Berita Viral

Sosok Marwan Barghouti, Calon Presiden Palestina di Masa Depan yang Diminta Dibebaskan Israel

Inilah sosok Marwan Barghouti, calon presiden Palestina di masa depan yang diminta dibebaskan

|
KOLASE/TRIBUN MEDAN
Sosok Marwan Barghouti, Calon Presiden Palestina di Masa Depan yang Diminta Dibebaskan 

“Hamas ingin menunjukkan kepada rakyat Palestina bahwa mereka bukan pergerakan yang tertutup,” kata Kepala Kementerian Urusan Tahanan Palestina di Tepi Barat, Qadoura Fares yang telah lama terlibat dalam negosiasi pembebasan tahanan, dikutip dari ABC News.

“Mereka mewakili bagian dari komunitas sosial Palestina. Mereka mencoba terlihat bertanggung jawab,” kata Fares.

Baca juga: PILU Nasib Gadis 13 Tahun Diajak Liburan Oleh Ayah, Ternyata Dipaksa Nikah dengan Pria 19 Tahun

Baca juga: Teuku Ryan Ancam Bongkar Aib Ria Ricis, Kesal Dituduh Tak Sentuh Istri Usai Melahirkan

Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan meminta pembebasan Barghouti ketika mediator internasional berupaya mendorong Israel dan Hamas mencapai kesepakatan setelah perang di Gaza nyaris mencapai empat bulan.

Israel saat ini masih mencoba membebaskan lebih dari 100 sandera yang ditahan Hamas di Gaza.

Sementara, Hamas menuntut agar Israel menghentikan serangan militer serta membebaskan ratusan tahanan Palestina.

Barghouti, yang berusia 64 tahun, dianggap sebagai pemimpin Intifada atau gerakan perlawanan rakyat Palestina yang pertama dan yang kedua.

Ia juga pemimpin dari Tanzim, pasukan paramiliter milik Fatah.

Sebelumnya, nama Barghouti juga disertakan Hamas dalam pertukaran tahanan dengan prajurit Israel Gilad Shalit pada 2011, namun akhirnya hal tersebut tak terjadi.

Baca juga: Angger Dimas Menduga Anaknya Meninggal Karena Ditenggelamkan, Lapor Polisi: Menurut Saya Janggal

Baca juga: Tampang Jukir Arogan di Komplek J City Medan, Hantam Mobil Warga Pakai Kursi, Kini Ditangkap Polisi 

Nama-Nama Besar Palestina Bakal Bebas, Termasuk  Marwan Barghouti

Channel 12 Israel melaporkan, Direktur Mossad David Barnea menyodorkan sebuah file bertajuk 'document of principles' kepada Kabinet Perang Israel, Rabu (31/1/2024).

File itu berisi proposal kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas, yang mencakup pembebasan 35 tawanan perang Israel yang ditahan di Jalur Gaza pada tahap pertama dengan imbalan gencatan senjata selama 35 hari.

Media tersebut mengatakan, kesepakatan tersebut “mencakup pembebasan 35 orang yang selamat dari penculikan, termasuk perempuan, korban luka, dan orang lanjut usia, dengan imbalan gencatan senjata yang berlangsung selama 35 hari, yang berarti satu hari gencatan senjata untuk setiap tawanan.”

“Setelah itu, ada kemungkinan untuk memperpanjang gencatan senjata selama satu minggu tambahan, untuk mengadakan negosiasi mengenai kemungkinan menyelesaikan kesepakatan tahap kedua, yang mencakup pembebasan pemuda, dan semua orang yang digambarkan Hamas sebagai tentara Israel,” kata laporan itu menambahkan.

Disisi lain, pada hari Selasa, kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengumumkan, gerakan tersebut telah menerima proposal gencatan senjata setelah pembicaraan di Paris dan akan mempelajarinya.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan kemarin kalau Hamas “bersikukuh bahwa kesepakatan berikutnya mencakup tiga tahanan Palestina yang populer, hanya satu di antaranya yang merupakan anggota gerakan tersebut.”

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved