Berita Viral

SOSOK Rosianna Silalahi yang Ngamuk Disebut Sosok yang Memarahi Jeremy Teti Gegara Tanya Gaji: Sebel

Rosianna Silalahi menjadi pembicaraan warganet setelah namanya disebut-sebut sosok yang memarahi Jeremy Teti. 

Instagram
MURKA Rosianna Silalahi, Dihubungi Staf Ahli Menteri Gegara Dituding Pemred yang Marahi Jeremy Teti 

TRIBUN-MEDAN.com - Rosianna Silalahi menjadi pembicaraan warganet setelah namanya disebut-sebut sosok yang memarahi Jeremy Teti

Jeremy Teti mengaku dimarahi seorang pemimpin redaksi dan disuuh mundur ketika menanyakan gaji.

Ia dimarahi dan dianggap tak tahu diri karena masih banyak yang mengantre untuk bekerja di kantor berita tersebut.

Padahal Jeremy telah bekerja di stasiun tv swasta itu selama 17 tahun.  

Warganet pun penasaran siapa orang yang memarahi Jeremy Teti ketika melamar di sebuah stasiun televisi swasta tersebut. 

Warganet menebak-nebak bahwa sosok itu yakni Rosianna Silalahi. Rosianna merupakan jurnalis senior yang sekarang menjadi pimpinan di Kompas.TV. 

Tapi sebelumnya, Rosianna bekerja di berbagai kantor berita yang lain. Warganet menilai bahwa Jeremy Teti dimarahi Rosianna ketika melamar ke Liputan6. 

Sebelumnya, Jeremy Teti mengungkap sakit hatinya setelah kerja sebagai presenter selama 17 tahun berujung diminta undur diri. 

Menurut Jeremy Teti, sampai saat ini dirinya masih mengingat perlakuan atasannya tersebut yang minta undur diri. 

Jeremy Teti menyebut sosok tersebut sekarang menduduki jabatan pimpinan redaksi (pemred) di salah satu stasiun televisi.

Ia mengungkap bahwa pernah ditekan untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai presenter.

Penyebabnya, Jeremy meminta penjelasan mengenai gajinya.

"Gue sakit banget, gue tanya gaji gue baik-baik karena pekerjaan gue banyak," kata dia.

Rosianna Silalahi dan Jeremy Teti berseteru imbas curhat masa lalu Jeremy pernah disuruh resign gegara tanya gaji. 
Rosianna Silalahi dan Jeremy Teti berseteru imbas curhat masa lalu Jeremy pernah disuruh resign gegara tanya gaji.  (HO)

Namun, alih-alih mendapat penjelasan yang memuaskan, Jeremy malah disindir dengan kata-kata yang menusuk hatinya.

"Kalau kamu tidak senang kerja, kalau kamu kerja mutung-mutung, kalau kamu keluar bilang ya, masih banyak yang antre mau kerja di sini!'" kata Jeremy Teti menirukan sosok yang memarahinya.

Sosok yang kini menjabat sebagai pemimpin redaksi di sebuah stasiun televisi merupakan pelaku dari insiden tersebut.

"Orangnya masih hidup, orangnya sekarang jadi pemred suatu stasiun televisi," ujar Jeremy Teti.

Jeremy masih teringat jelas bagaimana ia merasa tertekan saat itu.

Tanggung jawab besar yang diembannya, mulai dari menjadi produser program hingga membimbing presenter baru, membuatnya berharap mendapatkan kejelasan soal penghasilannya.

"Selama 17 tahun aku kerja, baru itu aku protes," ungkap Jeremy.

Namun, keinginannya tersebut justru mendapat respons yang menyakitkan.

Bahkan, tidak hanya Jeremy yang merasakan tekanan, seorang teman sesama pembawa berita juga turut merasakan dampaknya. Hingga kini, Jeremy masih merasakan luka yang sama ketika mengingat peristiwa tersebut.

Rosianna Murka

Mendengar namanya diseret-seret, Rosianna langsung menghubungi Jeremy Teti.  Percakapan mereka juga tersebar di media sosial. 

Saat melakukan siaran langsung bersama Jeremy Teti, Rosianna Silalahi menuntut klarifikasi. Dalam live tersebut, Jeremy Teti terlihat tengah menggunakan infus.

"Ah! Lo pakai cara sakit lagi. Ini gini mau nanya sama lo, apa maksud lo?" Tanya Rosi langsung.

Jeremy Teti yang sudah tahu arah pembicaraan langsung memberikan pernyataan bahwa ia tidak pernah menyebut nama siapa pun.

"Ga ada maksud apa-apa. Aku tidak menyebut nama siapa pun juga. Inisial juga satu huruf doang," ujar Jeremy Teti.

Lebih lanjut, Jeremy Teti menjelaskan tudingan terhadap Rosi hanya opini netizen. "Semua orang langsung nyerang gue," keluh Rosianna Silalahi.

"Aku juga gak tahu. Kok jadi RS, enggak aku gak pernah menyebut nama RS," terang Jeremy Teti.

Jeremy Teti kemudian menjelaskan lagi bahwa dalam pernyataannya ia hanya menyebut Pemred.

"Aku hanya bilang pemred, ya mungkin pemred yang terkenal kan cuma Rosianna Silalahi," duga Jeremy Teti.

Rosianna Silalahi juga tak bisa menyembunyikan rasa kesalnya.

Apalagi ia tahu bahwa Jeremy Teti langsung mendapat banyak undangan dari beberapa stasiun TV yang meminta penjelasan lebih lanjut.

"Gue tuh sebenarnya ga terlalu peduli yang gini-gini, tapi karena lo habis itu diundang berkali-kali terus lo sampai kayak gini," kata Rosi.

"Eh lo tahu gak ya? Itu yang diserang gue. Itu sampai gue bingung ini ada apaan sih? Kayaknya gak ada masalah apa-apa," lanjut dia.

Bahkan dikatakan Rosi, staf ahli Menko Marves juga bertanya padanya soal pernyataan Jeremy Teti.

"Sampai staff ahlinya Pak Luhut Menko Marves itu sampai semalam kalau gak salah sampai WA gue bilang gini 'Kenapa ya Jeremy Teti harus ngungkit-ngungkit seperti ini?' 'Ngungkit apa?' Barulah di situ gue lihat hashtagnya seperti itu," terang Rosi.

Rosi lantas menyebut bahwa banyak yang menudingnya telah menganiaya Jeremy Teti.

"Lu bayangin gak orang tuh percaya bahwa gue sudah begitu dzolim sama lo? Lo tahu gak sih? Lo gila lo.Lo enak diundang ke mana-mana terus (nangis) 'Itu menjadi luka batinku.' Situ enak jadi terkenal, sini yang dimaki-maki," kata Rosi.

"Emang gue yang marah-marhain lo? Emang lo yang nanya gaji sama gue terus gue bilang 'Eh banyak yang ngantre Jakarta sampai Depok.' Emang gue?" Tanya Rosi.

Jeremy Teti kembali menjelaskan bahwa ia tidak pernah menyebut nama Rosianna Silalahi. Bahkan, di beberapa kesempatan, Jeremy Teti menjelaskan bahwa hubungannya dengan Rosi sangat baik layaknya teman.

"Ya bukan, aku tidak pernah bilang kayak gitu. Ya oke (aku) bilang antrean sampai Depok, tapi kan aku tidak menyebutkan nama pemrednya siapa.

Kan Bu Rosi sama aku bestie selama ini, baik-baik aja," ujar Jeremy Teti.

"Gak usah pakai muka-muka memelas gitu, gue lagi sebel sama lo, gue lagi BT sama lo," semprot Rosi.

"Ya terus? Aku kan gak menyebutkan nama, itu netizen yang menggiring ke sana.

Mereka bilang RS RS. 'Enggak' aku bilang begitu.

Aku tidak menyebutkan nama siapa pun, ya netizen aja menggiring ke sana melihat Rosi pemred yang terkenal.

Setelah itu 'Enggak, orangnya gak terkenal kok.' Aku bilang gitu," jelas Jeremy Teti.

Meskipun masih kesal dengan tudingan yang ditujukan padanya, Rosi terlihat lega karena Jeremy Teti sudah memberikan klarifikasi.

Jeremy Teti pun meminta maaf atas kegaduhan dan tudingan yang menyeret Rosi.

"Iya aku tidak menyebutkan (nama). Kemarin di salah satu stasiun TV mereka bertanya gitu 'Emang RS yang itu?'"

"'Bukan, aku sama RS tuh bestie banget. Sama suaminya aku kenal baik.' Aku bilang gitu," tandas Jeremy Teti.

Lantas bagaimana sosok Rosianna Silalahi?

Rosianna bernama lengkap Rosianna Magdalena Silalahi merupakan jurnalis senior yang lahir di 

Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia, 26 Oktober 1972

Rosi telah menekuni dunia jurnalistik sejak masih duduk di bangku SMA. Kegiatan ekstrakurikuler majalah dinding menjadi pilihan alumni SMA Ursula ini untuk menyalurkan hobi menulisnya.

Tak hanya itu, Rosi juga aktif berkegiatan di majalah sekolah, Serviant.

Seusai SMA, wanita berdarah Batak ini mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru perguruan tinggi negeri. Sayang, Rosi gagal diterima di Jurusan Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) dan diterima di pilihan kedua, Jurusan Sastra Jepang Fakultas Sastra UI. Meskipun begitu, impiannya untuk menjadi seorang jurnalis tak pernah pupus.

Setelah gelar sarjana sastra berhasil digenggamnya, Rosi mencari pekerjaan sesuai minat dan bakat di bidang jurnalistik. Bungsu dari lima bersaudara ini kemudian mencoba peruntungannya dengan mengirimkan lamaran kerja ke TVRI.

Sembari menunggu panggilan dari TVRI, Rosi bekerja di perusahaan periklanan selama beberapa bulan.Tak lama kemudian, usaha Rosi akhirnya membuahkan hasil. Putri pasangan L.M. Silalahi (alm) dan Ida Hutapea ini dipanggil untuk menjalani tes di televisi milik pemerintah itu hingga akhirnya ia diterima sebagai reporter.

Momen penentu dalam karir jurnalistik Rosi hadir pada 1999, saat SCTV sedang mencari reporter dan presenter baru. Kesempatan ini pun tak disia-siakan Rosi. Berkat kemampuan dan kecerdasannya, Rosi berhasil lolos seleksi di SCTV.

Setahun berkarir di televisi swasta itu, nama Rosiana Silalahi mulai dikenal publik. Saat itu ia mulai tampil di belakang meja siar sebagai seorang pembaca berita (news anchor). Tugas itu dijalaninya sembari melakukan reportase di lapangan.

Karir Rosi semakin cemerlang setelah dua seniornya, Ira Koesno dan Arief Suditomo keluar dari SCTV. Ia berkesempatan menggantikan dua orang “ikon” SCTV itu sebagai jurnalis andalan mereka.

Bahkan pada tahun 2003, Rosi terpilih sebagai salah satu dari 6 jurnalis TV Asia yang mendapat kesempatan melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden Amerika Serikat, George Bush di Gedung Putih, Washington DC.

Kapasitasnya sebagai seorang pewawancara dengan tokoh lintas negara akhirnya mengantarkan Rosi untuk bertemu tokoh-tokoh sekaliber Mahathir Muhammad, Lee Kuan Yew, hingga Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad.

Pengalaman-pengalaman tersebut mengantarkan Rosi meraih berbagai penghargaan. Di tahun 2004, Rosi berhasil menyabet gelar Pembawa Acara Talk Show Terfavorit dan Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit versi Panasonic Award, sebuah ajang penghargaan bergengsi bagi insan pertelevisian.

Saat Pemilu 2004, Rosi memproduksi program 'Kotak Suara' yang membahas mengenai money politics. Program itu berhasil mengantarkannya sebagai pemenang penghargaan 'Indonesia Journalist Board' tahun 2004.

Pada November 2005, setelah 5 tahun menjadi pembaca berita, Rosi akhirnya diangkata sebagai Pemimpin Redaksi Liputan 6. Kesempatan ini, yang diperolehnya pada usia relatif muda (33 tahun), baginya adalah anugerah dari Tuhan.

Sebulan kemudian, tepatnya Desember 2005, tropi Panasonic Award kembali dianugerahkan padanya karena berhasil terpilih sebagai Presenter Berita (Curent Affairs) Terbaik. Setelah sempat absen selama satu tahun, Rosi kembali terpilih di ajang Panasonic Award tahun 2007, dan untuk kali ketiga ia sukses meraih gelar Pembawa Acara Berita/Current Affair Terfavorit.

Pada 12 Desember 2009, Rosi tak lagi menjabat sebagai Pemred Liputan 6 SCTV. Posisinya kemudian digantikan oleh Direktur PT Surya Citra Media, Fofo Suriaatmadja. Mengenai pergantian itu, sempat tersiar kabar yang menyebutkan bahwa terjadi keretakan hubungan antara Fofo dengan Rosi. Namun kabar itu dibantah oleh Humas SCTV, Budi Darmawan.

Setelah lengser dari kursi Pemred Liputan 6, Rosi bersama dua orang rekannya sesama alumni SCTV, Bayu Sutiono dan Gunawan, membuat sebuah rumah produksi bernama Rosi. Inc. Tim kreatif, kamerawan, bahkan tenaga operasional pun diboyong dari SCTV.

Dunia jurnalistik tampaknya tidak mau jauh-jauh dari Rosi. Pada akhir 2009, ia ditawari membuat acara talk show oleh Global TV. "Sebenarnya saya mau nawarin program yang lain. Cuma, sama pak Daniel, bos Global TV, saya diminta bikin program sendiri. Katanya, kalau saya punya konsep sendiri, akan diberi nama "Rossy". Kebetulan Global TV memang salah satu TV yang agresif mendekati saya dan berani ngasih prime time," ungkapnya. Konsep talk show yang dibuat Rosi ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak lama. Bahkan, dia terus didesak oleh teman-temannya baik di divisi pemberitaan maupun di luar pemberitaan.

Rosi sempat tidak percaya diri sebelum akhirnya menerima “tantangan” itu. "Rossy" sekaligus menandai kembalinya ia ke layar kaca. Sebab dia sudah lama berada di balik layar ketika masih di SCTV. Lewat "Rossy", Rosiana Silalahi tampil menyapa para pemirsa setianya. Jika dulu masyarakat mengenal wanita berambut pendek ini dengan image yang serius, tajam bahkan terkesan galak, kali ini Rosi hadir dengan karakter barunya. Atribut setelan formil dan kacamata yang menjadi ciri khasnya dulu ketika menjadi pembaca berita, kini tak lagi dikenakannya. Rosi tampil segar dengan
busana kasual dan tanpa kacamata.

arjana Sastra Jepang UI ini juga menginginkan talk show-nya menjadi acara yang tak hanya sekadar menyajikan informasi namun juga dapat mengusung gerakan moral, menginspirasi, serta mengajak pemirsanya berpikir. "Saya ingin memiliki program yang berpengaruh yang jadi alternatif tontonan di tengah banyaknya tayangan sinetron," jelasnya.

Rosi mengaku memandu acara talk show lebih sulit dibandingkan acara bertema politik. Sebab, dia harus mampu mendidik sekaligus menghibur namun tidak menggurui. Ia juga harus menyiapkan banyak pertanyaan yang mengeksplorasi perasaan narasumbernya.

Awalnya, Rosi dan timnya sempat ragu bahwa acaranya mampu diterima permirsa TV. Apalagi di jam yang sama, TV lain menayangkan sinetron, lawakan, musik, dan reality show. Namun, sepanjang berpegang pada komitmen awal, ia meyakini acaranya akan mendapat tempat di hati penonton.

Ia pun memanfaatkan jaringan yang dimiliki untuk menghadirkan narasumber yang belum tentu bisa dilakukan talk show lain. Antara lain, Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani, Setiawan Djody, Menteri BUMN (2011-2014). Dahlan Iskan, dan Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2009), Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved