Pilpres 2024

Maruarar Sirait Akhirnya Bicara soal Kemungkinan Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sudah Ikut Gerindra

Mantan politisi PDIP Maruarar Sirait kini jadi sorotan. Terlebih beredar kabar Maruarar kemungkinan diangkat jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Editor: Salomo Tarigan
DOK KompasTV
Maruarar Sirait dan Prabowo Subianto 

TRIBUN-MEDAN.com - Mantan politisi PDIP Maruarar Sirait kini jadi sorotan.

Terlebih beredar kabar Maruarar kemungkinan diangkat jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran.

Bagimana respons Maruarar Sirait?

Pria yang kerap disapa Bang Ara tersebut angkat bicara.


Dikatakan Ara bahwa hal itu merupakan hak prerogratif presiden selanjutnya.

Kemudian diungkapkannya bahwa dirinya merupakan orang biasa.


"Sudahlah itu hak prerogatif presiden, saya tetap bantu Pak Jokowi kok, saya hanya orang biasa saja. Tapi saya setia pada Pak Jokowi dan setia pada Pak Prabowo dalam posisi apapun," kata Ara kepada awak media ditemui setelah acara buka puasa bersama aktivis nasional dan sahabat Bang Ara, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).


Adapun terkait adanya pembicaraan kemungkinan dirinya masuk kabinet Prabowo-Gibran. Ara mengungkapkan bahwa tidak ada pembicaraan terkait hal itu.


"Nggak ada apa-apa, itu hak prerogatif presiden," tegasnya.


Sementara itu sebelumnya pada masa kampanye Pilpres 2024.

Capres nomor urut 2 dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada Ara karena sudah mengundangnya pada acara deklarasi dukungan di Jawa Barat.


Prabowo bahkan meminta Ara untuk masuk ke dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.


"Saya juga akan minta kesediaan Bung Ara untuk masuk Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran," ungkap Prabowo di Lapangan GGM Majalengka, Minggu (21/1/2024) pagi.


“Dia belum menyatakan bersedia tapi saya sudah daulat dia. Harus terima! Jangan keras-keras jabat tangannya. Ini orang Batak keras banget (jabat tangan),” kelakarnya.

Ikut Partai Gerindra

Maruarar Sirait jelaskan statusnya saat ini setelah dirinya keluar dari keanggotaan PDI Perjuangan.

Pria yang kerap disapa Bang Ara ini mengatakan dirinya kini ikut Partai Gerinda.

"Saya ikut Gerindra," Ara kepada awak media ditemui setelah acara buka puasa bersama aktivis nasional dan sahabat Bang Ara, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).

Diketahui mundurnya Ara dari anggota PDIP terjadi pada, Senin (15/1/2024) malam.

Pada pertemuannya dengan Wakil Bendahara Umum DPP PDIP, Rudianto Tjen dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP, Utut Adianto.

Ara menyatakan keputusan untuk hengkang.dari partai berlogo moncong putih tersebut.

"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDIP hari ini," kata Ara di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (15/1/2024).

Sebagai informasi, Ara bergabung dengan PDIP sejak tahun 1999.

Selama berkarir di PDIP, Ara pernah menjadi anggota DPR RI periode 2004-2009, kemudian periode 2009-2014, dan 2014-2019.

Dia juga pernah menjadi Bendahara DPD PDIP Jawa Barat dan Ketua DPP PDIP periode 2005-2010 dan 2010-2015.

Terkahir, Ara menjabat sebagai Ketua Taruna Merah Putih (TMP), organisasi sayap partai berlambang banteng moncong putih itu.

Hubungan Jokowi dan Prabowo Unik

Maruarar Sirait menilai hubungan antara Presiden Jokowi dan Prabowo merupakan hal yang unik.

Kata Ara hubungan keduanya unik karena diawali pertarungan yang keras di kontestasi pemilihan presiden.

"Unik karena dua kali bertarung keras pada pemilihan presiden," kata Ara kepada awak media ditemui setelah acara buka puasa bersama aktivis nasional dan sahabat Bang Ara, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).

Ia menilai hubungan keduanya tidak ada yang menyaingi di dunia ini. Satu-satunya hanya ada pada hubungan Jokowi Prabowo.

"Coba di dunia ini dimana ada contoh dua kali bertarung di pemilihan presiden. Kemudian Pak Prabowo diajak jadi menteri pertahanan yang sangat strategis. Coba kasih contoh saya (Yang menyamai) nggak ada," jelasnya.

Kemudian dikatakan Ara hubungan antara Jokowi dan Prabowo tidak terjadi dalam semalam alias tanpa proses.

"Ini prosesnya jangan pikir tiba-tiba, ini proses panjang. Kepercayaan, kecocokan, kenyamanan antara Prabowo dan Jokowi ini prosesnya dinamikanya sangat tinggi, jadi unik," jelasnya.

Ara juga menilai apa yang terjadi di Mahkamah Konstitusi dan DPR. Justru memperkuat hubungan keduanya.

"Jadi justru dalam politik itu selalu ada dinamika. Tentu saya melihat hubungan Jokowi dan Prabowo itu dibangun di atas batu karang kokoh, bukan di atas pasir kena air hujan angin gampang goyah," ungkapnya.

(TRIBUN-MEDAN.com/Tribunnews.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved