Berita Viral

Gelar Pesta Terbesar di Desa tapi Tak Ada yang Datang, Terkuak Wajah Asli Pengusaha Ini

Kisah pengusaha gelar pesta tak ada yang datang itu menguak fakta mengejutkan.

Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Ayu Prasandi
HO
Pengusaha gelar pesta tak ada yang datang 

TRIBUN-MEDAN.COM – Belum lama ini warganet dihebohkan dengan kisah pengusaha gelar pesta tak ada yang datang.

Kisah pengusaha gelar pesta tak ada yang datang itu menguak fakta mengejutkan.

Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn Kamis (25/4/2024), sosok pengusaha gelar pesta tak ada yang datang itu adalah Liu yang tinggal di Tiongkok.

Tuan Liu dilahirkan dalam kondisi sulit di sebuah desa yang jauh dari kota.

Sebagai seorang anak, ia mencoba belajar untuk meningkatkan kehidupannya.

Berkat kerja kerasnya, kehidupannya memasuki lembaran baru setelah kuliah dan kemudian tinggal di kota untuk bekerja.

Dibandingkan dengan banyak orang di desa, Tuan Liu dinilai sukses sehingga membuat bangga orang tuanya.

Berkat kegigihannya, Tuan Liu menjadi pengusaha, ia mempunyai aset besar, kaya raya, bahkan membelikan rumah dan mobil untuk anak-anaknya bersekolah di sekolah internasional.

Banyak masyarakat desa yang kagum melihat kegigihan Tuan Liu dan mengajari anak-anak mereka untuk terus berusaha belajar, berharap perekonomian keluarga mereka akan lebih baik di masa depan.

Kesuksesan Tuan Liu diketahui banyak orang, siapapun yang melihat pengusaha ini pasti terkesan.

Setiap kali namanya disebut, warga desa sontak membanggakannya.

Karena lama meninggalkan kampung halaman dan sibuk dengan pekerjaan, Tuan Liu jarang punya waktu untuk pulang.

Setiap pulang, ia hanya mengunjungi orang tua dan saudara laki-lakinya.

Ia jarang ke rumah tetangga, sehingga lama kelamaan perasaan kagum itu memudar.

Melihatnya mengendarai mobil mahal kembali ke kampung halamannya, anak-anak pun bersemangat melihatnya, namun penduduk desa yang lain tidak terlalu peduli.

Tuan Liu bahkan tidak ingin anak-anaknya berinteraksi dengan anak-anak di desa karena takut mereka terlalu asyik bermain dan tidak memperhatikan pelajaran. 

Melihat sikap dan cara hidup Tuan Liu, banyak warga yang tidak lagi bangga atau bahagia saat bertemu dengannya.

Semua orang acuh jadi tak acuh saat melihatnya.

Mereka hanya menyapanya dengan sopan untuk menghargainya, tapi mereka tidak lagi memiliki kasih sayang seperti sebelumnya. 

Selama Tet, Tuan Liu mampir untuk membakar dupa untuk leluhurnya.

Saat itu ia makan dengan cepat bersama orang tuanya dan kemudian kembali ke kota. 

Ketika ada peringatan pernikahan atau kematian, para tetangga mengirimkan undangan tetapi Tuan Liu mengabaikannya.

Ia berpikir setelah lama tinggal jauh dari rumah, ia sudah tidak punya perasaan lagi, sehingga ia tidak mau pergi.

Penduduk desa dibuat frustasi karena tidak menyangka sikap dan perilaku pria tersebut akan berubah secepat itu.

Baru-baru ini, putra Tuan Li mengadakan pernikahan, dan keluarganya berencana mengadakan acara berskala besar dengan ratusan nampan di pedesaan, mengundang ribuan tamu dari besar hingga kecil di desa.

Ia ingin menunjukkan gengsinya kepada seluruh desa.

Melalui keturunannya, ia mengirimkan undangan kepada keluarga-keluarga di desa tersebut.

Tuan Liu berharap ini akan menjadi pernikahan terbesar di desanya, dengan semua orang menyantap makanan lezat, bernyanyi dan menari tanpa henti sepanjang malam. 

Untuk mendapatkan kesan terbaik, Tuan Liu memesan 100 meja perjamuan dan memindahkannya dari kota.

Seluruh meja, kursi, piring, dan tenda diangkut dengan mobil langsung ke kampung halaman.

Namun, seluruh keluarga Tuan Liu merasa malu.

Menjelang jam pembukaan pesta, tidak ada seorang pun yang datang.

Dilihat dari aula pernikahan, hanya ada sanak saudara dan kerabat yang duduk di sekitar 10 meja, selebihnya sepi.

Putra dan menantu Tuan Liu pun bingung, mengira penduduk desa salah mengira tanggalnya. 

Ayah Tuan Liu memahami alasannya dan berkata kepada putranya: "Jangan salahkan penduduk desa, kamu harus memikirkan hasil hari ini. Penduduk desa di sini hidup dengan penuh kasih sayang, tetapi kamu tidak membalas perasaan mereka, bagaimana mereka bisa datang ke pesta pernikahan? Jangan berpikir bahwa mempersiapkan pesta pernikahan yang mewah itu segalanya. Ingatlah asal-usulmu dan hubunganmu dengan semua orang,”

Agar pesta pernikahan dapat berlangsung sesuai rencana, bapak tua itu sendiri harus menjelaskan kepada penduduk desa dan pergi ke setiap rumah untuk mengundang semua orang.

Setelah kejadian tersebut, meja perjamuan berangsur-angsur dipenuhi tamu, Tuan Liu mendapat pelajaran berharga dalam hidup.

Perilaku sehari-hari sangatlah penting untuk menjalin hubungan baik dengan semua orang.

(cr32/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved