Berita Viral
Guru Honorer Penghibah Tanah Sempat Berniat Tutup Sekolah Imbas Tak Diangkat Jadi PNS
Guru honorer penghibah tanah sempat berniat tutup sekolah SDN 26 Lingkungan Ganjenga, Sulawesi Selatan
TRIBUN-MEDAN.COM – Guru honorer penghibah tanah sempat berniat tutup sekolah SDN 26 Lingkungan Ganjenga, Sulawesi Selatan.
Imbas tak dingkat jadi PNS setelah mengabdi selama 17 tahun, guru honorer yang menghibahkan tanah pribadinya jadi Pembangunan sekolah sempat berniat menutup SD tersebut.
Sempat adanya niat menutup sekolah tersebut lantaran guru honorer bernama Mustamin kecewa tak jadi PNS.
Padahal, ia sudah mengabdi 17 tahun di SDN 26 Lingkungan Ganjenga, Sulawesi Selatan.
Seperti diketahui, Mustamin guru honorer menjadi sorotan setelah mengaku sudah menghibahkan lahan pribadinya demi diangkat jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Berharap diangkat jadi PNS, Mustamin sengaja merelakan lahan pribadinya untuk Pembangunan sekolah.
Namun, hingga kini dirinya belum juga diangkat jadi PNS.

Istri Mustamin, Ratnawati menceritakan pengalaman pahit suaminya tersebut.
Pada 2007, Mustamin dengan niat baik hati menghibahkan tanahnya untuk pembangunan SDN 26.
Sekolah tersebut berjarak hanya 100 meter dari kediamannya.
Dalam pertukaran, Mustamin dijanjikan akan diangkat menjadi PNS setelah setia mengabdi di sekolah tersebut selama dua tahun.
Namun, kenyataannya berbeda.
Ratnawati, istri Mustamin yang juga mengajar di sekolah yang sama, menyampaikan pengalaman pahit suaminya.
Baca juga: Sosok Mustamin Guru Honorer Kecewa Tak Diangkat Jadi PNS, Sudah Relakan Tanah Pribadi Jadi Sekolah
Baca juga: Kejamnya Pria di Jakarta Utara, Aniaya Istrinya saat Masak, Korban Digigit hingga Diseret
"Lahan pribadi punya suami saya, dihibahkan dan dijanji mau di PNS kan, katanya honor dulu dua sampai tiga tahun," ungkap Ratnawati dilansir dari Tribun-Timur.com.
Meski perwakilan Bupati Jeneponto pada waktu itu telah menyampaikan janji tersebut secara langsung.
Hingga kini Mustamin tidak kunjung mendapatkan kepastian terkait pengangkatan sebagai PNS.
Ratnawati menyebut bahwa janji tersebut hanya berdasarkan kesepakatan lisan tanpa disertai dokumen tertulis yang mengikat.
"Sampai sekarang tidak ada pengangkatan PNS untuk suamiku," kesal Ratna.
Meski sempat berniat untuk menutup SDN 26 sebagai bentuk protes.
Namun niat Mustamin berhasil dicegah oleh istrinya.
Gedung sekolah tersebut, bahkan hanya memiliki lima gedung tanpa ruangan kantor.
Melansir Tribun Jatim, Ratnawati dan Mustamin sendiri telah mengabdikan diri sebagai guru honorer selama puluhan tahun.
Lamanya pengabdian tersebut dirasa membuat mereka telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai PNS.
Namun, hingga saat ini, janji tersebut masih menjadi harapan yang terus tertunda.
Baca juga: PENYEBAB Kematian Ayah Artis Dewi Lestari, Jenazah Yohan Simangunsong Dimakamkan di Balige Toba
Baca juga: SOSOK Novita Yumi, Istri Kemal Palevi Ikut Sindir Ria Ricis Soal Perceraian, Dinyinyiri Netizen
17 tahun berlalu setelah pembangunan sekolah, hingga kini Mustamin belum mendapatkan ttik terang perihal dirinya diangkat menjadi pegawai negeri.
Padahal, perwakilan Bupati Jeneponto (Radjamilo) pada saat itu datang langsung menemui Mustamin dan menyampaikan janji.
"Waktu itu pejabat yang ada perwakilan dari bupati, ada anggota DPRD, ada pak Dinas Pendidikan.
Yang menjanjikan dulu 01 (bupati) melalui perwakilannya, tahun 2007," lanjut Ratna yang juga masih berstatus honorer dikutip dari TribunJateng.com.
(*/TRIBUN-MEDAN.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.