Berita Viral

PATUNG Dewi Kencana 12 Meter Tuai Protes, Santri dan Ulama Ancam Robohkan Patung, Ini Alasannya

Patung Dewi Kencana di Puncak, Bogor, Jawa barat menuai protes. Sejumlah santri, ulama, dan warga protes dengan keberadaan patung Dewi Kencana yang be

HO
Patung Dewi Kencana di Puncak, Bogor, Jawa barat menuai protes. Sejumlah santri, ulama, dan warga protes dengan keberadaan patung Dewi Kencana yang berdiri 12 meter.  

TRIBUN-MEDAN.com - Patung Dewi Kencana di Puncak, Bogor, Jawa barat menuai protes. Sejumlah santri, ulama, dan warga protes dengan keberadaan patung Dewi Kencana yang berdiri 12 meter. 

Patung Dewi Kencana berdiri di wisata Pakis Hills, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Para santri, ulama, dan warga meminta agar patung itu dirobohkan.  

Patung ini dianggap tak sesuai dengan sejarah Bogor. 

Santri dan ulama bahkan mengancam turun langsung, merobohkan Patung Dewi Kencana 12 meter tersebut.

Patung setinggi 12 meter yang terbuat dari bambu itu dinilai tidak sesuai dengan unsur kebudayaan lokal di wilayah tersebut.

Patung Dewi Kencana disebut sebagai Ratu Kerajaan Majapahit.

Penolakan ini terus bergaung bahkan oleh para santri dan ulama yang ada.

Pihak pemerintah daerah sampai ikut bertindak.

"Ada ancama dari sebagian santri menginginkan patung ini dibongkar," kata Kepala Desa Tugu Selatan Eko Windiana, seperti dikutip Tribun Jatim dari Tribun Bogor

Patung Dewi Kencana di Puncak, Bogor, Jawa barat menuai protes. Sejumlah santri, ulama, dan warga protes dengan keberadaan patung Dewi Kencana yang berdiri 12 meter. 
Patung Dewi Kencana di Puncak, Bogor, Jawa barat menuai protes. Sejumlah santri, ulama, dan warga protes dengan keberadaan patung Dewi Kencana yang berdiri 12 meter.  (HO)

Eko menegaskan pihak desa hingga ulama menolak keras keberadaan Patung Dewi Kencana di Puncak Bogor.

"Kami bersama Ulama Puncak Bogor dan warga Tugu Selatan menolak patung ini," tegas Eko.

Eko didukung oleh para santri dan ulama terkait boikot keberadaan Patung Dewi Kencana tersebut.

Demi mencegah konflik yang tak diinginkan atas penolakan tersebut, Eko Windiana mengaku sudah berkirim surat pada pihak Pakis Hills.

"Kami ingin mencegah konflik," kata Eko.

Respons Camat Cisarua

Sementara itu, Camat Cisarua turut buka suara terkait konflik yang terjadi di tengah masyarakat tersebut.

Camat Cisarua Heri Risnandar menerangkan warga Puncak Bogor menolak Patung Dewi Kencana karena tidak sesuai dengan kearifan lokal.

Kata Heri masyarakat Sunda atau Puncak Bogor merupakan bagian dari sejarah Kerajaan Pajajaran.

Sedangkan Dewi Kencana merupakan Ratu Kerajaan Majapahit.

Sebatas informasi bahwa Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran memiliki sejarah hitam.

Dua kerajaan ini pernah berperang yang dikenal sebagai Perang Bubat.

"Jadi masalah soal patung ini yang mungkin bisa jadi enggak sejalan dengan kearifan lokal, kita tahu Bogor merupakan bagian dari Jawa Barat dengan sejarah Pajajarannya. Sedangkan Dewi Kencana merupakan petinggi dari Kerajaan Majapahit," kata Heri Risnandar.

Penjelasan Patung Dewi Kencana Versi Pakis Hills

Humas Pakis Hills Jatnika menekankan bahwa Patung Dewi Kencana di Puncak Bogor sama sekali tak berkaitan dengan Kerajaan Majapahit.

"Tidak ada hubungan dengan Majapahit," katanya.

Dalam bentukannya, Patung Dewi Kencana dalam posisi tangan kirinya memegang pucuk daun teh.

Menurutnya hal tersebut melambangkan dukungan terhadap potensi wisata di Puncak Bogor.

"Sebagai pengusaha lokal, seharusnya orang lokal bangga jadi pengusaha di Puncak," katanya.

Abu Janda Singgung Kawin Kontrak

Sementara itu, aktivis kemanusiaan Permadi Arya atau karib disapa Abu Janda justru mendukung pihak Pakis Hills.

Abu Janda menyinggung soal dugaan prostitusi di wilayah Puncak Bogor.

"patung = haram, prostitusi berkedok kawin kontrak untuk tamu arab = harum

sama patung aja takut gimana mau lawan tank merkava israel?," tulis Abu Janda di akun Instagramnya, dikutip TribunJatim.com via Tribun Bogor

Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu angkat bicara terkait permasalahan pembangunan Patung Dewi Kencana di tempat wisata Pakis Hills, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Sebagaimana diketahui, Patung Dewi Kencana yang berada di kawasan Puncak Bogor itu menuai protes dari masyarakat.

Pasalnya, patung setinggi 12 meter itu dinilai tidak sesuai dengan unsur kebudayaan lokal di wilayah tersebut.

Merespons hal tersebut, Asmawa Tosepu mengaku sudah mendapat laporan terkait polemik yang terjadi.

Akan tetapi, ia tidak mau gegabah untuk memberikan keputusan.

"Saya mau lihat ke lapangan seperti apa permasalahannya, pastinya aparat di wilayah pak camat dan pak lurah sudah memahami konsep pembangunan itu, nanti saya akan konfirmasi kembali," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).

Ia mengatakan perlu dilakukan kajian terlebih dulu untuk mempertimbangkan dasar pembangunan patung di kawasan Puncak Bogor tersebut agar permasalahan ini menemukan win-win solution.

"Nanti kita lihat dasar pembangunannya apa, kalau dalam konteks menghadirkan wisatawan kenapa tidak, tapi kita lihat dulu apa sih persoalannya," pungkasnya.

Baca juga: Peringatan Hari Bumi 2024, IKA FT USU Gelar Kampanye Planet vs Plastik

Baca juga: DAFTAR NAMA 18 Jenderal TNI AD Lulusan Akmil 1997, Dua Mayjen di Antaranya Perisai Hidup Presiden

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved