Berita Karo Terkini

Dulu Ramai Kini Wisata Tanah Karo Siosar Semakin Sepi, Ini Beda Potretnya Dulu dan Sekarang

Di hampir seluruh titik lokasi yang dulu jadi primadona seakan dibiarkan begitu saja, tampak rumput liar dan ilalang dibuatkan tumbuh tak terkontrol.

|
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Pengunjung menikmati suasana di kebun dan kabin Madu Efi, di Jalan Kabanjahe-Siosar, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kawasan wisata Siosar, Kabupaten Karo saat ini kondisinya semakin memprihatinkan.

Bagaimana tidak, objek wisata yang dulunya menjadi salah satu primadona di Kabupaten Karo tersebut kini sudah kehilangan pesona.

Saat dicoba ditelusuri ke kawasan wisata yang berada di ketinggian sekitar 2000 meter di atas permukaan laut ini, saat ini objek wisata yang berada di Desa Kacinambun tersebut sudah sangat jauh berbeda.

Hiruk-pikuk wisata yang dulu selalu ramai saat akhir pekan, kini bak hanya kenangan lalu.

Pengunjung bergaya dengan latar perbukitan hijau di Puncak 2000 Siosar, Desa Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Pengunjung bergaya dengan latar perbukitan hijau di Puncak 2000 Siosar, Desa Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. (HO)

Salah satu spot yang dulu jadi favorit tempat kaula muda istirahat yaitu di Zia Coffee, juga terlihat tak kalah memprihatinkan.

Bangunan yang dominan terbuat dari bahan dasar kayu tersebut, tampak bagaikan bangunan usang tanpa penghuni.

Pemandangan serupa juga ditemukan di beberapa titik, seperti di area penginapan bubble yang dulunya juga menjadi spot foto kekinian.

Kondisi kawasan wisata Siosar, yang berada di Kabupaten Karo terlihat semakin memprihatinkan semenjak ditinggal oleh wisatawan, Jumat (17/5/2024). Selain ditinggal wisatawan, kondisi ini juga diduga karena pengelolaan manajemen yang tidak berjalan dengan baik.
Kondisi kawasan wisata Siosar, yang berada di Kabupaten Karo terlihat semakin memprihatinkan semenjak ditinggal oleh wisatawan, Jumat (17/5/2024). Selain ditinggal wisatawan, kondisi ini juga diduga karena pengelolaan manajemen yang tidak berjalan dengan baik. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL)

Tak hanya itu, area wahana seluncuran pelangi yang berada di depan penginapan bubble juga kondisinya sagat memprihatinkan.

Di hampir seluruh titik lokasi yang dulu jadi primadona seakan dibiarkan begitu saja, tampak rumput liar dan ilalang dibuatkan tumbuh tak terkontrol. Di areal kolam, tampak sudah diselimuti lumut pada bagian dasarnya.

Akibat kondisi ini, membuat wisatawan tak lagi melirik kawasan Siosar sebagai tujuan wisata saat berkunjung ke Kabupaten Karo.

Bagaimana tidak, kondisinya yang kini kian sepi dan tak terurus sudah tak elok lagi dipandang mata apalagi diabadikan ke dalam momen berswafoto.

Wisatawan berswafoto dengan latar belakang pemandangan Gunung Sinabung di salah satu objek wisata di kawasan Siosar.
Wisatawan berswafoto dengan latar belakang pemandangan Gunung Sinabung di salah satu objek wisata di kawasan Siosar. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL)

Alhasil kondisi ini membawa kerugian yang sangat dirasakan oleh para pemilik aset di kawasan ini, salah satunya aset berupa villa.

Seperti diketahui, di lokasi objek wisata Siosar sejak awal sudah dilirik oleh investor-investor untuk menanam modal membuat penginapan.

Saat ini, di kawasan tersebut tak kurang puluhan unit bangunan villa sudah berdiri kokoh.

Kondisi kawasan wisata Siosar, yang berada di Kabupaten Karo terlihat semakin memprihatinkan semenjak ditinggal oleh wisatawan, Jumat (17/5/2024). Selain ditinggal wisatawan, kondisi ini juga diduga karena pengelolaan manajemen yang tidak berjalan dengan baik.
Kondisi kawasan wisata Siosar, yang berada di Kabupaten Karo terlihat semakin memprihatinkan semenjak ditinggal oleh wisatawan, Jumat (17/5/2024). Selain ditinggal wisatawan, kondisi ini juga diduga karena pengelolaan manajemen yang tidak berjalan dengan baik. (TRIBUN MEDAN/NASRUL)

Bangunan villa yang rata-rata dibangun dua lantai ini, hampir seluruhnya dibangun untuk komersil atau disewakan kepada tamu dengan harga yang bervariasi.

Salah satu pemilik villa yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan saat ini melihat kondisi Siosar yang semakin memprihatinkan tentunya harus menjadi perhatian.

Pasalnya, dampak dari buruknya pengelolaan manajemen membuat kawasan Siosar semakin tidak tertarik lagi dikunjungi.

"Tentunya ya jelas sangat disayangkan, bagaimana kita lihat dulu Siosar sangat ramai dikunjungi, sekarang sudah berbanding terbalik," ujar pemilik villa, Jumat (17/5/2024).

Agrowisata Kebun Efi Puncak 2000 Siosar, Karo
Agrowisata Kebun Efi Puncak 2000 Siosar, Karo (Kebun Efi)

Ketika ditanya bagaimana langkah selanjutnya yang diambil oleh dirinya selaku sudah cukup besar menaruh modal di sana mengingat Siosar semakin terpuruk, dirinya mengaku sampai saat ini masih belum bisa membuat keputusan apa-apa.

Dirinya menjelaskan, sejauh ini ia secara pribadi masih mempertahankan asetnya di sana sambil menunggu pihak manajemen kembali bergerak melakukan perbaikan.

"Ya mau bagaimana lagi, kalau untuk pengelolaan lokasi di sana secara umum itu kewenangannya pengelola. Kalau kita kan cuma bisa perbaiki fasilitas di villa sama komplek villa kita. Kita tunggu lah bagaimana ke depan manajemen semoga bisa kembali bangkit," ucapnya.

Disinggung sudah berapa lama mengalami penurunan tamu, dirinya mengaku selama beberapa bulan terakhir di kawasan tersebut sudah sangat ditinggal oleh wisatawan.

Apalagi untuk tamu villa, sejak awal tahun kemarin tamu yang menginap di sana sudah sangat jauh berkurang.

"Sudah berapa bulan ini lah enggak ada tamu, makanya kadang kita lah yang nempati biar sekalian dibersihkan," katanya.

Melihat situasi Siosar yang semakin tak terawat, tentunya wisatawan enggan untuk berlama-lama berkunjung ke sana apalagi menginap.

Tak hanya lokasinya yang sudah ditumbuhi semak belukar, bahkan fasilitas pendukung di sana juga sudah tidak memenuhi standar.

Seperti cafe dan beberapa tenant makanan, tampak sudah tutup tanpa ada aktivitas yang berarti.

Disbudpar Karo Akui Kondisi Siosar Sudah Memprihatinkan, Banyak Ditumbuhi Rumput Liar

Memang Kondisi kawasan wisata Siosar, di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, masih menjadi perbincangan.

Pasalnya, kawasan wisata yang beberapa waktu lalu menjadi salah satu primadona di Kabupaten Karo ini, kini kondisinya sudah jauh berbeda.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata (Disbuporapar) Kabupaten Karo Munarta Ginting, membenarkan adanya kondisi tersebut.

Dikatakan Munarta, saat beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Siosar dirinya melihat jika objek wisata yang dulunya menjadi primadona kini sudah banyak ditumbuhi rumput liar yang tinggi.

Viral Puncak 2000 Siosar yang berlokasi di Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara terbengkalai dan sepi pengunjung.
Viral Puncak 2000 Siosar yang berlokasi di Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara terbengkalai dan sepi pengunjung. (Instagram.com/@sumut.viral)

"Untuk Siosar memang sudah miris kita lihatnya, kalau kemaren ke Siosar kondisinya sudah banyak ditumbuhi rumput panjang-panjang pun di sana," ujar Munarta, Kamis (9/5/2024).

Berdasarkan informasi yang didapat dari sejumlah sumber, kondisi terpuruknya wisata di Siosar ini menampilkan banyaknya rumput dan ilalang yang tumbuh liar di kawasan villa dan objek wisata.

Tak hanya itu, salah satu spot yang dulunya sempat diburu oleh wisatawan menjadi latar belakang foto kini tampak sudah terbengkalai.

Diungkapkan Munarta, perihal kabar Siosar yang ramai diperbincangkan karena sudah mulai ditinggal oleh wisatawan ini banyak faktor yang menjadi penyebabnya.

Dirinya mengatakan, salah satu hal yang menjadi faktor utama ialah karena buruknya pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh pengelola terutama penerapan retribusi.

Pasalnya, dirinya mendapatkan laporan dari berbagai pihak jika pengelola melakukan banyaknya pengutipan kepada wisatawan yang berkunjung ke sana.

Tangkapan layar kondisi objek wisata di kawasan Siosar, di Kabupaten Karo, yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah ditinggal wisatawan
Tangkapan layar kondisi objek wisata di kawasan Siosar, di Kabupaten Karo, yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah ditinggal wisatawan (FACEBOOK/Sekitar Sumut Ezra Eriks)

Tak hanya kutipan yang berlapis, ternyata harga yang dipatok oleh pengelola untuk setiap pengutipan dan biaya kuliner juga cukup mahal.

Sehingga membuat objek wisata yang berada di kawasan puncak 2000 Siosar ini semakin ditinggalkan oleh wisatawan.

"Kalau informasi yang kita dapat, dari tahun lalu sudah banyak wisatawan yang mengeluh perihal banyak kutipan oleh pengelola, tapi bukan Pungli ya. Karena harga yang tidak terkontrol, wisatawan sidah mulai meninggalkan objek wisata itu," ucapnya.

Dari informasi yang didapat, diketahui kutipan berlapis yang dilakukan oleh pengelola yang menjadi penyebab hilangnya wisatawan mulai dari biaya masuk dan parkir yang sudah berbeda dari pertama kali dibuka.

Selanjutnya, kutipan untuk menggunakan wahana di sana, dan juga harga makanan serta minuman yang dinilai terlampau mahal membuat wisatawan datang ke sana hanya cukup satu kali.

"Jadi pengelola ini suka hati buat harga," ungkapnya.

Ketika ditanya perihal apakah Pemkab Karo memiliki wewenang untuk mengurus perihal batas harga objek wisata, Munarta mengaku secara aturan pihaknya belum memiliki wewenang turut campur untuk penerapan batas maksimal.

Namun, dirinya mengatakan pihaknya sudah beberapa kali mengingatkan pengelola objek wisata khususnya di Siosar agar turut memperhatikan pelayanan dan memenuhi fasilitas bagi wisatawan.

"Memang sampai sekarang belum ada aturan sehingga kita tidak bisa ikut campur. Tapi dari laporan masyarakat, kita sudah coba memberikan masukan namun tidak dipedulikan oleh pelaku usaha," ungkapnya.

Melihat kondisi ini, Munarta menjelaskan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan beberapa Kepala Desa yang ada di kawasan Siosar.

Diketahui, di Siosar sendiri merupakan daerah relokasi bagi korban erupsi Gunung Sinabung yang kini sudah menetap di Siosar.

Saat ini, di relokasi Siosar terdapat tiga desa yang sudah menetap di antaranya Desa Simacem, Desa Bekerah, dan Desa Suka Meriah.

Dirinya menjelaskan, saat dilakukan pertemuan dengan tiga kepala desa di sana ia mengajak kepada semua pemangku kepentingan di sana terutama kepala desa untuk ikut serta ambil andil.

Dimana, ia mengatakan pihaknya mengajak Pemerintah Desa untuk membuat suatu gebrakan dengan menghadirkan objek wisata baru.

"Kita ajak tiga desa ini untuk membuat suatu objek wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Jadi konsepnya, kita ajak tiga desa ini untuk saling berkolaborasi membuat BUMDes yang mengelola objek wisata," ucapnya

Diungkapkan Munarta, rencana ini juga mengingat selama ini saat geliat pariwisata di Siosar naik masyarakat yang tinggal di sana tidak mendapatkan manfaat secara langsung.

Dimana, diketahui kawasan relokasi yang terletak di paling ujung hampir sama sekali tidak diketahui oleh wisatawan sehingga masyarakat hanya merasakan lalulintas yang macet saja terutama saat musim libur.

Kondisi objek wisata di kawasan Siosar
Tangkapan layar kondisi objek wisata di kawasan Siosar, di Kabupaten Karo, yang sudah ditumbuhi rumput liar setelah ditinggal wisatawan

Sebelumnya, viral sebuah video yang memperlihatkan kondisi terkini wisata Puncak 2000 Siosar viral di media sosial.

Diketahui, wisata Puncak 2000 Siosar berlokasi di Nagara, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Wisata Puncak 2000 Siosar ini sebelumnya sempat menjadi salah satu lokasi wisata favorit.

Namun baru-baru ini, seorang pengunjung memperlihatkan kondisi terkini lokasi wisata yang berada diketinggian 2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu.

Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @sumut.viral, tampak kawasan wisata Puncak 2000 Siosar tersebut sepi dengan pengunjung.

“Kondisi terkini lokasi wisata siosar puncak 2000 Kabupaten Karo. Ada yg tau kira⊃2; kenapa?,” isi narasi dalam unggahan itu.

Pada video viral berdurasi singkat itu, perekam memperlihatkan kondisi Puncak 2000 Siosar yang diduga terbengkalai.

Tampak kawasan wisata itu ditumbuhi rumput-rumput liar, termasuk perosotan yang dulunya jadi wahana favorit.

“Siosar Puncak 2000 yang duu viral sekarang terbengkalai hancur ditinggalkan wisatawan. Rumputnya tumbuh di perosotan ini dan semak semuanya. Bunga-bunganya ditutupi oleh semak-semak, hancur,” ucap perekam.

Tak hanya arena dan wahana bermain, penginapan yang berada di kawasan wisata Puncak 2000 Siosar itu juga ikut terbengkalai.

“Ini penginapannya. Entah ada entah nggak yang nginap di sini nggak tahu kita. Semak-semak semua ini, hancur,” sambung perekam sambil memperlihatkan kondisi kawasan wisata itu.

Dulunya, kawasan wisata Puncak 2000 Siosar ini sempat viral dan pengunjung berduyun-duyun berwisata kesana.

Beberapa wahana di kawasan wisata tersebut sempat menarik perhatian pengunjung, termasuk area bermain yang bertema Teletubbies.

Namun kini wisata itu terbengkalai dan sepi.

Video yang memperlihatkan kondisi terkini Puncak 2000 Siosar itu viral dan beredar luas di media sosial.

Warganet menduga kawasan wisata itu sepi pengunjung lantaran maraknya pungli.

“MAHAL & PUNGLI. Jika ada investor selanjutnya, cukup byk PR yg harus dibenahi. Sangat disayangkan lokasi wisata yg harusnya jadi kebanggaan masyarakat karo sekaligus penyumbang devisa bagi daerah tidak terkelola dengan baik. #pemdakaro #pariwisatasumut,” tulis @mirwadi_zur.

“Mereka yang membunuh rezeki mereka sendiri dengan pungli habis ini tinggal nyalain pemerintah aja orang2 sana,” tulis @igofahrezy.

“Aku orang karo, tapi palak kali liat wisata karo inj, semua kalau masuk kawasan wisata ada retrubusi sidebuk2, gundaling, piso2, siosar, dan laukawar. Makanya paling maalas kalau orang ngajk jalan ke brastagi dkk. Semua mahal (alasan nya tempat wisata),” tulis @rezkypranantabangun.

(mns/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved