Berita Viral

SOSOK Dian, Siswi SMAN 2 Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Bayaran Rp50 Ribu: Uangnya Belum Ada

Inilah sosok Dian, siswi dilarang ikut ujian lantara nunggak bayaran Rp50 ribu. Dian adalah siswi SMAN 2 Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timu

Editor: Liska Rahayu
instagram
SOSOK Dian, Siswi SMAN 2 Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Bayaran Rp50 Ribu: Uangnya Belum Ada 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah sosok Dian, siswi dilarang ikut ujian lantaran nunggak bayaran Rp50 ribu.

Dian adalah siswi SMAN 2 Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kisah Dian viral setelah video tak ikut ujian viral di media sosial sejak beberapa hari lalu.

Melansir dari Tribunjatim.com, Minggu (21/4/2024) dalam video tersebut, Dian masih mengenakan seragam lengkap tampak duduk sendirian.

Ia kemudian dihampiri perekam video yang merupakan seorang wanita.

"Duduk di luar sini kenapa?" tanya perekam video.

"Kendala uang sekolah mama, Rp50 ribu," jawab Dian.

Dian mengaku sudah memberi tahu orang tuanya terkait pelunasan uang sekolah ini.

Namun orang tuanya menjawab belum memiliki biaya untuk melunasinya.

"Mama bilang uangnya belum ada," tambah Dian.

SOSOK Dian, Siswi SMAN 2 Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Bayaran Rp50 Ribu, Sekolah Minta Lunasi
SOSOK Dian, Siswi SMAN 2 Dilarang Ikut Ujian Gegara Nunggak Bayaran Rp50 Ribu(instagram)

Orang tua Dian sendiri sudah menitip pesan kepada pihak sekolah agar anaknya diberi kesempatan ikut ujian terlebih dahulu.

Nanti jika sudah ada uang, mereka berjanji bakal melunasi tunggakan.

Pesan tersebut, kata Dian, sudah dia sampaikan kepada pihak sekolah.

Akan tetapi pihak sekolah tetap melarang Dian ikut ujian sebelum melunasi biaya tersebut.

"Pihak sekolah mintanya harus dibayar semua dulu baru bisa masuk sekolah, masuk ujian," ungkap Dian.

Dian yang berhasil diwawancarai wartawan mengaku, keterlambatan pembayaran uang sekolah sudah disampaikan kepada sekolah dan kepada orang tuanya.

"Saya sudah sampaikan ke orang tua, tapi orang tua minta supaya sekolah mengizinkan saya ikut ujian dulu."

"Nanti habis ujian besok lusa, ada uang baru dikasih," ungkap Dian menirukan pesan orang tuanya.

Penjelasan Sekolah

Sementara itu Kepala SMAN 2 Maumere, Andreas Benyamin Edi Da Silva mengataka, para siswa yang dipulangkan alias dilarang ikut ujian tersebut merupakan strategi dari pihak sekolah.

"Itu strategi kami untuk anak pulang dan menyampaikan kepada orang tua untuk menyadari dan berusaha menyelesaikan tunggakan uang sekolah dari semester sebelumnya," pungkasnya.

Kata dia, siswa yang dipulangkan bukan hanya terkendala uang sekolah.

Namun banyak siswa yang belum menjelaskan karya tulis ilmiah (KTI) yang menjadi salah satu penilaian saat ujian tersebut.

"Ujian hari pertama itu banyak anak yang tidak mengikuti ujian karena terkendala administrasi yang terdiri dari keuangan dan tugas-tugas lainnya," katanya kepada Pos Kupang, Kamis, 18 April 2024.

Kata dia, menyangkut keuangan bukan saja baru terjadi kali ini.

Ternyata setiap tahun pasti ada anak yang terkendala dengan keuangan saat akan mengikuti ujian.

Namun pihak sekolah tetap mengijinkan siswa untuk tetap mengikuti ujian setelah orang tua siswa datang ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan keuangan sekolah.

"Hari kedua itu banyak orang yang datang dan sampaikan sehingga ada solusi dan anak-anak bisa ikut ujian," ujarnya.

Kata dia, ada siswa yang menunggak keuangan sekolah Rp50 ribu.

Namun siswa yang bersangkutan tidak menyampaikan kepada sekolah dan memilih untuk berdiri di sekitar sekolah.

"Ada yang nunggak 50 ribu, tapi tidak masuk ke sekolah, dan memilih berdiri di sekitar sekolah."

"Kalaupun dia masuk ke sekolah pasti kita ada solusi, entah itu dibuat surat pernyataan atau lain sebagainya, agar bisa ikut ujian," jelas dia.

Ia menegaskan, pihak sekolah tidak ada niat merugikan anak, namun tetap melayani anak untuk tetap ikut ujian.

Kata dia, meskipun ada siswa yang belum ikut pada hari pertama dan seterusnya, pihak sekolah akan menyelenggarakan ujian susulan pada Senin mendatang.

Ia menambahkan, hingga saat ini, seluruh siswa sementara mengikuti ujian akhir semester di SMAN 2 Maumere.

Reaksi Kepala Dinas Dikbud NTT

Kejadian ini pun mendapat respons dari Kepala Dinas Dikbud NTT, Ambrosius Kodo.

Merespons kejadian tersebut, Ambrosius Kodo menugaskan pengawas Koordinator Pengawas di Kabupaten Sikka guna memastikan penyelesaian tersebut.

Ambrosius Kodo menegaskan bahwa kejadian serupa tidak boleh terjadi kembali, baik di SMAN 2 Maumere, maupun di semua sekolah di NTT.

"Kejadian itu tidak boleh terulang lagi," tegas Ambrosius Kodo saat diwawancarai Pos Kupang, Jumat, 19 April 2024.

Menurut Ambrosius Kodo, kejadian tersebut telah diselesaikan dan siswa tersebut telah mengikuti proses ujian.

Karena menurut Ambrosius Kodo, apapun yang berkaitan dengan komite bersifat sumbangan.

Selain itu, hak anak atau peserta didik tidak boleh dibatasi dalam proses pendidikan.

Atas kejadian tersebut, Ambros mengimbau semua kepala sekolah agar tidak melakukan kejadian yang sama yang terjadi di SMAN 2 Maumere.

(*/TRIBUN-MEDAN.COM)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved