Viral Medsos

MOMEN Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dapat Kabar 3 Putra dan 3 Cucunya Tewas Akibat Serangan Israel

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengkonfirmasi bahwa pesawatnya menewaskan tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Editor: AbdiTumanggor
X@MiddleEastEye
MOMEN Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dapat Kabar 3 Putra dan 3 Cucunya Tewas Akibat Serangan Israel. (X@MiddleEastEye) 

Sementara itu, Brigade Nahal terus melakukan operasi di Gaza tengah dan membunuh teroris dalam jumlah yang tidak ditentukan, namun kemungkinan besar hanya sekitar satu digit.

Selain itu, sejumlah roket ditembakkan ke arah pasukan IDF yang beroperasi di kawasan Shejaiya di Gaza utara. Sebagai tanggapan, sebuah jet tempur IAF menemukan dan menghancurkan peluncurnya. Selain itu, pesawat IAF juga menyerang sel teroris Hamas terpisah yang menjadi ancaman bagi pasukan IDF yang beroperasi di wilayah Shejaiya.

Angkatan udara juga menyerang puluhan sasaran teror tambahan di Gaza, termasuk situs militer, peluncur, terowongan, dan infrastruktur.

Hizbullah juga menembakkan sejumlah kecil roket ke Israel tanpa kerusakan yang dilaporkan serta kemungkinan mengirimkan drone penyerang tanpa kerusakan.

Profil Ismail Haniyeh

Dilaporkan selama beberapa jam terakhir tentang terbunuhnya enam anggota keluarga pemimpin Hamas, termasuk tiga putranya, dalam serangan udara Israel di Gaza utara.

Tapi siapakah Ismail Haniyeh? Berikut ini pandangan mendalam tentang kehidupannya dan kenaikannya menjadi pemimpin senior organisasi Hamas:

Haniyeh lahir di kamp pengungsi Shati di Gaza dari orang tuanya yang melarikan diri dari kota Asqalan setelah negara Israel dibentuk pada tahun 1948.

Pada tahun 1983, Haniyeh bergabung dengan Blok Mahasiswa Islam, cikal bakal Hamas. Ia lulus pada tahun 1987, tahun yang menandai pemberontakan massal Palestina pertama melawan pendudukan Israel, yang dikenal sebagai Intifada Pertama, dan selanjutnya berdirinya Hamas sebagai kelompok resmi.

Pada tahun 1988, dia dipenjara selama enam bulan dan menghabiskan tiga tahun penjara lagi pada tahun 1989 atas tuduhan bahwa dia adalah anggota Hamas.

Setelah pembebasannya, Israel mendeportasi Haniyeh ke Lebanon selatan bersama dengan para pemimpin senior Hamas lainnya, tempat dia menghabiskan satu tahun.

Pada tahun 2001, ketika Intifada Kedua meletus, Haniyeh mengkonsolidasikan posisinya sebagai salah satu pemimpin politik Hamas.

Haniyeh lolos dari upaya pembunuhan Israel pada tahun 2003.

Ia menjadi terkenal pada tahun 2006 ketika ia memimpin Hamas meraih kemenangan dalam pemilihan legislatif atas gerakan Fatah, yang telah berkuasa selama lebih dari satu dekade.

Haniyeh sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina, namun setelah Hamas menguasai Jalur Gaza, ia diberhentikan oleh presiden PA, Mahmoud Abbas, namun ia tetap menjadi pemimpin de facto di Jalur Gaza. Pada tahun 2017, Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas dan pada saat itu ia pindah ke Qatar.

(*/Tribun-medan.com/Tribunnews.com/BBC/Al Jazeera/JPost)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved