Viral Medsos
PENYEBAB Kematian Ayah Artis Dewi Lestari, Jenazah Yohan Simangunsong Dimakamkan di Balige Toba
Dee Lestari, sapaan Dewi Lestari, berduka setelah Yohan Simangunsong, sang ayah, meninggal dunia, pada Kamis (1/2/2024) malam.
TRIBUN-MEDAN.COM - Penyanyi, Penulis Novel, dan Pemain Film, Dewi Lestari Simangunsong tengah berduka.
Dee Lestari, sapaan Dewi Lestari, berduka setelah Yohan Simangunsong, sang ayah, meninggal dunia, pada Kamis (1/2/2024) malam.
Dee Lestari mengatakan, mendiang ayah meninggal dunia setelah menderita sakit.
Sakit itu baru diketahui setelah ayah Dewi Lestari menjalani operasi saraf kejepit di akhir tahun 2023.
"Bapak meninggal karena komplikasi penyakit, lebih ke infeksi paru-paru," kata Dewi Lestari di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (2/2/2024).
Operasi saraf kejepit yang dilakukan ayah Dewi Lestari itu berjalan sesuai rencana.
Namun, belakangan diketahui ada komplikasi penyakit dalam tubuh ayah Dewi Lestari.
"Ada infeksi paru yang menyebabkan gangguan di organ-organ tubuh lain," ucapnya.
Dee Lestari menduga faktor usia juga memengaruhi kesehatan ayahnya meski kondisi fisik Yohan Simangunsong terlihat bugar.
"Hanya daya tahan tubuhnya tidak seperti orang muda yang masih sehat," kata Dee Lestari.
"Beliau akhirnya menyerah kurang lebih setelah dirawat sejak 13 Januari 2024 dan berpulang Kamis kemarin," lanjutnya.
Ayah Dewi Lestari akan dimakamkan di kampung halamannya di Balige, Toba, Sumatera Utara, Minggu (4/2/2024) besok.
Sebelum meninggal, ayah Dewi Lestari sudah membangun pemakaman untuk keluarganya.
"Kami sekeluarga akan mengantarkan ke peristirahatan terakhir bapak," ujar Dewi Lestari.
Sosok Dewi Lestari

Dewi Lestari Simangunsong atau yang akrab dipanggil Dee lahir di Bandung, 20 Januari 1976 ( Usia 48).
Dee Lestari seorang pemain film, penulis novel, penulis lagu, dan penyanyi.
Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi.
Ia merupakan alumnus SMP Negeri 2 Bandung dan SMA Negeri 2 Bandung , serta alumnus jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Parahyangan.
Sejak menerbitkan novel Supernova yang populer pada tahun 2001, ia dikenal oleh masyarakat luas sebagai seorang novelis.
Dee Lestari lahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Yohan Simangunsong (alm) dan Tiurlan br Siagian (alm).
Sepertinya, darah seni mengalir turun menurun kepada seluruh anggota keluarga ini.
Setidaknya, tiga saudara perempuannya juga aktif di bidang seni, meskipun tidak sama-sama menjadi penulis seperti Dee.
Kakak perempuannya, Key Mangunsong adalah seorang sutradara dan penulis skenario.
Kakak perempuan keduanya, Imelda Rosalin Simangunsong adalah seorang pianis dan penyanyi jazz.
Adik perempuannya, Arina Ephipania Simangunson adalah seorang penyanyi dan merupakan vokalis grup musik Mocca.
Sejak kecil Dee telah akrab dengan musik.
Ayahnya adalah seorang anggota TNI yang belajar piano secara otodidak.
Sebelum bergabung dengan Rida Sita Dewi (RSD), Dee pernah menjadi backing vocal untuk Iwa K, Java Jive dan Chrisye.
Sekitar bulan Mei 1994, ia bersama Rida Farida dan Indah Sita Nursanti bergabung membentuk trio Rida Sita Dewi (RSD) atas prakarsa Ajie Soetama dan Adi Adrian.
Trio RSD meluncurkan album perdana, Antara Kita pada tahun 1995 yang kemudian dilanjutkan dengan album Bertiga (1997).
RSD kemudian berkibar di bawah bendera Sony Music Indonesia dengan merilis album Satu (1999) dengan nomor andalan antara lain, "Kepadamu" dan "Tak Perlu Memiliki".
Menjelang akhir tahun 2002, RSD mengemas lagu-lagu terbaiknya ke dalam album The Best of Rida Sita Dewi dengan tambahan dua lagu baru, yakni "Ketika Kau Jauh" ciptaan Stephan Santoso/Inno Daon dan "Terlambat Bertemu", karya pentolan Kahitna, Yovie Widianto.
Pada tahun 2006, Dee meluncurkan album berbahasa Inggris berjudul Out Of Shell, dan tahun 2008 melucurkan album RectoVerso.
Album ini mengundang Arina Mocca berduet di lagu "Aku Ada" dan berduet di lagu "Peluk" dengan Aqi Alexa. Hits besarnya adalah "Malaikat Juga Tahu".
Di album ini juga Dee merilis ulang lagu milik Marcell Siahan berjudul "Firasat".
Sebelum Novel Supernova keluar, tak banyak orang yang tahu kalau Dee telah sering menulis.

Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter, sebuah media berbasis budaya yang independen dan berskala kecil untuk kalangan sendiri.
Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul "Ekspresi" ke Majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama.
Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di Majalah Mode.
Bahkan ketika masih menjadi siswa SMU 2 Bandung, ia pernah menulis sendiri 15 karangan untuk buletin sekolah.
Novel pertamanya yang sensasional, Supernova 1: Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh, dirilis pada 16 Februari 2001.
Novel yang laku 12.000 eksemplar dalam tempo 35 hari dan terjual sampai kurang lebih 75.000 eksemplar ini banyak menggunakan istilah sains dan cerita cinta.
Bulan Maret 2002, Dee meluncurkan “Supernova Satu” edisi bahasa Inggris untuk menembus pasar internasional dengan menggaet Harry Aveling (60), ahlinya dalam urusan menerjemahkan karya sastra Indonesia ke bahasa Inggris.
Supernova pernah masuk nominasi Katulistiwa Literary Award (KLA) yang digelar QB World Books.
Bersaing bersama para sastrawan kenamaan seperti Goenawan Muhammad, Danarto lewat karya Setangkai Melati di Sayap Jibril, Dorothea Rosa Herliany karya Kill The Radio, Sutardji Calzoum Bachri karya Hujan Menulis Ayam, dan Hamsad Rangkuti karya Sampah Bulan Desember.
Sukses dengan novel pertamanya, Dee meluncurkan novel kedua seri Supernova, yaitu Supernova 2: Akar pada 16 Oktober 2002.
Novel ini sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu.
Umat Hindu menolak dicantumkannya lambang Omkara/Aum yang merupakan aksara suci Brahman Tuhan yang Maha Esa dalam Hindu sebagai kover dalam bukunya.
Akhirnya disepakati bahwa lambang Omkara tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan ke-2 dan seterusnya.
Pada bulan Januari 2005 Dee merilis novel ketiga dari seri Supernova, yaitu Supernova 3: Petir.
Kisah di novel ini masih terkait dengan dua novel sebelumnya. Hanya saja, ia memasukkan 4 tokoh baru dalam Petir.
Salah satunya adalah Elektra, tokoh sentral yang ada di novel tersebut.
Lama tidak menghasilkan karya, pada bulan Agustus 2008, Dee merilis novel terbarunya yaitu Rectoverso yang merupakan paduan fiksi dan musik.
Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Recto Verso merupakan pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tetapi sesungguhnya satu kesatuan.
Saling melengkapi. Buku Rectoverso terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tajuk dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya.
Pada Agustus 2009, Dee menerbitkan novel Perahu Kertas.
Tahun 2012, Dee kembali mengeluarkan novel keempat seri Supernova yang berjudul Supernova 4: Partikel dengan tokoh utama Zarah.
Oktober 2014, Dee menerbitkan novel lanjutan novel seri Supernova yang berjudul Supernova 5: Gelombang dengan tokoh utama Alfa.

Pada tanggal 26 Februari 2016, novel terakhir seri Supernova dengan judul Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi (IEP) telah beredar di toko buku di Indonesia, di mana sebelumnya Dee menjualnya dengan sistem pre order IEP bertandatangan yang dilangsungkan selama 19 hari.
Akibat yang harus ia tanggung adalah menandatangani ribuan buku IEP pesanan pembaca setianya, atau yang biasa disebut Addeection.
Dee menikah dengan penyanyi R&B, Marcell Siahaan pada 12 September 2003.
Melalui pernikahan tersebut, pasangan ini dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Keenan Avalokita Kirana (lahir 5 Agustus 2004).
Pernikahan ini berakhir setelah Dee menggugat cerai Marcell di Pengadilan Negeri Bale Bandung pada 27 Juni 2008.
Dee kemudian menikahi seorang pakar penyembuhan holistik, Reza Gunawan pada 11 November 2008 di Sydney dan dikarunai anak kedua yang bernama Atisha Prajna Tiara.
Pada 6 September 2022, Reza meninggal karena penyakit stroke.
Karya tulis:
Seri Supernova
Supernova 1: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (2001)
Supernova 2: Akar (2002)
Supernova 3: Petir (2004)
Supernova 4: Partikel (2012)
Supernova 5: Gelombang (2014)
Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi (2016)
Buku terkait:
Kepingan Supernova (2014)
Seri Rapijali:
Rapijali 1: Mencari (2021)
Rapijali 2: Menjadi (2021)
Rapijali 3: Kembali (2021)
Novel non-serial:
Perahu Kertas (2009)
Aroma Karsa (2018)
Kumpulan cerpen:
Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu Dekade (2006)
Rectoverso (2008)
Madre (2011)
Non fiksi:
Di Balik Tirai Aroma Karsa (2019)
Rantai Tak Putus (2020)
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
![]() |
---|
DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
![]() |
---|
SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
![]() |
---|
Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
![]() |
---|
Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.