eParking di Medan

Warga dan Jukir di Medan Adu Jotos Buntut Statemen Parkir Gratis selain e-Parking

Dalam rekaman video, pria berkaus cokelat terus menghajar dan menjambak rambut tukang parkir hingga bertubi-tubi hingga mereka terjungkal.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Screenshot juru parkir dan pengendara berkelahi di Jalan Brigjend Katamso, Medan akibat uang parkir, Sabtu (6/4/2024). Adu jotos terjadi lantaran warga menolak membayar secara tunai, sementara pengakuan jukir alatnya rusak. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Beredar sebuah rekaman video seorang warga dan juru parkir adu jotos di pinggir Jalan.

Dalam rekaman video, pria berkaus cokelat terus menghajar dan menjambak rambut tukang parkir hingga bertubi-tubi hingga mereka terjungkal, berguling ke aspal.

Begitu juga sebaliknya, juru parkir yang mengenakan rompi oranye juga terus berusaha membalas pukulan pria bertubuh tinggi tersebut.

Perkelahian nampak tak seimbang.

Jukir berambut gondrong nampak jauh lebih banyak digebuki dibanding membalas pukulan.

Mereka berhenti berkelahi setelah dilerai beberapa warga.

Belakangan diketahui, peristiwa adu jotos antara juru parkir dan pengendara motor terjadi di Jalan Brigjend Katamso Medan, tepatnya di depan toko cat Jotun, Sabtu (6/4/2024).

Menurut saksi mata bernama Rizal, perkelahian bermula ketika pengendara sepeda motor menolak membayar parkir secara tunai.

Ia meminta agar jukir menerima pembayaran melalui non tunai alias menggunakan e-Parking.

Namun saat itu sudah dijelaskan jika alat e-Parking yang dimiliki jukir rusak.

"Yang saya lihat tukang parkir ini dipukuli berulangkali. Kondisinya di bawah sampai berdarah biji matanya. Kejadiannya jam 3," kata Rizal.

Penjelasan Jukir Penyebab Adu Jotos Gegara Uang Parkir


Terpisah, juru parkir bernama Indra (36) menjelaskan kronologi awal perkelahian saat pengendara motor mau membayar parkir hanya dengan non tunai.

Sementara itu ia mengaku sudah mengatakan dan menunjukkan jika alatnya rusak.

Kerusakan alat tak lama setelah diterima sejak 7-8 bulan yang lalu.

Karena bersikeras mau membayar tunai, akhirnya pengendara motor disebut memaki hingga berujung perkelahian.

"Saya dimaki-maki, katanya kalau gak pakai alat begaduh pun gak apa-apa. Ya beginilah jadinya. Seolah-olah kami macam parkir liar," jelas Indra.

Indra mengatakan, dirinya merupakan juru parkir resmi yang terdaftar.

Ia memiliki tanda pengenal, rompi dan alat pembayaran non tunai.

Bahkan, ia mengaku menyetor ke Pemko Medan sebesar Rp 110 ribu perhari yang diambil oleh seseorang pengawas secara tunai.

Akibat kejadian ini Indra mengalami luka-luka di wajah dan kepalanya.

Mata sebelah kirinya memerah lantaran dihajar bertubi-tubi.

"Luka di mata dipukul. Setoran awalnya 80, kemudian naik ke 110 ribu setoran perhari.Setiap sore datang pengawas minta setoran uang cash."

(cr25/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved