Viral Medsos

15 Anggota TNI Tersangka, Kini Ditahan Pomdam Jaya, Aniaya 4 Preman yang Tak Mau Ditampung Polisi

Irsyad menjelaskan, para preman yang jadi korban pengeroyokan para anggota TNI tersebut sebelumnya diambil dari kos-kosannya.

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
SEKELOMPOK Anggota TNI yang Keroyok 4 Preman di Depan Mapolres Metro Jakarta Pusat Terancam Dipecat.( HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan Polres Metro Jakarta Pusat sempat tidak mau menerima empat preman warga sipil saat diserahkan oleh anggota TNI.

Menurut Kolonel Irsyad, polisi tidak bersedia menerima keempat preman tersebut karena saat diserahkan sudah dalam kondisi mengenaskan alias babak belur.

Irsyad menjelaskan, para preman yang jadi korban pengeroyokan para anggota TNI tersebut sebelumnya diambil dari kos-kosannya.

Kemudian, lanjut Irsyad, keempat orang tersebut dianiaya. Saat diserahkan ke Polres Metro Jakarta Pusat, mereka pun masih dipukuli juga.

"Waktu diambil dari kos-kosannya itu sudah dipukulin,” kata Irsyad dalam keterangan resminya yang dikutip Tribunnews.com, Senin (1/4/2024).

“Dipukulin terus dalam kondisi itu (babak belur) polres enggak mau terima. Diletakkanlah di depan Polres. Di depan polres pun dipukulin.”

Irsyad menambahkan, pengeroyokan terhadap empat warga sipil tersebut diduga dipicu karena aksi pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI bernama Prada Lukman. "Iya betul. Gara-gara itu. Gara-gara anggota TNI dikeroyok, temen-temennya membalas," tutur Kolonel Irsyad.

15 anggota TNI tersangka

Kini, kata Irsyad, sebanyak 15 anggota TNI yang diduga terlibat pengeroyokan empat preman tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.

Usai ditetapkan sebagai tersangka, belasan prajurit TNI Angkatan Darat (AD) itu ditahan di Pomdam Jaya.

Surat penahanan terhadap 15 prajurit TNI itu pun sudah keluar.

“Tersangka, iya. Kan udah ditahan, surat penahanan sudah keluar. Sudah di Pomdam. Sudah ditahan di Pomdam,” kata Irsyad.

Irsyad mengatakan pihaknya membagi tiga kluster terhadap para prajurit yang terlibat dalam aksi pengeroyokan preman tersebut.

Itu mulai dari provokator, penganiayaan ringan, dan penganiayaan berat.

Sebelumnya, sejumlah prajurit TNI terlibat aksi pengeroyokan terhadap empat warga sipil hingga terkapar di depan Polres Metro Jakarta Pusat pada Kamis (28/3/2024) dini hari. Keempat korban yang dikeroyok bernama Abdullah (26), warga Kabupaten Bogor yang berprofesi sebagai buruh harian lepas.

Kemudian, Mamih (42), warga Balaraja. Lalu, Hasan (32), warga Cirebon yang juga berprofesi sebagai buruh harian lepas, dan Syefri Wahyudi (25) warga Cirebon.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved