Berita Viral
Pergi ke Rumah Mantan Suami untuk Jenguk Sang Anak, Wanita Ini Syok Melihat Sahabatnya Dipanggil Ibu
Momen wanita syok temannya jadi istri baru mantan suaminya itu berujung membuatnya sakit hati.
Penulis: Putri Chairunnisa | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM – Pasca perceraian akan ada banyak perubahan dalam kehidupan seperti kisah wanita syok temannya jadi istri baru mantan suaminya.
Momen wanita syok temannya jadi istri baru mantan suaminya itu berujung membuatnya sakit hati.
Dikutip tribun-medan.com dari eva.vn Kamis (25/4/2024), berdasarkan pengakuan wanita syok temannya jadi istri baru mantan suaminya itu mereka bercerai 2 tahun yang lalu.
Wanita tersebut dan mantan suaminya diketahui dikaruniai seorang putri dari pernikahan mereka.
Usai melahirkan, wanita itu tinggal di rumah untuk merawat dan membesarkan putrinya, sementara sang suami sering bekerja jauh dari rumah.
Sendirian dengan anak saya dan kurangnya perhatian suami membuatnya berakhir mengambil keputusan yang salah.
Ia memperhatikan bahwa setiap kali suaminya pulang, sang suami bersikap dingin, jadi ia mulai banyak mengkritik dan mengomel hingga membuatnya tidak nyaman.
Saat itu, usianya baru 20 tahun dan pemikiran dangkalnya membuatnya memutuskan untuk bercerai dan tidak tinggal bersama pria itu lagi.
Ia tidak hanya melakukan kesalahan pada langkah itu, ia juga melakukan kesalahan yang tidak dapat diperbaiki lagi.
Usai perceraian, ia meninggalkan putrinya yang berusia 5 tahun untuk diasuh oleh mantan suami meskipun sang buah hati berusaha untuk mempertahankannya.
“Bu, jangan tinggalkan ayah, tolong jangan tinggalkan aku. Aku ingin tinggal bersama kedua orang tuaku, aku tidak ingin orang tuaku berpisah,” ucap sang anak.
Namun, harga diri membutakan matanya dan membuat wanita itu tetap bertekad untuk berpisah.
Belum menyerah, sang putri masih berusaha menahannya.
“Kalau begitu bu, izinkan aku pergi bersama ibu, aku ingin tinggal bersama ibu, aku tidak ingin tinggal bersama ayah. Ayah bekerja jauh dari rumah sepanjang hari dan aku tidak ingin sendirian di rumah. Bu, aku mohon, izinkan aku pergi bersamamu,” kata anaknya memohon.
Namun, hal itu tetap saja tak meluluhkan hati ibunya.
“Tidak, anakku, aku tidak punya uang sekarang dan tidak bisa membesarkanmu. Ayah memiliki lebih banyak uang daripada ibu sehingga ia dapat memberikan kehidupan yang lebih baik kepadamu. Jangan khawatir, ibu akan sering mengunjungimu dan akan menjemputmu untuk tinggal bersamaku jika ibu punya kesempatan,” janji wanita itu ke anaknya.
Dengan begitu, ia memutuskan untuk melepaskan tangan mungil gadis yang sangat kucintai lalu masuk ke dalam mobil dan melarikan diri.
Ia lari dari mantan suaminya dan sang buah hati seperti melarikan diri dari sesuatu yang sangat buruk.
Ia tidak mengerti kenapa hari itu ia sangat membenci kehidupan, keluarganya, serta orang di sekitarnya.
Hidup terus berjalan beriringan dengan janji-janji yang ia buat kepada putrinya melalui panggilan telepon yang terputus-putus.
Selama 2 tahun, ia tidak kembali mengunjungi anaknya seperti yang dijanjikan.
Oleh karena itu ia berpikir bahwa kunjungannya saat ini akan menjadi kebahagiaan yang besar bagi sang anak.
Namun, semuanya bertolak belakang dengan apa yang ia pikirkan.
Saat ia pergi ke rumah mantan suamiku untuk menjenguk putrinya, ia sangat terkejut melihat teman dekatnya yang sudah lama tidak saling berhubungan ada di sana.
Temannya itu mengenakan celemek, berdiri di dapur tempat ia dulu biasa berdiri dan sedang memasak.
Meja makannya penuh dengan makanan yang baru ia masak.
Usut punya usut, ternyata dulu temannya itulah yang menasihatinya untuk menceraikan suaminya dan tidak menjalani hidup seperti ini.
Ia tidak menyangka setelah mereka bercerai, mantan suaminya mendatangi sahabatnya untuk melampiaskan perasaannya dan lambat laun perasaan cinta berkembang di antara mereka.
Keduanya telah tinggal bersama selama satu tahun sebagai suami dan istri.
Yang lebih mengejutkan wanita itu adalah reaksi putrinya.
Sang putri yang dulu ditinggalnya turun dari lantai atas, dan memanggilnya temannya “ibu” dengan nada ceria dan bersemangat.
Ketika ia melihat ibu kandungnya, ia hanya berdiri dengan canggung sesaat lalu dengan cepat lewat.
“Nak, apakah kamu tidak mengenaliku? Ibu datang mengunjungimu,” kata wanita itu.
“Lepaskan tanganmu, kamu bukan ibuku. Ini ibuku,” balas sang putri sambil menunjuk ke arah sahabatnya.
Wanita itu sungguh terkejut dengan perkataan putrinya.
“Ada apa denganmu? Bukankah dulu kamu ingin tinggal bersama ibu? Aku di sini untuk menjemputmu,”
Anak itu memegang erat tangan "ibu" barunya, bersembunyi di belakangnya dan tidak berkata apa-apa.
Dengan begitu, sang mantan suami pun buka suara.
“Kamu berjanji akan kembali mengunjunginya, tapi bagaimana dengan 2 tahun terakhir ini? Pesan yang tidak terjawab, panggilan yang tidak terjawab, bahkan tidak pernah datang berkunjung. Jadi mengapa sekarang menuntut agar anakmu mengakuimu sebagai ibunya? Maaf, putriku kini juga memiliki seorang ibu dan keluarga bahagia, kehadiranmu sudah tidak pantas lagi di rumah ini,”
Wanita itu hampir gila mendengar perkataan suaminya.
“Nak, maafkan ibu, ibu tahu kamu sangat marah pada ibu, tetapi kamu tahu bahwa ibu sangat mencintaimu, ibu memiliki kesulitan sendiri hingga tidak membawamu bersama ibu. Tapi sekarang ibu kembali ke sini,” kata wanita itu ke sang anak.
Semakin ia mendekat, anak itu semakin mundur sambil menangis hingga membuat wanita itu diusir oleh mantan suaminya.
Ia hanya bisa terdiam di depan rumah yang pernah menjadi rumah bahagianya dulu.
Ia sangat menyesali semua keputusannya di masa lalu, tapi sekarang sudah terlambat
(cr32/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.