Sumut Terkini
Kawasan Siosar Kini Sepi Pengunjung, Disbudporapar Karo Ajak Kades Buat Objek Wisata Baru
Dirinya mengatakan, memang hingga saat ini kabar Siosar yang sudah semakin ditinggalkan oleh wisatawan ini benar adanya.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kondisi objek wisata di kawasan Siosar, yang berada di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, semakin miris.
Pasalnya, dari beberapa informasi yang didapat tersebar video yang menunjukkan kondisi Siosar yang dulunya jadi primadona wisata di Kabupaten Karo kini sudah ditinggalkan wisatawan.
Menganggapi kabar ini, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Karo Munarta Ginting, angkat suara.

Dirinya mengatakan, memang hingga saat ini kabar Siosar yang sudah semakin ditinggalkan oleh wisatawan ini benar adanya.
"Memang benar, kemarin saat saya ke sana sudah sangat jauh berbeda kondisinya. Sudah sepi," ujar Munarta, Senin (6/5/2024).
Diungkapkan Munarta, kemarin pihaknya telah melakukan pertemuan dengan beberapa Kepala Desa yang ada di kawasan Siosar.
Diketahui, di Siosar sendiri merupakan daerah relokasi bagi korban erupsi Gunung Sinabung yang kini sudah menetap di Siosar.
Saat ini, di relokasi Siosar terdapat tiga desa yang sudah menetap di antaranya Desa Simacem, Desa Bekerah, dan Desa Suka Meriah.
Dirinya menjelaskan, saat dilakukan pertemuan dengan tiga kepala desa di sana ia mengajak kepada semua pemangku kepentingan di sana terutama kepala desa untuk ikut serta ambil andil.
Dimana, ia mengatakan pihaknya mengajak Pemerintah Desa untuk membuat suatu gebrakan dengan menghadirkan objek wisata baru.
"Kita ajak tiga desa ini untuk membuat suatu objek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Jadi konsepnya, kita ajak tiga desa ini untuk saling berkolaborasi membuat BUMDes yang mengelola objek wisata," ucapnya
Diungkapkan Munarta, rencana ini juga mengingat selama ini saat geliat pariwisata di Siosar naik masyarakat yang tinggal di sana tidak mendapatkan manfaat secara langsung.
Dimana, diketahui kawasan relokasi yang terletak di paling ujung hampir sama sekali tidak diketahui oleh wisatawan sehingga masyarakat hanya merasakan lalulintas yang macet saja terutama saat musim libur.
"Benar, selama ini masayarakat tidak ada mendapatkan manfaat secara langsung meskipun di sana merupakan objek wisata. Makanya kita mengajak masyarakat terutama pemerintahan desa untuk membuat suatu objek wisata sendiri, agar manfaatnya bisa dinikmati oleh masyarakat," ungkapnya.
Lebih lanjut, selain membuat suatu objek wisata Munarta juga menyarankan nantinya pemerintah desa juga bisa membuat suatu hal yang bisa disajikan ke wisatawan.
Seperti adanya wisata berupa jalur pendakian ke Gunung Sibuaten, memanfaatkan potensi alam yang ada di Siosar yaitu air terjun, pembuatan area camping ground, dan melakukan pembaharuan di objek wisata taman pelangi Siosar.
(mns/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.