Berita Medan
KESAL Kematian Satwa di Medan Zoo Terus Disorot, PUD : di Kebun Binatang Lainnya Juga Banyak Mati
Menurut Bambang, semua lembaga konservasi maupun kebun binatang, satwanya pasti pernah ada yang mati.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Perusahaan Umum Daerah (Dirut PUD) Pembangunan Kota Medan, Bambang Hendarto mengaku kesal banyak pernyataan para komunitas dan organisasi pencinta hewan yang memojokkan penanganan satwa di Medan Zoo.
Menurut Bambang, semua lembaga konservasi maupun kebun binatang, satwanya pasti pernah ada yang mati.
Hanya saja tidak pernah tersorot oleh media dan masyarakat.
Bambang mengatakan, jika para komunitas ataupun pencinta hewan memberikan masukan yang membangun dan ingin membantu untuk penanganan satwa di Medan Zoo, pihaknya akan menyambut dengan baik.
"Coba kroscek ke tempat lembaga konservasi ataupun kebun binatang banyak juga kok satwanya mati. Bahkan sekelas Siantar Zoo saja itu satwanya pernah ada yang mati. Cuma tidak terekspos saja. Jadi kenapa Medan Zoo diserang terus," ucapnya kepada Tribun Medan, Rabu (28/2/2024).
Dijelaskan Bambang, kondisi Medan Zoo mulai tidak terawat sejak Covid-19.
Pengunjung yang datang sejak dua tahun berlalu juga sudah mulai alami penurunan.
"Gini ya, kita juga enggak mau Medan Zoo seperti itu. Seluruh pengasuh di Medan Zoo itu semua berkompeten dan sayang ke seluruh satwa. Namun kondisi penyakit satwa yang sudah menahun membuat Medan Zoo terus disoroti," jelasnya.
Bambang mengatakan, pihaknya juga sedang mengupayakan penanganan dan perawatan seluruh satwa di Medan Zoo.
"Coba dilihat beberapa satwa mati di Medan Zoo yang diekspos di instagram Wildlife Whisperer Sumatra (WWS) itu berita lama dan sebelum saya menjabat. Jadi, maksud dan tujuan mereka (WWS) itu apa. Niat membantu atau seperti apa. Jangan hanya sekadar memojokkan saja," ucapnya.
Bambang mengatakan, beberapa program untuk penanganan satwa di Medan Zoo itu diantaranya program bapak asuh, pembersihan kandang satwa dan menunggu investor.
"Untuk program bapak asuh ini masih tetap berjalan. Khususnya, harimau ini sudah ada bapak asuhnya. Karena harimau di Medan Zoo ini sisa delapan ekor. Lima harimau dalam keadaan sehat. Tiga harimau sakit, tetapi masih bisa disembuhkan," ucapnya.
Menurutnya, sebagian peserta yang sudah mendaftar menjadi bapak asuh satwa di Medan Zoo ini masih dalam tahap penyeleksian lebih lanjut.
"Karena kita harus mengetahui niat mereka dalam mengasuh. Kita mencari orang-orang yang benar-benar serius dan memiliki empati terhadap satwa di Medan Zoo," ucapnya.
Dijelaskannya, langkah cepat penanganan di Medan Zoo ialah memperbaiki dan membersihkan kandang-kandang satwa.
"Kita juga sudah ada memperbaiki kandang seluruh satwa. Coba masyarakat lihat dan main ke Medan Zoo itu sudah mulai ada perbaikan kandang. Termasuk perawatan kesehatan juga kita perhatikan betul dengan pihak BKSDA," jelasnya.
Dikatakannya, untuk investor Medan Zoo, belum ada perkembangan lanjutan.
Pihaknya masih menunggu arahan Wali Kota Medan.
"Kalau investor itu kita masih tunggu arahan lanjutan dari Pak Wali. Tapi pastinya saat ini Medan Zoo sudah dilakukan perbaikan secara bertahap," ucapnya.
Sementara berdasarkan data dari WWS ada beberapa satwa di Medan Zoo yang mati selain harimau :
1.Beruang Madu (2 Ekor), dikabarkan mati karena sakit. Namun untuk tanggal kematian ditutupi.
2. Kuda Tini, dikabarkan mati saat melahirkan tanpa bantuan medis. Jasad ditemukan mengering. Untuk tanggal kematian tidak diketahui.
3. Owa Agile, dikabarkan mati karena sakit. Untuk tanggal kematian ditutupi.
4. Orang Utan Kalimantan, dikabarkan mati karena obesitas dan luka di kaki. Untuk tanggal kematian ditutupi.
5.Kucing Emas Sumatera (dua ekor). Dikabarkan mati pada bulan Agustus 2023 karena sakit.
(cr5/tribun-medan.com)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.