Lebaran
5 Kebiasaan yang Kurang Tepat Dilakukan saat Takbiran
Saat melaksanakan takbiran, umumnya masyarakat pawai, hingga membawa bedug yang ditabuh. Namun, ternyata hal semacam itu tidak dianjurkan
3. Hanya Bertakbir Setiap Selesai Salat Berjamaah
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa takbiran itu ada dua. Ada yang terikat waktu dan ada yang sifatnya mutlak (tidak terikat waktu).
Untuk takbiran yang mutlak sebaiknya tidak dilaksanakan setiap selesai shalat fardlu saja.
Sedangkan yang sunnah dilakukan setiap saat, kapan saja dan di mana saja.
Baca juga: Resep Opor Ayam Spesial Lebaran, Dijamin Manyus
Ibnul Mulaqin mengatakan: “Takbiran setelah salat wajib dan yang lainnya, untuk takbiran Idul Fitri maka tidak dianjurkan untuk dilakukan setelah salat, menurut pendapat yang lebih kuat.” (Al I’lam bi Fawaid Umadatil Ahkam: 4/259)
4. Tidak Bertakbir saat Perjalanan Menuju Lapangan
Sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas, bahwa takbir yang sunnah itu dilakukan ketika di perjalanan menuju tempat shalat hari raya.
Namun sayang sunnah ini hampir hilang, mengingat banyaknya orang yang meninggalkannya.
Baca juga: Tata Cara Salat Idul Fitri, Mulai dari Niat Hingga Jumlah Rakaatnya
5. Bertakbir dengan lafadz yang terlalu panjang
Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang. Berikut lafadznya:
الله أكبر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ…
Takbiran dengan lafadz yang panjang di atas tidak ada dalilnya. Allahu a’lam.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.