Pilpres 2024
AHOK TEGASKAN Capres Ganjar dan Anies Tak Mungkin Koalisi di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka suara perihal isu yang sedang hangat, mengenai peluang koalisi capres 01 Anies Baswedan dengan capres 02 Ganjar
TRIBUN-MEDAN.COM - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok buka suara perihal isu yang sedang hangat, mengenai peluang koalisi capres 01 Anies Baswedan dengan capres 02 Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 ini.
Secara tegas, mantan Komisaris Utama Pertamina itu menyatakan bahwa koalisi tersebut tidak mungkin terjadi.
"PDI Perjuangan hanya akan mendorong kader sendiri, kami yakin nggak mungkin. Nggak mungkin nomor 1 dan 2 di putaran kedua,"ujarnya.
"Yang pasti 3 dan 1 atau 3 sama 2, karena sulit, bukan nomor 3.
Saya sudah biasa jadi oposisi, kata Bu Mega waktu itu, yang penting di DPR kita kuat," jelas Ahok dalam dialog kebangsaan di Gereja Hermon, Kota Kupang, NTT, Kamis (8/2/2024).
Menurut Ahok, isu yang berkembang di tengah publik saat ini sama dengan saat pencalonan bakal capres.
Saat itu, Ahok melanjutkan, wacana yang beredar adalah Megawati mendorong anaknya, Puan Maharani, untuk maju sebagai capres.
Nyatanya, isu tersebut terbantahkan ketika Mega memilih Ganjar.
"Jadi isu koalisi ini dari mana? Sama kayak dulu isu Ibu Mega nggak mau Ganjar, karena maunya Puan.
Kalau Puan nggak mau akan dipasangkan dengan Prabowo sama Puan. Itu nggak benar semua,"ujar mantan kader Partai Gerindra itu.
Ahok mengungkapkan Megawati pernah menyebut dirinya cukup dekat dengan Anies Baswedan.
Namun, putri presiden Soekarno itu lebih memilih mencalonkan Ahok dan menjadi lawan Anies pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Waktu itu Ibu Mega bilang sama saya, kalau saya (Mega) sama Anies ini dekat loh Pak Ahok.
Saya dekat tapi kenapa saya tidak mendukungnya jadi Gubernur DKI, kenapa saya harus dukung Pak Ahok? Karena, saya melihat rekam jejak," urai mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Kalau orang yang rekam jejak nggak jelas bekerja, cuma pintar ngomong, nggak mungkin saya dukung," sambung Ahok menirukan perkataan Megawati dikutip dari Tribunnews.com.
Baca juga: Ahok Ungkit Luka Lama, Ungkap Sosok yang Memenjarakannya, Analogikan Kisah Raja Saul dan Daud
Video Ahok Dipotong-potong dan Diedit
Di sisi lain, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya memberikan penjelasan terkait pernyataannya dalam video viral yang menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa bekerja.
Ahok menyebutkan, pernyataannya yang viral itu dipotong-potong dan tidak ditampilkan secara utuh sehingga tidak bisa dipahami konteksnya oleh publik.
"Jangan dipotong konteksnya apa. Ini kan ada nenek-nenek 82 tahun. Dia bilang sama saya harus pilih Prabowo dan Gibran. Saya bilang sorry, saya pilih Pak Ganjar nih. Kenapa? Saya enggak mungkin cerita Nawacita sama itu nenek. Mana ngerti Nawacita? Saya bilang hati-hati, Pak Jokowi sudah kerja 10 tahun, mesti dilanjutkan. Ini bukan pilih Jokowi, tapi pilih Prabowo,” kata Ahok kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (7/2/2024) malam.
Menurut Ahok, jika Prabowo yang menjadi Presiden maka konsep pembangunan Nawacita yang sudah dirintis oleh Presiden Jokowi belum tentu dilanjutkan.
"Emang Gibran bisa kerja? Tahu enggak maksudnya apa? Lu Wakil Presiden mana bisa nerusin Nawacita sih? Yang berkuasa kan Pak Prabowo. Kemudian, saya bilang apa Pak Jokowi bisa kerja? Maksudnya apa? Kalau Pak Jokowi sudah enggak jadi Presiden, emang dia bisa jalanin itu kerjaan Nawacita? Itu konteksnya. Jadi dipotong (videonya),” kata Ahok.
Ahok juga menegaskan, tak segila dan sebodoh itu asal berkomentar terhadap sahabatnya itu.
"Seolah-olah lu kira gua gila selama 10 tahun gue kerja sama Jokowi, emang gue gila. Gue masih waras bos," sambung dia.
"Kalau saya dibilang gila pun dan mau menyerang Jokowi dan Gibran saya juga tidak bego-bego amat menyerang seperti itu. Harusnya menyerang yang lain kek. Masa sebut tidak bisa kerja di depan umum itu gila apa," tambah Ahok lagi.
Ahok mengatakan, ia sudah lama mengenal dan bekerja bersama dengan Presiden Jokowi.
Dengan demikian, ia tidak mungkin mengeluarkan pernyataan sembarangan di depan umum untuk menyerang Presiden Jokowi.

Tanggapan Gibran
Terkait pernyataan Ahok itu, Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tidak terlalu memusingkan kritikan dari Ahok.
Diketahui, pernyataan Ahok baru-baru ini viral yang isinya mengkritik Presiden RI Joko Widodo dan Gibran dengan perkataan tidak bisa kerja.
Meski disebut tak bisa kerja, Gibran tak membalas kritikan Ahok. Namun, ia menilai baik kinerja Ahok selama menjabat Gubernur DKI Jakarta dan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
"Bagus, bagus, bagus selama jadi gubernur, wakil gubernur, menjadi komisaris, baik," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2024).
Lebih Teruji Terkait kritikan Ahok, Gibran mempersilakan masyarakat yang menilainya sendiri.
"Oh ya silakan, itu kan warga yang menilai ya," ujar Gibran.
Lebih lanjut, Gibran menambahkan, kritikan Ahok juga diterimanya sebagai masukan.
"Oh enggak apa-apa, biasa itu, segala masukan kritikan terutama dari Pak Ahok selaku senior mentor kami ya, kami terima," kata dia.
Sebelumnya, pernyataan kritikan Ahok ke Jokowi dan Gibran viral di media sosial.
Ahok terlihat berada dalam suatu forum perbincangan dengan masyarakat.
Ahok saat itu bertanya tentang kinerja Gibran selama dua tahun menjadi Wali Kota Solo yang membuatnya khawatir dengan penunjukan Gibran sebagai cawapres.
"Kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik. Kalau cuma dua tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan," kata Ahok.
"Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama jadi wali kota?" imbuh dia.
Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) itu juga bertanya tentang apakah selama ini Jokowi bisa kerja atau tidak sebab dia merasa tahu betul kinerja mantan koleganya tersebut.
"Terus Ibu pikir Pak Jokowi juga bisa kerja? Saya lebih tahu dan sebenarnya saya enggak enak bilang depan umum," kata Ahok.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.