Sumut Memilih
Suara Ganjar-Mahfud Anjlok di Sumut, TPD Sebut Temukan Intimidasi Hingga Money Politic
Juru bicara TPD Sumut Sutrisno Pangaribuan mengungkapkan jika pihaknya menemukan sejumlah pelanggaran sebelum pemilu berlangsung.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Tim Pemenangan Daerah (TPS) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD Sumatera Utara menanggapi anjloknya perolehan suara di Sumut.
Juru bicara TPD Sumut, Sutrisno Pangaribuan mengungkapkan jika pihaknya menemukan sejumlah pelanggaran sebelum pemilu berlangsung.
Kecurangan itu dilakukan dengan berbagai upayah seperti intimidasi kepada masyarakat penerima bantuan pemerintah melalui program keluarga harapan dan bantuan langsung tunai.
"Dugaan kecurangan kita temukan sebelum pemilu. Temuan kita di lapangan ada ibu ibu yang masuk kelompok penerima manfaat dari program program pemerintah seperti BLT, PKH, dan lainnya.
Dan oleh perangkat desa ada intimidasi untuk warga penerima bantuan memilih calon nomor urut dua dengan ancaman tidak lagi menerima bantuan pemerintah. Itu ada di Tapsel, Madina, di Medan dan itu dilakukan terstruktur dan masif," kata Sutrisno, Jumat (16/2/2024).
Sutrisno juga mengungkapkan adanya pengerahan aparatur desa untuk memenangkan Prabowo dan Gibran.
Tak hanya itu, para perangkat desa juga diminta untuk melakukan kampanye bahkan membuat alay peraga kampanye untuk memenangkan Prabowo.
"Sejumlah daerah di Sumut yang mengumpulkan para perangkat desa seperti, Kepala Dusun, dikumpulkan di kantor Kecamatan kemudian handphone dikumpulkan lalu diberikan arahan untuk memenangkan calon presiden. Itu ada di Tapsel kita temukan.
Ada juga alat peraga kampanye juga dilakukan perangkat desa," kata Sutrisno.
"Jadi kalau ada politisi bansos itu nyata, karena ada intimidasi kalau tidak memilih Prabowo dan Gibran tidak akan dapat lagi. Jadi intimidasi ada," ujarnya.
Sehari sebelum pemilihan umum yakni pada 13 Februari 2024, pihaknya lanjut Sutrisno juga mendapat informasi adanya politik uang untuk memenangkan Prabowo dan Gibran.
Ada pun warga diberikan Rp 50 ribu untuk mencoblos paslon nomor urut 2.
Tiga kecurangan itulah sebut Sutrisno yang membuat kemenangan Prabowo dan Gibran hingga membuat suara Ganjar redup di Sumut.
"Dan sehari sebelum pemilihan ada sekelompok orang datang untuk membagi bagikan uang kepada warga untuk memilih Prabowo dan Gibran. Di Medan ada kita temukan dan di Kabupaten Kota lainnya ada juga. Itu 50 ribu di kasih ke warga," kata Sutrisno.
"Jadi kalau Ganjar dan Mahfud kalah padahal suara kita di DPR tinggi tinggi itu ya karena ada hal hal yang seperti itu. Ada money politic hingga intimidasi," lanjut dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.