Berita Medan

RSJ Prof Dr Ildrem Tambah 100 Tempat Tidur untuk Menampung Caleg yang Stres dan Gagal di Pemilu

Pihaknya telah bersiap menambah 100 tempat tidur (bed) untuk mengantisipasi caleg stres tersebut.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO/TribunMedan
RSJ Prof Dr Ildrem Provinsi Sumatera Utara. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Ildrem Provinsi Sumatera Utara, telah bersiap dari jauh hari, untuk menambah ruang tambahan.

Siap menampung jika ada calon legislatif stres yang gagal dalam pemilu 2024.

Direktur Umum RSJ Prof Dr Ildrem, drg. Ismail Lubis, mengatakan, pihaknya telah bersiap menambah 100 tempat tidur (bed) untuk mengantisipasi caleg stres tersebut.

“Kita punya kapasitas tempat tidur 300 dan akan ada penambahan 100 tempat tidur lagi. Namun kita berharap kepada caleg ini harus kuat.

Sementara itu untuk mengatasi agar tidak mengalami gangguan jiwa usai gagal, harus menjunjung tinggi sportivitas yaitu siap menang siap kalah sehingga mental ini siap menghadapi hal-hal yang akan terjadi,” ujar Ismail.

Saat ini jelas Ismail, ada 267 jumlah pasien yang di rawat di RSJ milik Pemprov Sumut tersebut dimana 20 tempat tidur lagi untuk untuk layanan NAPZA.

Untuk kelas 1 ada 10 tempat tidur, kelas 3 sebanyak 162 tempat tidur, kelas 2 ada 80 tempat tidur.

Ditambah gedung depan akan 100 tempat tidur lagi.

Ia juga menuturkan selama ini, dimata masyarakat RSJ hanya melayanin pasien dengan gangguan jiwa.

Padahal menurutnya di RSJ punya layanan yang lain yakni ada dokter layanan anak, dokter penyakit dalam, dokter gigi, dokter neurologi, dokter kulit dan dokter radiologi.

“Ke depan di RSJ ini sesuai transformasi layanan kesehatan nanti ke daerah seperti puskesmas-puskesmas,” tambahnya.

dr. Ricky W. Tarigan dari Poli Klinik RSJ Prof Dr Ildrem menuturkan, terkait berapa besar potensi caleg gagal alami gangguan jiwa.

Dijelaskan dr Ricky terlebih dahulu bahwa sebelum mengalami gangguan jiwa ada beberapa gejala yang harus diketahui yakni rasa khawatir, rasa takut, tidak bisa tidur, ini merupakan awal gangguan jiwa atau tanda-tanda awal.

“Maka kami menyarankan apabila ada tanda-tanda awal prodromal itu muncul lebih baik melakukan wawancara, screening atau konsultasi," ungkapnya.

Dikatakannya, jangan malu dan lepaskan stigma bahwa orang yang datang ke dokter spesialis jiwa itu identik dengan ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved