Viral Medsos

KENAPA Erick Thohir Copot Komisaris Utama PT Hutama Karya? Kini Tunjuk Yudo Margono Penggantinya

Jenderal TNI (Purn) Budiman kini tidak lagi menjabat Komisaris Utama (Komut) PT Hutama Karya (Persero) sejak 31 Januari 2024.

|
Editor: AbdiTumanggor
HO
KENAPA Erick Thohir Copot Komisaris Utama PT Hutama Karya Jenderal TNI (Purn) Budiman? Kini Erick Tunjuk Yudo Margono Penggantinya. 

Pasiops Yon Dewasa Tasis Akmil 1984

Dan Kotakta Yontar Remaja 1988

Kasi Siapsat Bangbinsat Ditziad 1989

Kazi Kopassus 1994

Danden Zipur- 6/Kodam VI Tanjung Pura 1990

Danyon Zipur-10 Kostrad 1995

Pabandya 2/Latgab Paban II/Sopsad 1996

Sespri Wakasad 1997

Sespri Kasad 1998

Koorspri Kasad 1998

Danpusdikzi Bogor 1999

Paban II/Bindik Spersad 2002

Dandrem 061/Surya Kencana Kodam III/Siliwangi 2003

Dirjakstra Ditjen Straha Dephan 2006

Staff Ahli Panglima TNI Bidang Polkamnas 2007

Pendidikan:

Akademi Militer 1978

Kursus Dasar Kecabangan Zeni 1979

Combat Engineer Basic Course, Amerika Serikat 1987

Kursus Lanjutan Perwira Zeni 1989

Combat Engineer Advanced Course, Amerika Serikat 1990

Sesko AD 1994

Sesko TNI 2001

Lemhanas 2005

Universitas Ahmad Yani 2011

Kisah Pencopotan Budiman dari KASAD hingga gagal menjadi Panglima TNI

Kisah pergantian mendadak Budiman dari Kasad menjelang Pemilu 2014
Kisah pencopotan mendadak Budiman dari Kasad menjelang Pemilu 2014.

Kala itu, Presiden SBY menunjuk Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, pada Jumat (25/7/2014).

Penunjukan KSAD baru ini sekaligus pemberhentian terhadap Jenderal TNI Budiman yang akhirnya hanya ditempatkan sebagai perwira tertinggi di Mabes TNI.

Budiman pun tak lagi memiliki posisi apa pun di TNI dan hanya menunggu masa pensiunnya yang jatuh pada 25 September 2014.

Prosesi pelantikan Gatot dilakukan pada Jumat pagi tadi di Istana Negara. Ketika itu, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko turut melihat pelantikan ini. Namun, Jenderal Budiman tak terlihat pada upacara pelantikan tadi, padahal, menurut informasi dari staf Istana, Jenderal Budiman turut diundang dalam pelantikan itu.

Padahal, Istana Negara adalah tempat yang sakral bagi seorang pejabat tinggi atau perwira tinggi di republik ini. Di sanalah ia akan dilimpahkan jabatan, seperti yang dialami Jenderal Budiman pada 30 Agustus tahun lalu.

Di tempat itu pula, Budiman yang baru saja dilantik mencium tangan Presiden SBY, layaknya mengucapkan terima kasih dan penghormatannya kepada Kepala Negara.

Mengapa Budiman memutuskan tak hadir dalam pelantikan penerusnya itu?

Budiman enggan berkomentar panjang. Dia hanya memastikan tidak ada apa-apa terkait ketidakhadirannya itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Enggak ada apa-apa, cukup ya," ujarnya singkat seusai upacara serah terima jabatan di Mabes TNI AD, Jumat siang itu.

Pergantian KSAD ini cukup mengejutkan lantaran Budiman juga mengaku baru mengetahui pemberhentiannya itu dari kontak telepon Panglima TNI pada 21 Juli petang.

Pada hari itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko memang secara tiba-tiba dipanggil menghadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketika itu, Presiden meminta Moeldoko segera memberikan nama pengganti KSAD Jenderal Budiman yang akan pensiun pada September 2014.

Motif di balik pergantian KSAD baru ini pun menjadi pertanyaan. Pasalnya, Presiden SBY di hadapan 200 perwira tinggi Polri dan TNI sempat meluapkan amarahnya.

Dia mengatakan bahwa saat itu ada upaya menarik jenderal aktif ke dunia politik. "Dari informasi yang telah dikonfirmasikan, tentu bukan konfirmasi yang tidak ada nilainya, mengatakan, ada pihak-pihak yang menarik-narik sejumlah perwira tinggi untuk menarik yang didukungnya," ucap Presiden.

Dari informasi itu, Presiden juga menyindir adanya jenderal aktif yang tidak lagi loyal kepada Presiden sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.

"Bahkan ditambahkan, tidak perlu mendengar presiden kalian. Kan itu presiden kapal karam, lebih baik cari presiden baru yang bersinar. Dalam negeri yang kita cintai, kata-kata ajakan seperti itu hanyalah sebuah godaan," lanjut SBY.

Dia pun tak segan meminta agar jenderal yang tergoda terjun ke dunia politik untuk terlebih dulu mundur. Hingga pada 21 Juli 2014 di masa-masa menjelang Pemilu, Budiman mendapatkan kabar pemberhentiannya itu.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved