Lebaran
5 Kebiasaan yang Kurang Tepat Dilakukan saat Takbiran
Saat melaksanakan takbiran, umumnya masyarakat pawai, hingga membawa bedug yang ditabuh. Namun, ternyata hal semacam itu tidak dianjurkan
TRIBUN-MEDAN.COM,- Dalam menyambut datangnya Idul Fitri, umat muslim di Indonesia biasanya akan mengadakan kegiatan takbiran.
Sebahagian orang umumnya melaksanakan takbiran di dalam masjid selepas salat wajib.
Namun, ada juga yang mengumandangkan takbir sambil melakukan pawai.
Ternyata, ada sejumlah kebiasaan yang ternyata kurang tepat dilakukan saat momen takbiran tiba.
Baca juga: Bacaan Zikir dan Doa Setelah Salat Idul Fitri
Dalam ulasan kali ini, Tribun-medan.com mencoba mengulas apa-apa saja tindakan yang sebenarnya kurang tepat dilakukan saat malam takbiran.
Berikut ini lima tindakan yang sebenarnya kurang tepat dilakukan saat malam takbiran, sebagaimana dikutip dari TribunWow yang dilansir dari muslim.or.id:
1. Takbir Berjamaah di Masjid atau Lapangan
Takbir itu sendiri disunahkan untuk dilakukan sendiri-sendiri dan tidak dikomando.
Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Anas bin Malik, bahwa para sahabat ketika bersama nabi pada saat bertakbir, ada yang sedang membaca Allahu akbar, ada yang sedang membaca laa ilaaha illa Allah, dan satu sama lain tidak saling menyalahkan (Musnad Imam Syafi’i 909).
Baca juga: Baju Lebaran Model Shimmer Lagi Viral, Simak Penjelasannya
2. Menggunakan Pengeras Suara
Syariat dalam melakukan takbir berbeda dengan melaksanakan adzan.
Saat adzan, seseorang dianjurkan untuk melantangkan suaranya sekeras mungkin.
Maka dari itu, para sahabat nabi yang hendak adzan akan naik mencari tempat yang tinggi agar adzan didengar banyak orang.
Baca juga: 7 Adab Bertamu saat Lebaran yang Wajib Kamu Ketahui
Namun ketika melakukan takbir hari raya, tidak terdapat satupun riwayat bahwa Bilal naik mencari tempat yang tinggi dalam rangka melakukan takbiran.
Akan tetapi, beliau melakukan takbiran di bawah dengan suara keras yang hanya disengar oleh beberapa orang di sekelilingnya saja.
3. Hanya Bertakbir Setiap Selesai Salat Berjamaah
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa takbiran itu ada dua. Ada yang terikat waktu dan ada yang sifatnya mutlak (tidak terikat waktu).
Untuk takbiran yang mutlak sebaiknya tidak dilaksanakan setiap selesai shalat fardlu saja.
Sedangkan yang sunnah dilakukan setiap saat, kapan saja dan di mana saja.
Baca juga: Resep Opor Ayam Spesial Lebaran, Dijamin Manyus
Ibnul Mulaqin mengatakan: “Takbiran setelah salat wajib dan yang lainnya, untuk takbiran Idul Fitri maka tidak dianjurkan untuk dilakukan setelah salat, menurut pendapat yang lebih kuat.” (Al I’lam bi Fawaid Umadatil Ahkam: 4/259)
4. Tidak Bertakbir saat Perjalanan Menuju Lapangan
Sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas, bahwa takbir yang sunnah itu dilakukan ketika di perjalanan menuju tempat shalat hari raya.
Namun sayang sunnah ini hampir hilang, mengingat banyaknya orang yang meninggalkannya.
Baca juga: Tata Cara Salat Idul Fitri, Mulai dari Niat Hingga Jumlah Rakaatnya
5. Bertakbir dengan lafadz yang terlalu panjang
Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang. Berikut lafadznya:
الله أكبر كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إلَّا إيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ…
Takbiran dengan lafadz yang panjang di atas tidak ada dalilnya. Allahu a’lam.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.