Berita Viral
Tinggal dengan Ibu Mertua, Wanita Ini Syok Melihat Kamarnya Usai Lahiran, Tetap Sabar karena Hal Ini
Pengakuan wanita stres hidup diatur mertuanya itu membuat warganet geram.
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM – Konflik antara menantu dan mertua memang masih marak terjadi seperti kisah wanita stres hidup diatur mertuanya.
Pengakuan wanita stres hidup diatur mertuanya itu membuat warganet geram.
Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn Sabtu (13/4/2024), menurut pengakuan wanita stres hidup diatur mertuanya itu, ia menikah 4 tahun yang lalu.
Setelah menikah, suaminya memutuskan untuk membeli apartemen di kota secara mencicil agar tidak perlu menyewa rumah.
Saat itu, wanita itu sangat bahagia karena baru saja menikah dan memiliki rumah sendiri.
Namun, kehidupan pernikahan harmonis kami hanya bertahan setahun sampai sebuah insiden terjadi.
Setelah sang ayah mertua meninggal dunia, ibu mertuanya yang berkonflik dengan putra sulungnya memutuskan datang ke kota untuk tinggal bersama mereka.
Awalnya, wanita itu hanya mengira sang ibu mertua hanya tinggal sementara selama beberapa minggu, bahkan beberapa bulan untuk menenangkan amarahnya lalu kembali ke kampung halamannya.
Namun, berbeda dengan kebanyakan orang lanjut usia yang hanya menyukai kehidupan di pedesaan, ibu mertuanya malah menyukai kehidupan di kota.
Ia suka mengumpulkan orang-orang di sini untuk merawat anak dan cucunya lalu mengobrol sepanjang hari.
Wanita itu terdiam ketika ibu mertuanya mengumumkan bahwa ia akan tetap tinggal di kota bersama ia dan suaminya.
Hal itu ia lakukan agar dapat dengan mudah merawat cucunya di masa depan.
Bukannya menaruh dendam pada sang ibu mertuaku, tapi wanita itu tidak suka orang lain ikut campur dalam hidupnya.
Sedangkan ibu mertuanya selalu melakukan hal itu.
Ibu mertuanya tidak menghormati kehidupan pribadinya dan suami.
Ia seenaknya masuk dan keluar kamar mereka, bahkan ketika mereka sedang tidur.
Saat wanita itu berangkat kerja, sang ibu mertua di rumah seenaknya mengubah posisi banyak benda di dalam rumah, katanya agar terlihat “pantas”.
Setiap pagi sang ibu mertua membangunkan mereka pada pukul 5-6 pagi, namun tidak ada pekerjaan besar yang harus dilakukan.
Mereka bangun hanya untuk sarapan.
Dan setiap pagi seperti setiap jam 10, ia membuat nasi goreng dingin.
Kalau tidak makan, ibu mertuanya akan ngambek.
Padahal kalau dimakan, benar-benar tidak bisa ditelan karena nasinya dingin dan keras.
Berkali-kali ia menyarankan ibu mertuanya agar tidak perlu memasak karena mereka bisa membeli makanan dari pedagang di dekat apartemen.
Namun ibu mertuanya tidak setuju dengan alasan dulu, ketika ia membesarkan 3 anaknya, ia makan nasi goreng setiap pagi dan tidak pernah melihat ada satupun dari mereka yang sakit perut.
Karena tidak dapat membalas perkataan ibu mertua, wanita itu harus dengan tenang membiarkannya melakukan apa pun yang dia inginkan.
Tapi kalau soal pakaian, ketika ibu mertuanya sudah mengkritiknya, ia menjadi tidak tahan.
Setiap kali ia mengenakan gaun, sang ibu mertua selalu menatapnya dan mengingatkan bahwa sebagai wanita yang sudah menikah, ia harus berpakaian dengan sopan dan tertutup.
Ketika memakai sepatu hak tinggi, sang ibu mertua mengatakan itu tidak baik untuk kakinya, sebaiknya pakai sepatu datar.
Wanita itu biasa memakai riasan tipis untuk berangkat kerja, namun ibu mertuanya mengatakan ia harus membatasi riasan, jika tidak maka akan meracuni tubuhnya dan menyulitkannya untuk melahirkan.
Bahkan ketika ia mengecat rambut, sang ibu mertua menyatakan ketidaksenangannya dan menyuruhnya menjaga rambut hitam alaminya yang indah.
Puncaknya, saat ia hamil, sang ibu mertua saya sama sekali melarang saya menggunakan kosmetik.
Karena tidak ingin menimbulkan keributan, ia harus berangkat kerja dengan wajah polos.
Sesampainya di tempat kerja, ia segera mengoleskan tabir surya dan lipstik untuk mencerahkan wajahnya.
Ketika ia hamil, ibu mertuanya terus-menerus memaksanya untuk menjauhkan diri dari segala macam hal.
Tadinya ia ingin mengambil satu set foto maternity sebagai kenang-kenangan, namun ibu mertuanya dengan tegas menolaknya dengan mengatakan bahwa mengambil foto saat hamil akan membuat bayi kehilangan pesonanya sejak dalam kandungan.
Harus melakukan segalanya sesuai keinginan ibu mertua membuat wanita itu tidak bisa bahagia selama lebih dari 9 bulan kehamilan.
Sang suami memang menyayangi istrinya, tapi ia juga sangat takut dengan kesedihan ibunya, jadi wanita itu hanya bisa bersabar karena tidak ingin menempatkannya pada posisi yang sulit.
Ia memilih diam-diam menanggungnya sendirian.
Ia lebih sedikit bicara, menyerahkan segalanya kepada sang ibu mertua.
Namun, 1 minggu yang lalu, ketika ia kembali ke rumah setelah 5 hari operasi caesar di rumah sakit, ia terkejut melihat apa yang dilakukan sang ibu mertua di kamar tidurnya.
Ia kira ia salah ruangan karena posisinya sudah berbeda, bukan lagi ruangan yang sama seperti sebelumnya.
Tempat tidur didorong ke samping kamar mandi.
Meja riasnya dan produk kecantikannya sudah tak beraturan.
Sang ibu mertua memindahkan lemari pakaian untuk menutup jendela dengan dalih menghalangi angin.
Ibu mertuanya juga menggunakan selotip untuk menutup rapat AC agar tidak ada celah yang tersisa karena takut berdampak negatif pada cucunya.
Tapi, ketika cuaca terlalu panas, wanita itu akan menyalakannya secara diam-diam.
Yang lebih mengejutkan lagi, ada jimat baru yang ditempelkan di tempat tidur mereka yang diyakini sang nenek dapat mencegah roh jahat pada bayi.
Bayi juga akan lebih patuh dan lebih sedikit menangis.
Sambil menggendong bayinya seluruh wanita itu merasa seperti akan meledak.
Luka akibat operasi dan kebencian di hati membuatnya gemetar dan tidak mampu berdiri.
Ia sendiri masih bingung harus mengambil langkah apa untuk keluar dari situasi ini karena takut akan depresi.
(cr32/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.