Berita Viral

IRAN UMUMKAN BERKABUNG 5 HARI: Presiden, Menlu dan Sejumlah Pejabat Tewas, Helikopter Jatuh di Hutan

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi dan beberapa orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter telah ditemukan.

Editor: AbdiTumanggor
(AZIN HAGHIGHI/Kantor Berita MOJ/AFP
Anggota tim penyelamat bekerja di lokasi jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi di Varzaghan, di barat laut Iran, pada 20 Mei 2024. Presiden Iran Ebrahim Raisi dinyatakan tewas pada 20 Mei setelah tim penyelamat menemukan helikopternya yang jatuh di wilayah pegunungan barat yang diselimuti kabut, yang memicu duka di republik Islam tersebut. (AZIN HAGHIGHI/Kantor Berita MOJ/AFP) 

TRIBUN-MEDAN.COM -  Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi dan beberapa orang lainnya yang tewas dalam kecelakaan helikopter telah ditemukan.

Hal itu disampaikan Presiden Asosiasi Bulan Sabit Merah Iran (IRCS) Pir-Hossein Kolivand pada Senin (20/5/2024). 

Hossein Kolivand pun mengumumkan bahwa operasi pencarian telah berakhir.

“Kami sedang dalam proses memindahkan jasad para syuhada ke Tabriz di barat laut Iran," kata Kolivand kepada TV pemerintah Iran, IRIB, sebagaimana dikutip dari AFP.

NASIB Presiden Iran Ebrahim Raisi Kecelakaan Helikopter, Jatuh di Gunung.
NASIB Presiden Iran Ebrahim Raisi Kecelakaan Helikopter, Jatuh di Gunung. (HO)

Hari berkabung 5 hari

Presiden Ebrahim Raisi dikonfirmasi meninggal dunia, setelah tim pencari dan penyelamat menemukan helikopternya yang jatuh di wilayah pegunungan barat yang diselimuti kabut.

Selang beberapa saat, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki kekuasaan tertinggi di Iran, mengumumkan lima hari berkabung dan menugaskan wakil presiden Mohammad Mokhber (68) untuk mengambil alih tugas-tugas sementara menjelang pemilihan umum dalam waktu 50 hari.

Khamenei sebelumnya sempat mendesak warga Iran untuk "tidak khawatir" saat proses pencarian helikopter yang ditumpangi Raisi masih berlangsung.

Pihak berwenang Iran pertama kali menyampaikan peringatan pada Minggu (19/5/2024) sore, ketika mereka kehilangan kontak dengan helikopter Raisi.

Helikopter Raisi kala itu dilaporkan terbang melalui daerah pegunungan yang diselimuti kabut di wilayah Jolfa, provinsi Azerbaijan Timur.

Raisi sebelumnya bertemu dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di perbatasan bersama mereka untuk meresmikan sebuah proyek bendungan.

Dalam perjalanan pulang, hanya dua dari tiga helikopter dalam konvoinya yang mendarat di kota Tabriz, yang memicu upaya pencarian dan penyelamatan besar-besaran, dengan beberapa pemerintah asing segera menawarkan bantuan.

Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi pada awalnya berbicara tentang "pendaratan keras" dan mendesak warga untuk mengabaikan saluran media asing yang tidak bersahabat dan meyakini informasi "hanya dari televisi negara".

Personel Angkatan Darat, Garda Revolusi dan polisi bergabung dalam pencarian ketika tim Bulan Sabit Merah berjalan mendaki bukit di tengah kabut dan hujan, sementara deretan kendaraan layanan darurat menunggu di dekatnya.

Umat Muslim di seluruh negeri yang mayoritas penduduknya beragama Syiah itu mulai berdoa untuk mereka yang hilang, termasuk di masjid-masjid di kota kelahiran Raisi, kota suci Mashhad.

Saat matahari terbit pada Senin, kru penyelamat mengumumkan telah menemukan pesawat yang hancur dengan sembilan orang di dalamnya.

Saluran televisi pemerintah IRIB melaporkan secara online bahwa helikopter tersebut telah menabrak pegunungan dan hancur akibat benturan.

"Kami sangat sedih ketika mengetahui berita itu. Presiden kami adalah seorang pemimpin yang sangat baik, semoga Tuhan memberkatinya," kata seorang warga Teheran, pensiunan berusia 63 tahun, Nabi Karam.

Dalam foto yang disediakan Kantor Berita Moj tampak tim penyelamat berada di dekat lokasi insiden jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi di Varzaghan di bagian barat laut Iran, Minggu, 19 Mei 2024. (Azin Haghighi, Moj News Agency via AP)
Dalam foto yang disediakan Kantor Berita Moj tampak tim penyelamat berada di dekat lokasi insiden jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi di Varzaghan di bagian barat laut Iran, Minggu, 19 Mei 2024. (Azin Haghighi, Moj News Agency via AP) 

Pengganti Sementara

Mohammad Mokhber (68) menjadi pengganti Ebrahim Raisi sebagai Presiden Iran sementara.

Mohammad Mokhber kini menjabat sebagai Wakil Presiden Pertama Iran.

Berdasarkan pasal 131 Konstitusi Republik Islam Iran, apabila Presiden meninggal dunia saat menjabat, maka dengan konfirmasi dari Pemimpin Tertinggi Iran, Wakil Presiden Pertama akan mengambil alih tugasnya. Sebagai presiden sementara Iran, Mokhber adalah bagian dari dewan tiga orang.

Bersama dengan ketua parlemen dan kepala kehakiman, ia kemudian akan menyelenggarakan pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari setelah kematian presiden.

Wakil Presiden Iran Mohammad Mokhber
Foto yang disediakan oleh Kantor Media Wakil Presiden Iran menunjukkan Wakil Presiden Mohammad Mokhber (tengah) dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani (kedua dari kiri) menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk proyek koneksi kereta api di penyeberangan perbatasan Shalamcheh, provinsi selatan Irak, Gubernuran Basra, pada tanggal 2 September 2023. (Iranian Vice-Presidency/AFP)

Profil Mohammad Mokhber

Seperti halnya Raisi, Mokhber dipandang dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ayatullah Sayyid Ali Khamenei.

Politikus kelahiran 1 September 1955 itu menjadi Wakil Presiden Iran Pertama pada 2021 ketika Raisi terpilih sebagai presiden.

Bersama Raisi, Mokhber memiliki kewenangan dalam memberikan keputisan akhir dalam semua masalah negara.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, berdasarkan keterangan darai beberapa sumber, Mokhber adalah bagian dari tim pejabat Iran yang mengunjungi Moskwa, Rusia, pada Oktober lalu dan setuju untuk memasok rudal permukaan-ke-permukaan dan lebih banyak drone ke militer Rusia.

Tim tersebut juga termasuk dua pejabat senior dari Garda Revolusi Iran dan seorang pejabat dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Mokhber sempat menjabat sebagai kepala Setad, sebuah dana investasi yang terkait dengan Pemimpin Tertinggi Iran.

Pada 2010, Uni Eropa memasukkan Mokhber ke dalam daftar individu dan entitas yang dijatuhi sanksi atas dugaan keterlibatannya dalam “aktivitas rudal nuklir atau balistik”.

Dua tahun kemudian, Uni Eropa menghapusnya dari daftar tersebut.

Pada 2013, Departemen Keuangan AS menambahkan Setad dan 37 perusahaan yang diawasinya ke dalam daftar entitas yang terkena sanksi.

Setad, yang nama lengkapnya adalah Setad Ejraiye Farmane Hazrate Emam atau Markas Besar untuk Menjalankan Perintah Imam, didirikan berdasarkan perintah yang dikeluarkan oleh pendiri Republik Islam, pendahulu Khamenei, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Perintah tersebut memerintahkan para ajudan untuk menjual dan mengelola properti yang diduga ditinggalkan pada tahun-tahun kacau setelah Revolusi Islam 1979 dan menyalurkan sebagian besar hasilnya untuk amal.

Sementara itu, media Pemerintah Iran, IRNA, melaporkan Mohammad Mokhber telah memimpin pertemuan darurat Kabinet Iran pada Senin pagi, menyusul kabar ditemukannya puing-puing helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi di wilayah terpencil di barat laut Iran.

Helikopter yang membawa Presiden Raisi dan delegasi pendampingnya jatuh pada ]Minggu di hutan Dizmar di Provinsi Azarbaijan Timur. Tim pencarian dan penyelamatan menjelajahi daerah pegunungan dalam kabut tebal semalaman dan menemukan puing-puing pada Senin pagi.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved