Berita Viral

EKS Anggota BPK Achsanul Qosasi yang Peras Pejabat Kominfo Rp 40 Miliar Kasus BTS Dituntut Hari Ini

Mantan anggota  BPK Achsanul Qosasi bakal disidang hari ini, Selasa (21/5/2024). Ia disidang terkait kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo. 

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terdakwa Anggota III nonaktif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi hadir dalam sidang perdana di Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (7/3/2024). Tipipikor menggelar sidang perdana perkara yang menjerat Anggota III nonaktif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi dan satu orang pihak swasta bernama Sadikin Rusli terkait kasus dugaan pengkondisian perkara penyediaan infrastruktur base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 yang dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUN-MEDAN.com - Mantan anggota  BPK Achsanul Qosasi bakal disidang hari ini, Selasa (21/5/2024). Ia disidang terkait kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo. 

Qosasi turut memeras [ejabat Kominfo dalam proyek BMantan anggota  BPK Achsanul Qosasi bakal disidang hari ini, Selasa (21/5/2024). Ia disidang terkait kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo. TS. 

Hari ini, Selasa (21/5/2024), jaksa penuntut umum akan membacakan tuntutan terhadap Achsanul Qosasi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.

"Terdakwa: Achsanul Qosasi. Selasa, 21 Mei 2024. 10:00:00 sampai dengan selesai. Pembacaan tuntutan. Ruang Prof Dr H Muhammad Hatta Ali," demikian informasi dikutip dari laman Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (21/5/2024).

Tak hanya Achsanul, pada perkara yang sama, tuntutan juga akan dibacakan terhadap rekannya, Sadikin Rusli.

Penuntutan ini memang telah dijadwalkan sebelumnya oleh Majelis Hakim saat hendak menutup persidangan terakhir pada pekan lalu, Selasa (14/5/2024).

Jaksa pun menyanggupi untuk merampungkan penyusunan tuntutan Achsanul dan Sadikin dalam kurun waktu sepekan.

"Sekarang pertanyaannya pada penuntut umum, siap satu minggu tuntutan pidana?" tanya Hakim Ketua, Fahzal Hendri sebelum mengetuk palu persidangan, Selasa (14/5/2024) lalu.

"Izin, kami usahakan, Yang Mulia," jawab jaksa penuntut umum.

"Hari Selasa ya, tuntutan pidana. Diperintahkan kepada penuntut umum untuk menghadirkan lagi para terdakwa dalam persidangan ini pada hari Selasa, tanggal 21 Mei 2024," kata Hakim Fahzal.

UCAPAN Ahok Memang Fakta,Anggota BPK Achasnul Qosasi Minta Rp 40 Miliar Agar Proyek BTS Tak Disentuh
UCAPAN Ahok Memang Fakta,Anggota BPK Achasnul Qosasi Minta Rp 40 Miliar Agar Proyek BTS Tak Disentuh (HO)

Adapun dalam perkara ini Achsanul Qosasi telah didakwa menerima Rp 40 miliar di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat.

"Terdakwa Achsanul Qosasi selaku Anggota III BPK Republik Indonesia periode 2019 sampai dengan 2024 dengan maksud menguntungkan diri sendiri sebesar USD 2.640.000 atau sebesar Rp 40.000.000.000 secara melawan hukum, atau dengan menyalah gunakan kekuasaannya," kata jaksa penuntut umum dalam persidangan Kamis (7/3/2024).

Menurut jaksa, uang Rp 40 miliar itu dimaksudkan untuk pengkondisian audit proyek pengadaan tower BTS 4G BAKTI Kominfo oleh BPK.

Hasilnya, BPK menerbitkan Laporan Pemeriksaan Kepatuhan atas Persiapan, Penyediaan dan Pengoperasioan BTS 4G Tahun Anggaran 2022 pada BAKTI Kemenkominfo yang di dalamnya tidak ditemukan kerugian negara.

Laporan BPK tersebut kemudian digunakan untuk merekomendasikan penghentian penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung, mengingat tak ditemukan kerugian negara.

"Bahwa Pemeriksaan Kepatuhan atas Persiapan, Penyediaan dan Pengoperasioan BTS 4G Tahun Anggaran 2022 pada BAKTI Kemenkominfo bertujuan supaya Penyelidikan di Kejaksaan Agung dihentikan berdasarkan temuan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu tahun 2022 yang tidak menemukan adanya kerugian negara."

Akibat perbuatannya, dalam dakwaan pertama dia dijerat Pasal 12 huruf e Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dakwaan kedua:
Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Dakwaan ketiga:
Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dakwaan keempat:
Pasal 12 B Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Baca juga: Perubahan Jadwal Kick-off Timnas Indonesia vs Irak Bikin Vietnam Khawatir, Strategi Shin Tae-yong

Baca juga: NASIB Dela Pengantin Wanita Jadi-jadian di Halmahera, Kedok Dibongkar MUA, Kini Terancam Penjara

Baca juga: Bobby Izin ke Jokowi Daftar Jadi Kader Gerindra Sekaligus Maju ke Pilgub Sumut

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved