Sumut Terkini
Disbudpar Karo Akui Kondisi Siosar Sudah Memprihatinkan, Banyak Ditumbuhi Rumput Liar
Pasalnya, kawasan wisata yang beberapa waktu lalu menjadi salah satu primadona di Kabupaten Karo ini, kini kondisinya sudah jauh berbeda.s
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kondisi kawasan wisata Siosar, di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, masih menjadi perbincangan.
Pasalnya, kawasan wisata yang beberapa waktu lalu menjadi salah satu primadona di Kabupaten Karo ini, kini kondisinya sudah jauh berbeda.
Ketika ditanya perihal hal ini ke instansi yang berwenang, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbuporapar) Kabupaten Karo Munarta Ginting, membenarkan adanya kondisi tersebut.
Dikatakan Munarta, saat beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Siosar dirinya melihat jika objek wisata yang dulunya menjadi primadona kini sudah banyak ditumbuhi rumput liar yang tinggi.

"Untuk Siosar memang sudah miris kita lihatnya, kalau kemaren ke Siosar kondisinya sudah banyak ditumbuhi rumput panjang-panjang pun di sana," ujar Munarta, Kamis (9/5/2024).
Berdasarkan informasi yang didapat dari sejumlah sumber, kondisi terpuruknya wisata di Siosar ini menampilkan banyaknya rumput dan ilalang yang tumbuh liar di kawasan villa dan objek wisata.
Tak hanya itu, salah satu spot yang dulunya sempat diburu oleh wisatawan menjadi latar belakang foto kini tampak sudah terbengkalai.
Diungkapkan Munarta, perihal kabar Siosar yang ramai diperbincangkan karena sudah mulai ditinggal oleh wisatawan ini banyak faktor yang menjadi penyebabnya.
Dirinya mengatakan, salah satu hal yang menjadi faktor utama ialah karena buruknya pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh pengelola terutama penerapan retribusi.
Pasalnya, dirinya mendapatkan laporan dari berbagai pihak jika pengelola melakukan banyaknya pengutipan kepada wisatawan yang berkunjung ke sana.

Tak hanya kutipan yang berlapis, ternyata harga yang dipatok oleh pengelola untuk setiap pengutipan dan biaya kuliner juga cukup mahal.
Sehingga membuat objek wisata yang berada di kawasan puncak 2000 Siosar ini semakin ditinggalkan oleh wisatawan.
"Kalau informasi yang kita dapat, dari tahun lalu sudah banyak wisatawan yang mengeluh perihal banyak kutipan oleh pengelola, tapi bukan Pungli ya. Karena harga yang tidak terkontrol, wisatawan sidah mulai meninggalkan objek wisata itu," ucapnya.
Dari informasi yang didapat, diketahui kutipan berlapis yang dilakukan oleh pengelola yang menjadi penyebab hilangnya wisatawan mulai dari biaya masuk dan parkir yang sudah berbeda dari pertama kali dibuka.
Selanjutnya, kutipan untuk menggunakan wahana di sana, dan juga harga makanan serta minuman yang dinilai terlampau mahal membuat wisatawan datang ke sana hanya cukup satu kali.
"Jadi pengelola ini suka hati buat harga," ungkapnya.
Ketika ditanya perihal apakah Pemkab Karo memiliki wewenang untuk mengurus perihal batas harga objek wisata, Munarta mengaku secara aturan pihaknya belum memiliki wewenang turut campur untuk penerapan batas maksimal.
Namun, dirinya mengatakan pihaknya sudah beberapa kali mengingatkan pengelola objek wisata khususnya di Siosar agar turut memperhatikan pelayanan dan memenuhi fasilitas bagi wisatawan.
"Memang sampai sekarang belum ada aturan sehingga kita tidak bisa ikut campur. Tapi dari laporan masyarakat, kita sudah coba memberikan masukan namun tidak dipedulikan oleh pelaku usaha," ungkapnya.
Melihat kondisi ini, Munarta menjelaskan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan beberapa Kepala Desa yang ada di kawasan Siosar.
Diketahui, di Siosar sendiri merupakan daerah relokasi bagi korban erupsi Gunung Sinabung yang kini sudah menetap di Siosar.
Saat ini, di relokasi Siosar terdapat tiga desa yang sudah menetap di antaranya Desa Simacem, Desa Bekerah, dan Desa Suka Meriah.
Dirinya menjelaskan, saat dilakukan pertemuan dengan tiga kepala desa di sana ia mengajak kepada semua pemangku kepentingan di sana terutama kepala desa untuk ikut serta ambil andil.
Dimana, ia mengatakan pihaknya mengajak Pemerintah Desa untuk membuat suatu gebrakan dengan menghadirkan objek wisata baru.
"Kita ajak tiga desa ini untuk membuat suatu objek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Jadi konsepnya, kita ajak tiga desa ini untuk saling berkolaborasi membuat BUMDes yang mengelola objek wisata," ucapnya
Diungkapkan Munarta, rencana ini juga mengingat selama ini saat geliat pariwisata di Siosar naik masyarakat yang tinggal di sana tidak mendapatkan manfaat secara langsung.
Dimana, diketahui kawasan relokasi yang terletak di paling ujung hampir sama sekali tidak diketahui oleh wisatawan sehingga masyarakat hanya merasakan lalulintas yang macet saja terutama saat musim libur.

Sebelumnya, viral sebuah video yang memperlihatkan kondisi terkini wisata Puncak 2000 Siosar viral di media sosial.
Diketahui, wisata Puncak 2000 Siosar berlokasi di Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Wisata Puncak 2000 Siosar ini sebelumnya sempat menjadi salah satu lokasi wisata favorit.
Namun baru-baru ini, seorang pengunjung memperlihatkan kondisi terkini lokasi wisata yang berada diketinggian 2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu.
Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @sumut.viral, tampak kawasan wisata Puncak 2000 Siosar tersebut sepi dengan pengunjung.
“Kondisi terkini lokasi wisata siosar puncak 2000 Kabupaten Karo. Ada yg tau kira⊃2; kenapa?,” isi narasi dalam unggahan itu.
Pada video viral berdurasi singkat itu, perekam memperlihatkan kondisi Puncak 2000 Siosar yang diduga terbengkalai.
Tampak kawasan wisata itu ditumbuhi rumput-rumput liar, termasuk perosotan yang dulunya jadi wahana favorit.
“Siosar Puncak 2000 yang duu viral sekarang terbengkalai hancur ditinggalkan wisatawan. Rumputnya tumbuh di perosotan ini dan semak semuanya. Bunga-bunganya ditutupi oleh semak-semak, hancur,” ucap perekam.
Tak hanya arena dan wahana bermain, penginapan yang berada di kawasan wisata Puncak 2000 Siosar itu juga ikut terbengkalai.
“Ini penginapannya. Entah ada entah nggak yang nginap di sini nggak tahu kita. Semak-semak semua ini, hancur,” sambung perekam sambil memperlihatkan kondisi kawasan wisata itu.
Dulunya, kawasan wisata Puncak 2000 Siosar ini sempat viral dan pengunjung berduyun-duyun berwisata kesana.
Beberapa wahana di kawasan wisata tersebut sempat menarik perhatian pengunjung, termasuk area bermain yang bertema Teletubbies.
Namun kini wisata itu terbengkalai dan sepi.
Video yang memperlihatkan kondisi terkini Puncak 2000 Siosar itu viral dan beredar luas di media sosial.
Warganet menduga kawasan wisata itu sepi pengunjung lantaran maraknya pungli.
“MAHAL & PUNGLI. Jika ada investor selanjutnya, cukup byk PR yg harus dibenahi. Sangat disayangkan lokasi wisata yg harusnya jadi kebanggaan masyarakat karo sekaligus penyumbang devisa bagi daerah tidak terkelola dengan baik. #pemdakaro #pariwisatasumut,” tulis @mirwadi_zur.
“Mereka yang membunuh rezeki mereka sendiri dengan pungli habis ini tinggal nyalain pemerintah aja orang2 sana,” tulis @igofahrezy.
“Aku orang karo, tapi palak kali liat wisata karo inj, semua kalau masuk kawasan wisata ada retrubusi sidebuk2, gundaling, piso2, siosar, dan laukawar. Makanya paling maalas kalau orang ngajk jalan ke brastagi dkk. Semua mahal (alasan nya tempat wisata),” tulis @rezkypranantabangun.
(mns/tribun-medan.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.