Jalan Asahan Tanjungbalai Diblokade
Warga Air Joman Minta Jalan Diperbaiki, Ancam Bakar Ban di Halaman Kantor Bupati
Warga meminta agar Bupati Asahan datang menjumpai pendemo dan meminta solusi terkait jalan yang tak kunjung diperbaiki.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Setelah aksi blokir jalan, warga Kecamatan Air Joman berangkat ke Kantor Bupati Asahan untuk mempertanyakan status pembangunan Jalan Syech Silau, Jumat (3/5/2024).
Dengan mengendarai sepeda motor ditambah satu unit mobil sound sistem, warga menggeruduk Kantor Bupati Asahan di Jalinsum, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Warga meminta agar Bupati Asahan datang menjumpai pendemo dan meminta solusi terkait jalan yang tak kunjung diperbaiki.
"Kemarin, Bupati Asahan janji, bakal memediasi antara warga dengan PT Waskita, tapi itu semua hanya janji dari Bupati,"kata kordinator aksi, Dedi Regar.

Dalam orasinya, Dedi mengaku sudah lebih dari tiga kali masyarakat Air Joman melakukan demi ke Kantor Bupati.
"Namun, tampaknya Bupati Asahan ini budeg, dan pura-pura bego. Masyarakat datang, dia entah kemana," kata Dedi.
Tidak satu pejabat yang datang menemui masyarakat. Sehingga masyarakat mengancam akan membakar ban di halaman Kantor Bupati Asahan.
"Kami siapkan dia buah ban, kami akan bakar di sini kalau tidak ada pejabat yang keluar. Saya minta Bupati, kadis PUTR Asahan, kalian keluar," ancamnya.
Setelah ancaman tersebut, Kadis PUTR Asahan, Agus Jaka Putra menemui pendemo dan berjanji akan menyampaikan keluhan masyarakat tersebut ke Bupati Asahan.

Warga Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan memblokade jalan penghubung Kabupaten Asahan menuju Kota Tanjungbalai, Jumat (3/5/2024).
Aksi ini dilakukan warga akibat akses jalan di Desa Punggulan dan Desa Banjar tak kunjung dilakukan.
Menurut pengunjuk rasa, Dedi Siregar, Jalan Syech Silau masuk dalam program multiyears Rp 2,7 Triliun yang dilakukan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.
"Tapi nyatanya apa. Jalan kami hanya dilakukan pengerasan dan membuat abu semakin banyak," kata Dedi Siregar.
Dedi Siregar mengatakan sudah bertahun-tahun masyarakat merasakan tidak meratanya pembangunan di Sumatera Utara.
"Pemerintah ini, tahunya menyengsarakan rakyat saja. Jalan tidak diperbaiki, malahan kami diberi abu," kata Dedi.
Ia khawatir terhadap keberlangsungan nasib anak-anak yang pulang sekolah dengan jalan kaki.
Sebab, banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang hingga membuat abu beterbangan.
"Kami khawatir dengan anak-anak kami. Kami khawatir mereka terkena ISPA (Infeksi Saluran Pencernaan Akut, red). Maka dengan ini, Jalan Lintas Air Joman kami blokir," katanya.
Akibatnya, Jalan di Simpang Butong Air Joman tidak dapat diakses oleh kendaraan roda empat ataupun lebih.
"Kami blokir dari tiga arah. Dari Kisaran, menuju Tanjungbalai dan sebaliknya. Kemudian, kami blokir dari arah Tanjungbalai atau Kisaran menuju Silau Laut. Biar merasa juga orang-orang yang bawa mobil ini apa yang kami rasakan," kata Dedi.
Akibat pemblokiran jalan ini, warga dan petugas sempat beradu mulut, dan akhirnya warga mengalah dan membukakan jalan untuk pengendara.
(cr2/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.