Sumut Memilih

BERTAMBAH Eks Kepala Daerah Nyungsep di Dapil Sumut, 7 Orang Gagal, Cuma 6 Berpeluang ke DPR RI

Dari 13 mantan kepala daerah yang jadi caleg di Sumut, cuma enam orang yang berpeluang lolos sebagai wakil rakyat.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN MEDAN
Mantan Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani yang maju dari Partai Nasdem di Dapil Sumut II diperkirakan gagal ke Senayan. 

Pengalaman sebagai kepala daerah menjadi modal besar bagi Andar. Ia melejit di Dapil Sumut II.

Perolehan suaranya bahkan tertinggi di antara caleg yang bertarung di dapil tersebut.

Andar sudah mendapat 51.126 suara. Kontribusi Andar pun membuka peluang bagi Golkar untuk merebut 3 kursi di Dapil Sumut II.

9. Syahrul Martua Pasaribu
Syahrul Martua Pasaribu adalah mantan Bupati Tapanuli Selatan 2 periode yakni 2010-2015 dan 2016-2021.

Setelah lengser, jabatan Bupati Tapanuli Selatan diduduki keponakannya, yaitu Dolly Pasaribu.

Syahrul juga pernah menjabat sebagai Anggota DPRD Sumatera Utara Fraksi Golkar 3 periode yakni 1999—2004, 2004—2009, dan 2009—2010.

Pada Pemilu 2024 ini, Syahrul maju dari Partai Golkar untuk kursi DPR RI dari Dapil Sumut II.

Perolehan suara Syahrul cukup tinggi yakni 29.973. Dengan perolehan suara sementara ini, Syahrul berpeluang lolos ke DPR RI.

Ia bersaing ketat dengan caleg Golkar lainnya, Trinova Khairani yang mendapatkan 28.459 suara.

Adapun Golkar diperkirakan akan mendapat 3 kursi dari Dapil Sumut II. Dua caleg dengan perolehan suara di atas Syahrul adalah Andar Amin Harahap 51.126 dan petahana Lamhot Sinaga 48.752 suara.

10. Bakhtiar Ahmad Sibarani
Bakhtiar Ahmad Sibarani adalah mantan Bupati Tapanuli Tengah periode 2017–2022.

Sebelum menjabat sebagai bupati, Bakhtiar merupakan Ketua DPRD Tapanuli Tengah periode 2014–2017.

Bakhtiar maju dari Partai Nasdem untuk kursi DPR RI di Dapil Sumut II. Tetapi, sejauh ini perolehan suara Baktiar jauh tertinggal dari caleg lainnya.

Ia tercatat baru mendapat 15.408 suara. Adapun dua caleg peraih suara terbanyak di Nasdem adalah Martin Manurung 38.386, dan Ririn Subriana Pasaribu 29.959.

11. Djarot Saiful Hidayat
Djarot pernah menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yaitu 2000–2005 dan 2005–2010.

Ia kemudian dipilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta 2014–2017. Pemilihan Djarot setelah kursi Wagub DKI kosong karena Basuki Tjahja Purnama atau Ahok naik mengisi kursi gubernur yang ditinggalkan Jokowi.

Djarot kemudia maju di Pilkada Sumut 2018. Namun, Djarot yang berpasangan dengan Sihar Sitorus kalah dalam pertarungan politik tersebut.

Ia kemudian menjadi anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil Sumut III.

Kini Djarot kembali maju di dapil yang sama. Hasil penghitungan suara sementara, harapan Djarot melenggang ke Senayan seperti cukup berat.

Penghitungan suara sementara PDIP memang cukup tinggi di Dapil Sumut III. PDIP berpeluang mendapat dua kursi di Dapil Sumut III. Meski begitu, tak tertutup kemungkinan partai banteng mengulangi kesuksesan periode sebelumnya dengan jatah tiga kursi DPR RI.

Meski begitu, posisi Djarot tercecer di urutan kelima dari caleg PDIP lainnya. Ia baru mendapat 19.652 suara, jauh tertinggal dari koleganya di partai banteng.

12. JR Saragih
Jopinus Ramli Saragih atau dikenal sebagai JR Saragih adalah Bupati Simalungun 2 periode, 2010-2021.

Ia sebelumnya pernah berseragam Partai Demokrat. Kini, JR Saragih maju sebagai caleg Nasdem di Dapil Sumut III untuk kursi DPR RI.

Langkah politik JR Saragih terbilang tepat. Ia berpeluang melenggang ke Senayan.

Perolehan suara JR Saragih saat ini berada di urutan kedua dengan 36.210 suara, terpaut cukup lebar dari caleg petahana Rudi Hartono Bangun 49.014 suara.

Berdasarkan hitungan sementara Sirekap KPU, Nasdem mendapatkan dua kursi DPR RI dari Dapil Sumut III. Dengan demikian, JR Saragih bersama Rudi Hartono Bangun diperkirakan bisa sama-sama melenggang ke Senayan.

13. Akhyar Nasution
Akhyar Nasution adalah mantan Wali Kota Medan 2021.

Ia menjabat sebagai Plt Wali Kota Medan sejak 2019, setelah Dzulmi Eldin tersangkut kasus korupsi.

Akhyar mengawali karier di PDIP pada 1998 silam. Namun, ia harus melepas seragam partai banteng karena kecewa atas keputusan DPP PDIP yang memberikan "tiket" Pilkada Medan 2019 kepada Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi.

Akhyar memilih bergabung ke Partai Demokrat. Meski akhirnya bisa mengikuti Pilkada Medan 2019, Akhyar harus mengakui keunggulan pasangan Bobby-Aulia yang diusung banyak partai seperti PDIP, Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, PSI, Hanura, dan PPP.

Pada Pemilu 2024 ini, Akhyar sempat diajukan sebagai bacaleg untuk kursi DPR RI. Belakangan, Akhar memilih untuk bertarung memperebutkan kursi DPRD Provinsi di Dapil Sumut 1.

Data Sirekap KPU, suara Akhyar masih kecil, cuma 178. Jauh dengan perolehan suara caleg Demokrat lainnya seperti Fajri Akbar (1.395) dan Meilizar Latif (912).

Di sisi lain, suara Demokrat di Dapil Sumut 1 DPRD Provinsi terbilang berada di klasemen papan tengah. Demokrat diperkirakan bisa mendapatkan setidaknya 1 kursi DPRD Provinsi Sumut. (*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved