Penculikan Anak di Kisaran

KRONOLOGI Remaja di Kisaran Diculik dan Hendak Dilarikan ke Pekanbaru, Sempat Disetubuhi

Beruntung, sepeda motor yang dibawa oleh korban kehabisan bensin, sehingga pelaku memutar otak untuk memperoleh uang. 

|
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIF
keluarga korban penculikan dan kekerasan seksual menceritakan kronologi kejadian kepada Suyono, Ketua lembaga pemerhati perlindungan perempuan dan anak Indonesia di kediamannya, Senin (22/4/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Remaja berusia 15 tahun di Kabupaten Asahan menjadi korban kekerasan predator anak yang baru dikenalnya selama dua pekan terakhir melalui media sosial Facebook. 

Parahnya lagi, korban hendak dilarikan pelaku ke Pekanbaru setelah diculik dari Kota Kisaran, Kabupaten Asahan. 

Beruntung, sepeda motor yang dibawa oleh korban kehabisan bensin, sehingga pelaku memutar otak untuk memperoleh uang. 

Ponsel milik korban dijadikan solusi agar dapat membeli bensin dan melarikan sepeda motor serta korban ke Pekanbaru. 

Namun, aksi tersebut digagalkan oleh dua orang abang beradik Rafizal dan Rafii.

Pelaku yang hendak menjual ponsel ke dua orang saudara ini, berhasil digagalkan setelah melihat gerak-gerik pelaku yang mencurigakan. 

Selain hendak dilarikan ke Pekanbaru, remaja tersebut juga sempat disetubuhi oleh pelaku di semak-semak sekitar Stadion Mutiara, Kisaran, Kabupaten Asahan.

Hal tersebut diungkapkan salah satu anggota keluarga korban saat ditemui tribun-medan.com.

"Dia badannya besar, tapi wajahnya masih kaya Anak-anak. Makanya pas dibilang dia istri pelaku, ga ada yang percaya," ujarnya, Senin (22/4/2024). 

Keponakannya tersebut sudah beberapa kali dibawa oleh laki-laki pergi dari rumah.

Namun, kali ini, korban menjemput pelaku di depan Kantor Bupati Asahan. 

"Dia keluar sekitar jam 06.00 wib, ngakunya mau ke rumah salah satu keluarga kami. Tapi, pas kami tanya, ternyata dia ga di sana. Kami telfon, dia tidak mengangkat," katanya. 

Sehingga, keluarga mendapat kabar dari Rafizy bahwa Bunga hendak dilarikan ke Pekanbaru, dan pelaku sudah dibawa ke Polsek Kota Kisaran. 

"Anak kami ini memang ada kekurangan mental. Makanya, saat melihat dia saat pulang itu biasa saja, kemudian dia tidur. Setelah tidur itu, baru dia bilang kalau ada sakit dan berdarah. Disitu langsung kami lakukan visum," ungkapnya. 

Kini, keluarga berharap polisi dapat memberikan hukuman seberat-beratnya terhadap pelaku, agar ada efek jerah bagi predator anak. 

(cr2/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved