Puasa Ramadan
Mengenal Makna dan Sejarah Puasa Ramadan, Lengkap dengan Hikmahnya
Dalam bahasa Arab, puasa dikenal dengan istilah shaum atau shiyam, yang berarti menahan diri.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com – Puasa di bulan Ramadan adalah rukun Islam ketiga yang wajib dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Dalam bahasa Arab, puasa dikenal dengan istilah shaum atau shiyam, yang berarti menahan diri.
Secara garis besar, puasa adalah kewajiban menahan diri dari makanan, minuman, atau perilaku dan pikiran buruk sejak terbit hingga terbenamnya matahari.
Jadi, ketika berpuasa, tidak hanya makanan atau minuman, tetapi juga niat jahat, kata-kata kasar, dan perilaku yang tidak baik bisa membatalkan puasa. Lantas bagaimana asal-usul dan sejarah puasa ramadan
Asal-usul Puasa Ramadan
Sebelum Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad, Nabi Daud sudah menjalankan puasa terlebih dahulu.
Puasa Nabi Daud dan umatnya dilakukan secara berselang-seling sepanjang hidupnya, yaitu berpuasa pada suatu hari dan tidak berpuasa pada hari berikutnya, dan seterusnya.
Selain itu, tradisi bangsa Yunani juga memiliki kegiatan berpuasa yang biasa dilakukan sebelum berperang.
Jauh di kemudian hari, ketika Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa.
Orang-orang Yahudi Madinah berpuasa setiap tanggal 10 Muharram karena pada hari itu, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya dari kejaran Firaun.
Perintah Puasa Ramadan
Puasa Ramadan diperintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya pada tahun kedua Hijriah, atau bulan Sya'ban pada tahun 624 M.
Perintah untuk menjalankan puasa wajib bagi umat Islam di bulan Ramadan terdapat pada ayat Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 183.
Bunyi surat Al Baqarah ayat 183
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.