Berita Viral

PENGAMAT: Anies Akan Redup karena Tak Punya Jabatan Lagi, Bagaimana Nasib Ganjar? Ini Kata Hasto

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, nasib Ganjar Pranowo usai pemilihan presiden

Editor: AbdiTumanggor
ho
PENGAMAT Sebut Anies Akan Redup karena Tak Punya Jabatan Lagi, Bagaimana Nasib Ganjar? Ini Kata Sekjen PDIP Hasto. (HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Nasib Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan setelah Pilpres 2024 dimenangkan Prabowo Subianto. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, nasib Ganjar Pranowo usai pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan bergantung pada PDI Perjuangan.

Ganjar merupakan capres Pilpres 2024 yang diusung kubu PDIP. Namun, ia dan pasangannya, Mahfud MD, kalah dengan menduduki perolehan suara ketiga.

“Nasib Ganjar tentu sangat tergantung partai, PDIP. Apakah ada penugasan lain setelah kalah pilpres,” ujar Adi dalam keterangannya dikutip Minggu (28/4/2024).

Adi menyebutkan bahwa PDIP merupakan partai politik yang paling sentral menentukan langkah politik dan karier politik kadernya, termasuk Ganjar.

“Secara personal, Ganjar harus mampu merawat stamina politiknya agar terus berada di orbit politik. Minimal terus jadi perbincangan di pentas politik nasional,” tutur Adi.

Adi menambahkan bahwa Ganjar akan menjadi oposisi bagi presiden dan wakil terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, apabila PDIP juga oposisi.

“Ganjar jelas tergantung PDIP. Kalau PDIP oposisi, Ganjar pasti oposisi juga,” kata Adi.

Ganjar dan Mahfud akan Mendapatkan Tugas Baru

Di sisi lain, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Ganjar Pranowo akan mendapatkan tugas baru dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Ya nanti akan ada penugasan-penugasan (untuk Ganjar) yang diputuskan oleh Ibu Mega," kata Hasto dalam program Gaspol! Kompas.com.

Hasto tidak menyebutkan tugas apa yang diberikan kepada Ganjar.

Namun, ia memastikan Ganjar tidak akan dicalonkan sebagai kepala daerah karena sudah dua periode menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah.

Menurut Hasto, Megawati akan memberikan tugas kepada Ganjar karena kader PDIP tidak boleh padam semangatnya.

"Kita diajarkan untuk tidak pernah padam di dalam semangat juang itu, Pak Ganjar juga memenuhi kualifikasi itu maka dicalonkan oleh Bu Mega," kata dia.

Selain Ganjar, Mahfud MD serta Andika Perkasa dan Andi Widjajanto yang masuk dalam tim pemenangan Ganjar-Mahfud juga akan mendapat tugas dari Megawati.

Hasto memberi sinyal bahwa Megawati membutuhkan sosok Mahfud yang berpengalaman mereformasi hukum serta dikenal sebagai tokoh antikorupsi dan berintegritas.

"Kami juga memerlukan Pak Mahfud sehingga Pak Mahfud akan memimpin, misalnya nih, suatu lembaga yang berkaitan dengan perjuangan demokrasi yang berkedaulatan rakyat itu," kata Hasto.

Anies akan Redup karena Tak Punya Jabatan Lagi

Terpisah, Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, menilai, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, kini ditinggal oleh semua partai pengusungnya.

Bahkan, PKS sudah menyatakan tidak akan mengusung Anies lagi menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.

Sebab, parpol pendukungnya kini justru memberikan sinyal bergabung dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang telah ditetapkan sebagai presiden dan wapres terpilih.

"Anies ditinggalkan oleh partai pengusungnya, oleh Nasdem ditinggalkan, oleh PKB juga, oleh PKS juga, sama ditinggalkan," kata Ujang, dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/4/2024).

Ujang mengatakan, ketika ditinggalkan menjadi oposisi seorang diri, Anies bisa dipastikan tak akan memiliki jabatan apa pun dalam beberapa waktu ke depan.

Hal ini berdampak pada elektabilitas Anies sebagai seorang tokoh politik nasional.

"Tidak punya jabatan di pemerintahan, tidak punya jabatan di parpol, maka sulit bagi Anies untuk bisa eksis ke depan," tuturnya.

Sebab, pada kenyataannya, Ujang menyebut para kontestan pemilihan presiden 2024 adalah orang-orang yang sebelumnya dikenal karena jabatannya.

Politik di Indonesia, kata Ujang, masih berfokus pada kebijakan dan jabatan yang diemban oleh para kontestan.

"Makanya begini, capres-cawapres itu kan yang maju yang punya jabatan, walaupun Anies tidak punya jabatan tapi dia Gubernur DKI sebelumnya, lalu Mahfud MD itu Menkopolhukam, kita lihat Cak Imin Ketua Umum PKB, Wakil Ketua DPR, Gibran Walikota," jelas Ujang.

"Jadi semua dalam konteks untuk bisa eksis di pentas nasional harus punya jabatan di Partai dan luar partai yang bisa menjaga popularitasnya," tandas Ujang.

Anies masih memiliki daya tawar

Namun, pendapat Ujang ini berbeda dengan pandangan Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno.

Menurut Adi, Anies Baswedan memiliki daya tawar yang berbeda daripada Ganjar.

Anies merupakan capres Pilpres 2024 yang diusung Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

“Anies agak berbeda. Sekalipun tak berpartai, Anies masih punya pesona elektoral, setidaknya bagi Nasdem yang mempertimbangkan Anies maju pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta. Itu artinya, Anies masih potensial dicarikan panggung politik oleh Nasdem,” kata Adi.

Selain itu, menurut Adi, Anies memiliki pemilih tersendiri, terutama dari pemilih Islam kota dan kelompok kritis anti-pemerintah.

“Tinggal Anies berpikir agar pesona politiknya terus terawat. Tanpa itu sulit bagi Anies dilirik partai,” ucap Adi.

Anies Baswedan, beri keterangan pers usai bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Senin (22/4/2024). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)
Anies Baswedan, beri keterangan pers usai bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta, Senin (22/4/2024). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra) 

Baca juga: BRIGADIR Ridhal Ali Tomi Ditemukan Tewas Tertembak di Dalam Toyota Alphard, Mobil Mewah Milik Siapa?

Baca juga: FAKTA Penemuan Mayat Wanita dan Segepok Uang di Dalam Koper, Ternyata Warga Perumahan Riung Bandung

PKS tidak akan usung Anies jadi Calon Gubernur DKI Jakarta

Di sisi lain, PKS memastikan tidak akan mengusung Anies Baswedan maju menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Alasannya diungkap langsung oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.

Ia justru meminta Anies Baswedan untuk mendukung kader PKS yang akan maju dalam pemilihan gubernur Daerah Khusus Jakarta.

Hal itu disampaikan Ahmad Syakhu langsung di depan Anies saat konferensi pers di Kantor DPP PKS, Selasa (23/4/2024).

"Mungkin ke depan, kalau kemarin kami sudah berusaha mengusung Pak Anies dan bekerja sekuat tenaga untuk memenangkan Pak Anies sebagai capres, saya kira di pilkada ini saatnya Pak Anies mendukung kader PKS untuk maju," kata dia.

Syaikhu juga menegaskan, PKS tidak akan mengusung Anies sebagai calon gubernur Jakarta.

Sebab, menurut Syaikhu, Anies sudah menjadi tokoh nasional yang sangat disayangkan jika kembali turun menjadi tokoh daerah.

"Saya kira Beliau adalah sudah menjadi tokoh nasional jadi jangan didegradasi kembali sebagai tokoh daerah, jadi sangat sayang kita akan terus berusaha jadikan Pak Anies sebagai tokoh nasional," ucap Syakhu.

Selain itu, Syaikhu menyebut PKS belum mengambil langkah ke depan, apakah akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran atau masuk sebagai koalisi.

Kebijakan strategis masa depan PKS, kata dia, akan diputuskan melalui Badan Pekerja Majelis Syuro.

"Saya sebagai pelaksana akan menjalankan apa pun keputusan Majelis Syuro, tapi yakinlah sikap kirits PKS akan kita jaga sebagai bagian untuk meluruskan dari proses perjalanan yang memang perlu diingatkan," ucap Syaikhu.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved