Tribun Wiki

Sosok Ustaz Muflih Safitra, Lulusan King Saud University Arab, Seteru dengan Ustaz Adi Hidayat

Ustaz Muflih Safitra terlibat perseteruan dengan Ustaz Adi Hidayat lantaran mengkritik ceramah UAH terkait musik

|
Editor: Array A Argus
Youtube Bali Mengaji
Ustaz Muflih Safitra 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Ustaz Muflih Safitra dikenal sebagai penceramah salafi.

Ustaz Muflih Safitra aktif berdakwah setelah memtusukan mundur sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil).

Diketahui, Ustaz Muflih Safitra ini anak seorang PNS.

Ayahnya M Saad Ali merupakan PNS yang sering mengisi khutbah dan ceramah.

Baca juga: Sosok Asri Damuna, Pejabat Kemenhub Disebut Mesum Usai Ajak Youtuber Wanita Korsel ke Hotel

Belakangan, Ustaz Muflih Safitra dikabarkan terlibat seteru dengan Ustaz Adi Hidayat.

Dalam cuitanya di Twitter atau X, Ustaz Muflih Safitra mengkritik ceramah Ustaz Adi Hidayat menyangkut perkara musik.

Ada beberapa hal menurut Ustaz Muflih Safitra dari ceramah Ustaz Adi Hidayat yang keliru.

"12 hari lalu kita kritik pendapat UAH yang terlalu lancang, lantaran tidak ada ulama mu'tabar yang berani mengatakan: - surat Asy-Syuaraa itu surat musik, - Hasan bin Tsabit adalah musisinya Nabi, - Nabi mengangkat seorang musisi dalam masjid," tulis akun Twitter @MuflihSafitra.

Baca juga: Sosok Gede Suraharja, Ayah Mahalini Raharja Calon Mertua Rizky Febian Ternyata Politisi Golkar

Sejak cuitan itu diunggah, warganet pun ramai memberi komentar.

Tak sedikit pula yang membela Ustaz Adi Hidayat.

Sebab, menurut warganet, apa yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat tentu bukan perkara sembarangan, dan ada kajian keilmuannya.

Namun, warganet yang mendukung Ustaz Muflih Safitra membela pendapat sang ceramah.

Kini, perseteruan itu pun ramai diperbincangkan, hingga mendapat respon dari Pemuda Muhammadiyah yang turut membela Ustaz Adi Hidayat.

Baca juga: Sosok Prof Sri Indarti, Rektor Universitas Riau yang Laporkan Mahasiswanya Usai Dikritik Uang Kuliah

Sosok Ustaz Muflih Safitra

Ustaz Mudlih Safitra lahir di Balikpapan, 19 Juli 1984.

Dilansir dari Tribun Kaltim, ayah Ustaz Muflih Safitra adalah seorang PNS bernama M Saad Ali.

Ayahnya juga merupakan seorang penceramah yang sering diminta mengisi khutbah.

Karena sosok ayahnya itu, Ustaz Muflih Safitra turut memngikuti jejak orangtuanya menjadi penceramah.

"Sejak kecil saya sering ikut kegiatan Islami, seperti MTQ dan ceramah. Saat Ramadhan tiba, ayah saya sering mengajak saya keliling berceramah," ujar Muflih.

Baca juga: Sosok Irjen Purn Ronny F Sompie, Eks Pejabat Polda Sumut Sempat Digadang Jadi Menteri Prabowo

Setelah lulus sekolah, ia melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

Ia menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 5 bulan dengan IPK 3,89 (cumlaude).

Setelah itu, untuk membahagiakan orang tua, Muflih mengikuti jejak karir kedua orangtuanya, mengabdi sebagai PNS di Pemkot Balikpapan.

Namun keinginannya yang kuat untuk mensyiarkan agama tidak lantas berhenti.

Ia tetap menyempatkan waktunya untuk berdakwah sepulang bekerja.

"Biasanya mengisi dakwah saat Maghrib, Isya atau saat Subuh."

Baca juga: Profil Irish Bella, Artis Blasteran Belgia yang Bolak-balik Dikhianti Suami Pecandu Narkoba

Menurut Muflih, menjadi pendakwah merupakan anugerah dari Allah sekaligus ladang pahala untuk tabungan akhirat.

Tahun 2010, Muflih meraih juara 1 lomba menghafal Al-Qur'an untuk PNS Kota Balikpapan dan mendapatkan hadiah umroh dari pemerintah.

Ia pun kembali menginjakkan kaki di negeri Nabi 5 bulan kemudian. "Adalah kesempatan yang luar biasa kita bisa sekolah S2 sekaligus belajar dengan masyaikh dan ulama-ulama internasional. Kita bisa menimba lebih banyak ilmu agama," ujarnya.

Berkat rahmat Allah, Muflih menyelesaikan pendidikan S2 dengan masa studi tercepat dan IPK tertinggi di antara mahasiswa seangkatan.

Awal 2014 setelah lulus ia pulang ke Balikpapan.

Baca juga: Profil Brigjen TNI Aminton Manurung, Orang Batak yang Kini Jabat Kasdam II/Sriwijaya

Namun saat kembali menjadi PNS, Muflih merasa belum maksimal mendakwahkan ilmu yang ia dapat semasa kuliah di Arab Saudi.

Apalagi menjelang Ramadhan, Muflih diminta banyak pengurus masjid dan majelis ilmu untuk mengisi kajian selama bulan puasa.

"Waktu saya untuk berdakwah dan mengajarkan ilmu agama sangat terbatas. Sementara di jam kerja saya tidak bisa berdakwah. Sedangkan permintaan untuk mengisi kajian Ramadhan semakin banyak," katanya.

Muflih yang saat itu sudah golongan III B akhirnya memutuskan berhenti menjadi PNS dan fokus untuk berbagi ilmu dalam dakwah.

"Orangtua dan istri sangat mendukung langkah ini. Bahkan ayah saya meyakinkan, jangan takut kehilangan rejeki karena sudah diatur Allah SWT. Kalau nanti diminta mengembalikan gaji, bapak mengatakan akan bantu cari dananya," katanya.

Seminggu sebelum Ramadhan tahun lalu, ia mengundurkan diri sebagai PNS.

Baca juga: Profil Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG dengan Segudang Prestasi

Sebagai konsekuensi, Muflih diwajibkan membayar Rp 87 juta sebagai bentuk pengembalian gaji yang ia terima semasa kuliah di Arab Saudi, karena teranggap tidak mengabdi di pemerintah.

"Ketika itu saya belum punya uang. Maka saya mengajukan penghapusan pengembalian tersebut, walau mungkin ditolak.

"Saya menyadari, seandainya ditolak pun tidak mengapa karena memang itu hak pemerintah sekaligus tanggung jawab saya. Seandainya harus membayar, ibarat membeli pahala Ramadhan Rp 87 juta," ucapnya.

Tak disangka pertolongan Allah datang.

Seorang kawan yang juga jamaahnya bersedia membantu Muflih untuk mengembalikan gajinya kepada negara.

"Walaupun status bantuannya hutang yang akan saya cicil kepada teman, setidaknya tanggungan terasa lebih ringan dan saya pun tambah yakin bahwa dakwah ini adalah jalan hidup saya," katanya.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved