Bolehkah Penderita Stroke Puasa? Berikut Cara yang Mesti Diketahui

TRIBUN-MEDAN.COM,- Setiap umat muslim umumnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan sebaik-baiknya.

Tujuannya cuma satu, yakni mengharap keridhaan dari Allah S.W.T.

Namun, tidak semua umat muslim bisa berpuasa dengan baik.

Adakalanya umat muslim yang lagi sakit, di perjalanan, maupun wanita haid dan melahirkan tidak bisa melaksanakan ibadah puasa karena kondisinya.

Begitu juga dengan orang yang menderita stroke misalnya.

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa 23 Maret 2024 di Sibuhuan, Salak, Pangururan, Sei Rampah dan Raya

Beberapa dari mereka ada yang ingin sekali menjalankan ibadah puasa.

Tapi karena kondisinya, mereka pun harus meninggalkan puasa Ramadan.

Meski begitu, ternyata penderita stroke masih boleh menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Dengan catatan, harus terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dokter. 

Dilansir dari Tribun Papua, Selasa (19/3/2024), dokter spesialis saraf, dr Lilir Amalini, S menjelaskan, bahwa penderita stroke boleh berpuasa, namun perlu melihat dahulu kondisinya.

Baca juga: Kamu Puasa Tapi Tidak Salat, Lantas Bagaimana Pahalanya? Ini Penjelasan Ulama

Dokter dari Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni) tersebut mengatakan, penderita stroke yang kondisinya stabil setelah menjalani pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter boleh saja menjalani puasa.

Namun, apabila fase strokenya masih akut, masih baru terkena stroke dengan kadar gula darah atau tekanan darah yang belum stabil, maka dianjurkan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.

Penderita stroke sebaiknya juga memerhatikan pola makan saat buka puasa.

Dokter Lilir menyarankan untuk tidak langsung makan dalam porsi besar karena bisa mengakibatkan kenaikan gula darah.

Lilir menyarankan untuk minum air putih dan konsumsi buah-buahan seperti kurma sebanyak 1-2 biji saat buka puasa.

Baca juga: 10 Menu Buka Puasa Khas Medan, Toge Panyabungan, Bubur Pedas hingga Mie Gomak