Sumut Memilih

Gerindra Tutup Pintu Buat Edy Rahmayadi dan Sebut Pendaftarannya Sia-sia, Ini Alasannya

Gerindra menegaskan akan menolak pendaftaran mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

|
Tribun Medan/Danil Siregar
Mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi 

TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Gerindra menegaskan akan menolak pendaftaran mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Hal itu lantaran Edy Rahmayadi dicap sebagai pengkhianat karena pada pemilihan presiden lalu dia adalah ketua tim pemenangan pasangan calon presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Sumut.

Sekretaris Gerindra Sumut Sugiat Santoso menegaskan bahwa upaya Edy untuk meminta restu ke Gerindra adalah tindakan yang sia sia.

"Ngapain dia (Edy) mendaftar ke Gerindra, saya cuman mau bilang itu akan sia-sia kepada Edy. Walaupun itu hak dia mendaftar ke Gerindra tapi menurut saya itu adalah perbuatan sia sia," kata Sugiat kepada Tribun, Senin (22/4/2024).

"Yang paling pahit ketika Pilpres bayangkan pak Prabowo adalah tokoh yang pertama yang memberikan rekomendasi kepada Edy pada Pilgub Sumut 2018 lalu. Tapi dengan sesumbar Edy Rahmayadi mengatakan akan mengalahkan Prabowo dengan angka 70 persen. Itu pengkhianatan yang nyata kan," lanjut Sugiat.

Sugiat melanjutkan Gerindra kapok mendukung Edy seperti pemilihan Gubernur Sumut 2018 lalu.

Kata dia Edy tidak memiliki prestasi selama menjadi Gubernur Sumut dan malah banyak meninggalkan persoalan.

"Alasan kita tolak sudah dari kemarin sudah disampaikan kita tutup pintu untuk Edy Rahmayadi. Pertama bahwa selama 5 tahun kepemimpinan Edy banyak persoalan pembangunan yang tidak bisa dituntaskan oleh Edy. Tidak ada satu pun prestasi yang dapat dibanggakan dari dia selama menjabat Gubernur Sumut 5 tahun," katanya.

Anggota DPR RI terpilih dari Gerindra itu mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan kader sendiri dalam pemilihan kepala daerah.

Termasuk pada pemilihan Gubernur dan Walikota serta Bupati di Sumut.

Namun secara resmi lanjut Sugiat, Gerindra memang belum membuka pendaftaran calon Kepala Daerah lantaran masih menunggu hasil sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi.

"Semangat yang disampaikan oleh DPP Gerindra adalah mengusung kader terbaik kami, apakah sebagai Bupati, Walikota dan Gubernur, baik juga sebagai Wakil. Jadi enggak mungkinlah kami dukung pengkhianatan. Sia sia dia (Edy) daftar ke Gerindra," tutupnya.

Sebelumnya mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyatakan akan tetap mendaftarkan ke Golkar dan Gerindra untuk maju kembali sebagai Gubernur pada pemilihan kepala daerah 27 November 2024 mendatang.

"Nanti kita lihat, yang pastinya saya akan daftar (ke Golkar dan Gerindra) yang mana yang buka saya akan daftar," kata Edy saat ditemui pada Minggu (21/4/2024).

Mengenai dirinya akan diterima atau tidak oleh Gerindra dan Golkar, Edy tak mempersoalkannya.

"Perkara diterima atau tidak diterima bukan urusan, kan dia yang punya," lanjut Edy.

Sejauh ini lanjut Edy, dia sudah mengambil formulir pendaftaran di PDIP.

Mantan Pangkostrad menyatakan langkah itu sebagai bentuk keseriusannya untuk kembali maju sebagai Gubernur Sumatera Utara.

"Tadi saya sampaikan bahwa saya akan maju menjadi Gubernur itu baru niat pribadi, untuk bisa saya daftar nanti di tanggal 25 Agustus pastinya harus ada partai yang mengusung saya," kata Edy.

"Sampai ditanggal 25 Agustus itu, saya melakukan lobby-lobby kepada partai, memohon kepada partai untuk memberikan perahunya," ucapnya.

Golkar dan Gerindra adalah partai pendukung Edy dan Musa Rajekshah pada pemilihan Gubernur Sumut 2019 silam.

Namun belakangan Golkar dan Gerindra sama sama menyampaikan ketidakpuasan terhadap Edy sebagai Gubernur Sumatera Utara.

Gerindra dan Golkar Sumut pun sebelumnya secara terbuka tidak akan mengusung Edy sebagai Gubernur dan lebih mendukung kadernya untuk dimajukan.

Golkar sendiri telah menunjuk Bobby Nasution dan Musa Rajekshah atau Ijeck maju sebagai calon Gubernur.

Sebelumnya petinggi Partai Golkar sudah memastikan tak lagi mendukung Edy Rahmayadi sebagai Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2024.

Hal itu disampaikan Sekretaris Golkar Sumut Datok Ilhamsyah.

"Kalau soal (mendukung Edy) sudah pasti tidak," kata Ilhamsyah, Senin (25/3/2024).

Ilhamsyah mengatakan Edy yang juga mantan Gubernur Sumut yang didukung Golkar pada Pilkada 2018 lalu telah menyakiti hati kader Golkar.

Hal itu merujuk pada ucapan Edy yang dinilai menyudutkan Golkar saat masih menjabat sebagai Gubernur Sumut.

Edy Rahmayadi
Edy Rahmayadi (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)

Anggota DPRD Medan itu pun menyebutkan, akan banyak kader Golkar yang kecewa jika mereka kembali mendukung Edy sebagai Gubernur.

"Kami juga tidak ingin melukai hati teman-teman yang di bawah kader-kader Golkar. Apa yang dilakukan beliau (Edy) yang lalu, bagaimana menjadikan warna dan lambang partai itu sangat menyakitkan kami," katanya.

Golkar Dukung Kader di Pilgub

Golkar menjadi salah satu partai yang dapat memajukan calon Gubernur Sumut tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya.

Mendapatkan 22 kursi di DPRD Sumut, partai berlambang pohon Beringin itu telah memenuhi persyaratan 20 persen perolehan suara legislatif untuk mengusung calon Gubernur.

Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rejekshah atau Ijeck mengatakan Golkar akan menunjuk kader untuk bertarung di Pilgub.

"Kita sudah mengusung satu kepala daerah khususnya Gubernur Sumatera Utara dalam Pilkada nanti. Yang lalu ada dua nama itupun akan dikembalikan lagi ke DPP yang mana yang akan ditunjuk untuk dikeluarkan rekomendasi," kata Ijeck.

Sebagai partai pemenang pemilihan umum di Sumut, Ijeck mengatakan, jika Golkar mendapatkan jatah 14 Ketua DPRD tingkat Kabupaten dan Kota di Sumut.

"Ada beberapa daerah dari 33 Kabupaten dan kota, 14 daerah menjadi ketua DPRD nya, 16 menjadi wakilnya dan 4 menjadi fraksi. Ini juga meningkat," katanya.

(cr17/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved