Berita Viral

Ortu Siswa Protes Aturan Baru Seragam Sekolah Usai Lebaran, Harus Keluar Duit Lagi Buat Baju Adat

Orangtua siswa protes aturan baru seragam sekolah usai lebaran. Mereka keberatan dengan adanya aturan soal baju adat karena harus keluar uang lagi unt

Editor: Liska Rahayu
Tribunnews
Ilustrasi seragam sekolah 

TRIBUN-MEDAN.com - Orangtua siswa protes aturan baru seragam sekolah usai lebaran. Mereka keberatan dengan adanya aturan soal baju adat karena harus keluar uang lagi untuk beli seragam.

Kabar kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim yang mengganti seragam sekolah usai lebaran 2024 sudah sampai ke telinga masyarakat, terutama para orangtua yang masih memiliki tanggungan anak sekolah.

Mereka mengkritik kebijakan yang dibuat Nadiem lantaran dianggap nyeleneh dan memberatkan.

Pasalnya, para orangtua harus kembali mengeluarkan uang untuk membeli baju adat dan mengganti seragam biasanya.

Hal itu disampaikan salah seorang warga bernama Mariah (42) saat ditemui Warta Kota di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (14/4/2024).

"Agak memberatkan karena kan kalau baju adat mau enggak mau kalau enggak sewa, beli. Baju adat kan sewanya agak lumayan harganya," kata Mariah.

Selain itu, dia beranggapan jika aturan itu benar diterapkan, mencari baju adat sewaan akan lebih sulit karena dipastikan ada banyak orangtua yang juga menyewanya.

Sementara apabila harus membeli baju adat, Mariah menganggap jika tak semua orangtua mampu membelinya.

Apalagi ia memiliki dua anak yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Hal itu tambah menjadi PR besar untuk Mariah.

"Beli juga harganya enggak murah. Jadi kalau bisa jangan ada baju adat, biasa aja bajunya seragam sekolah biasa, kecuali kalau event-event tertentu enggak masalah kayak ulang tahun Jakarta atau apa boleh lah," ungkapnya.

"Apalagi anak saya dua masih pada sekolah, aduh pusing," imbuhnya.

Menurut Mariah, menggunakan baju adat daerah untuk anak-anak dari jenjang SD sampai SMA tak menjamin siswa memiliki jiwa nasionalis yang tinggi.

Sebab, lanjut dia, jiwa nasionalis harus tertanam dalam kesadaran masing-masing individu dan bagaimana pihak sekolah memperkenalkannya.

"Biasa aja sih kalau kata saya (enggak menambah kecintaan), tergantung anaknya, gimana sekolah kadang, kadang ada yang ditanya juga nggak begitu familiar (sama baju adat), jadi enggak ngaruh sebernarnya," katanya.

Berbeda dengan Mariah, Nuy (24) mengaku tidak terlalu keberatan dengan peraturan tersebut.

Halaman
12
Sumber: Warta kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved