Breaking News

Tribun Wiki

Hari Ini Masyarakat Negeri Wakal Maluku Sudah Salat Ied, Begini Cara Penghitungan Kalender Mereka

Masyarakat Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku sudah melaksanakan Salat Idul Fitri hari ini, Senin (8/4/2024),

Editor: Array A Argus
TRIBUN AMBON
Pelaksanaan salat Idul Fitri 1445 Hijriah oleh ribuan warga Negeri Wakal, Senin (8/4/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat muslim yang tinggal di Negeri Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku sudah melaksanakan Salat Idul Fitri 1445 Hijriah, Senin (8/4/2024).

Mereka merayakan Lebaran dua hari lebih awal dari yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rabu (10/4/2024) dan Kamis (11/4/2024).

Kepala Pemerintahan (Raja) Negeri Wakal, Ahaja Suneth mengatakan, pelaksanaan salat Ied di Wakal digelar lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah, bukan baru kali ini.

Tapi ini sudah dilakukan oleh para leluhur mereka sejak negeri Wakal berdiri.

Baca juga: Mengenang Tragedi Tol Brexit yang Disebut Jalur Neraka saat Mudik Lebaran

"Jadi bukan soal salat Ied duluan dan tidak, tapi ini berdasarkan penetapan bulan. Dan kami di Wakal sudah melakukannya sejak zaman dahulu," kata Ahaja Suneth kepada wartawan usai Salat Ied.

Suneth mengaku, tokoh agama dan para penghulu Masjid Nurul Awal Wakal tidak menggunakan alat canggih untuk menghitung dan menetapkan 1 Ramadan dan 1 syawal.

Namun, perhitungan itu menggunakan kalender tua yang dinilai hasil perhitungannya selalu tepat.

"Tapi ilmunya ada di sini, di Wakal. Ada perhitungan menggunakan kalender tua. Yang kita hitung itu bulannya dan itu selalu tepat," tandasnya.

Adapun pelaksanaan Salat Idul Fitri 1445 Hijriah oleh ribuan warga muslim di Negeri Wakal itu pun berjalan aman, lancar dan khidmat.

Baca juga: Awas Asam Urat Kambuh saat Lebaran Akibat Makan Enak, Ini 5 Tips Mengatasinya

Warga baik perempuan maupun laki-laki mulai berdatangan di Masjid Nurul Awal Wakal sejak pukul 07:00 WIT.

Tiba di masjid, mereka kemudian duduk berdasarkan deretan shaf salat.

Luas masjid Nurul Awal tidak mampu untuk menampung seluruh jemaah.

Sehingga yang datang belakangan harus mengambil posisi di halaman maupun luar pagar masjid.

Sementara, jamaah perempuan mengambil tempat dibagian paling belakang.

Baca juga: Bolehkah Tidak Menjalankan Puasa Ramadan saat Mudik Lebaran?Berikut Ketentuan dan Aturannya

Salat Ied di Wakal dipimpin Imam Masjid Nurul Awal, Tahir Supele sekaligus yang memberikan khotbah Idul Fitri 1445 Hijriah.

Belasan anggota polisi diterjunkan Polsek Leihitu untuk ikut menjaga dan mengamankan pelaksanaan Salat Ied di Wakal.

Selain Polri, ada juga sejumlah anggota TNI.

Puasa Lebih Awal

Warga Desa Wakal, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku mulai menjalani ibadah puasa Ramadhan Sabtu (9/3/2024).

Puasa 1 Ramadhan di Desa Wakal ditandai dengan shalat tarawih berjamaah yang dilakukan warga di Masjid Nurul Awal desa tersebut pada Jumat malam (8/3)2024).

Kepala Desa (Raja) Wakal Ahza Suneth mengakui warga di desanya mulai melaksanakan ibadah puasa Ramadhan hari ini.

"Iya betul mulai hari ini kita di Wakal sudah menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tadi malam kita sudah shalat tarawih di sini," kata Ahza saat dihubungi wartawan, Sabtu.

Baca juga: H-3 Lebaran Idul Fitri, Jalur Lintas Medan-Sidikalang Masih Lenggang

Setiap tahun, Desa Wakal selalu menjalankan ibadah puasa terlebih dulu dari desa-desa lain di Maluku yang kebanyakan mengikuti ketetapan dari pemerintah.

Menurut Azha penetapan 1 Ramadhan sebagai awal puasa di Desa Wakal tidak berpatokan pada keputusan pemerintah.

Ia mengaku penetapan 1 Ramadhan di desa tersebut selalu berpatokan pada metode hisab yang dilakukan para tetua agama.

"Kita juga punya metode hisab, dan itu sudah berlangsung turun temurun sejak nenek moyang," ujarnya.

Adapun metode hisab untuk menentukan 1 Ramdhan di Desa Wakal selalu merujuk pada hitungan kalender hijaiyah tua yang selama ini tersimpan di masjid.

Baca juga: Ternyata Ini Sejarah Hari Raya Idul Fitri, Kemungkinan 2023 Nanti Lebaran Dirayakan 2 Kali

"Metode hisabnya itu menggunakan kalender hijaiyah tua peninggalan nenek moyang," ujarnya.

Meski berbeda dengan pemerintah, namun warga Desa Wakal tetap khusyuk saat menjalankan ibadah puasa.

Ia juga mengaggap hal itu sebagai hal yang biasa saja, sebab selama ini perbedaan seperti tidak pernah dipertentangkan.

"Kita jalani saja, dan Alhamdulillah selama ini tidak pernah dipertentangkan," ujarnya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Ambon
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved