 Februari 2023.

Meski ada rentang waktu 8 bulan dari kejadian bulan Februari hingga dilaporkan pada bulan Oktober, sampai saat ini Polisi terus menyelidiki kasus ini, diantaranya memeriksa CCTV dan mencocokkan waktu keberangkatan hingga mereka tiba di Balige.

Korban pun telah divisum guna mencari bukti ada tidaknya kekerasan seksual dialami korban.

"Kita sudah melakukan visum. Tetapi kita masih berusaha membuktikan siapa pelaku, lokasi dan kapan. Yang jelas, kasus ini masih diselidiki secara profesional,"kata Kasubdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut AKBP Wahyu Ismoyo, Selasa (30/1/2024).

Terpisah, ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sumatera Utara Jhon Hutajulu mengatakan, pihaknya turut serta mengawal peristiwa dugaan pemerkosaan terhadap remaja dibawah umur ini.

Mereka sudah meminta penjelasan dari Polda Sumut mengenai penanganan laporan ibu korban.

Dari penjelasan Polisi didapatkan, bahwa ada rentang waktu 8 bulan dari kejadian hingga dilaporkan.

Sehingga, sampai saat ini Polisi masih kesulitan memfaktakan apakah benar ada pencabulan atau tidak.

Namun demikian, hasil visum adanya luka robek dan belum diketahui siapa pelakunya.

Sebab, korban sendiri ngaku tidak mengetahui dan tidak bisa menyebutkan siapa yang dicurigai.

"Tadi dijelaskan bahwa perkara ini masih terus berproses dan kami juga disini terlibat untuk mendampingi korban dan membantu mencari tahu kebenaran peristiwa ini. Hasil visum ada bukti bahwa perbuatan itu memang ada,"kata ketua lembaga perlindungan anak Sumatera Utara Jhon Hutajulu.

Dari analisis dan penjelasan yang didapat, waktu ketika korban berangkat dan tiba ke Balige sesuai jarak tempuh.

Sementara, pengakuan korban setibanya di Siantar, celananya berubah dari celana jeans menjadi celana legging dan ia merasa sakit di kemaluan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved