Viral Medsos

MOTIF 4 Orang Satu Keluarga Melompat dari Atap Apartemen, Ini Penjelasan Polisi

Pakar psikologi klinis soroti gerak-gerik satu keluarga sebelum melompat dari atap apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024)

Editor: AbdiTumanggor
tribunnews.com
Pakar psikologi klinis soroti gerak-gerik satu keluarga sebelum melompat dari atap apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024). Gerak-gerik mereka berempat terekam kamera CCTV apartemen. Dari hasil rekaman CCTV, terlihat detik-detik saat sosok diduga ayah dan ibu mengajak dua anaknya untuk mengkahiri hidup. Melansir TribunJakarta.com, keempat korban datang ke apartemen tersebut pada pukul 16.02 WIB. Mereka datang mengendarai mobil Daihatsu Gran Max berwarna silver dengan nomor polisi B 2972 BIQ. (Tribunnews.com) 

"AEL terikat tali yang sama dengan JW, ikatan tali tersebut mengikat," tutur Agus.

POTRET Sekeluarga Sebelum Lompat dari Lantai 21, Pakaian Rapi Hingga Sempat Cium Anak dan Istri
POTRET Sekeluarga Sebelum Lompat dari Lantai 21, Pakaian Rapi Hingga Sempat Cium Anak dan Istri (Instagram)

Dulu Penghuni Apartemen

Rupanya, keempat korban dulunya merupakan penghuni di apartemen tersebut.

Namun, sudah sekira dua tahun terakhir mereka tak terlihat beraktivitas di apartemen tersebut.

Agus mengungkapkan, satu keluarga tersebut baru terlihat lagi di apartemen itu pada Sabtu.

Namun, bukan untuk tinggal lagi, mereka mendatangi apartemen tersebut untuk mengakhiri hidup.

"Dulu mereka pernah tinggal di sini, kemudian sudah dua tahun belakangan tidak tinggal di sini."

"Baru hari ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," ucap Agus, Sabtu.

Lalu, bagaimana analisis terkait kasus ini berdasarkan sudut pandang psikologi klinis? Berikut penjelasannya.

Diduga Ada Faktor Orang Tua Pengaruhi Keluarga untuk Akhiri Hidup

Pakar psikologi klinis dari Universitas Islam Indonesia (UII), Qurotul Uyun menduga bahwa orang tua yaitu EA dan AEL memiliki peran krusial untuk memengaruhi anak-anaknya untuk ikut mengakhiri hidup.

Hal ini, sambungnya, dapat memengaruhi sudut pandang seluruh keluarga terhadap masa depannya sehingga berakhir putus asa.

"Jika memang di situ, keluarga kompak dalam ide mengakhiri hidup, mungkn orang tuanya yang sangat kuat mempengaruhi keluarganya, sehingga mempengaruhi pola pikir keluarganya menjadi negatif terhadap masa depannya."

"Sehingga putus asa dan menganggap bahwa bunuh diri itu jalan keluar terbaik untuk mengakhiri penderitaan keluarga," kata Uyun kepada Tribunnews.com, Minggu (10/3/2024).

Secara lebih detail, Uyun menduga sang ayah-lah yang berperan paling krusial untuk memengaruhi keluarganya agar mengakhiri hidup.

"Ayahnya kemudian menyebarkan pengaruh negatif bahwa kehidupan mereka akan sulit sehingga mungkin membangun keputusasaan bersama-sama," katanya.

Dukungan Sosial Tidak Mendukung

Uyun juga menduga tidak adanya dukungan sosial dari tetangga keluarga tersebut bisa menjadi salah satu faktor untuk mengakhiri hidup.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved