Sumut Memilih
Respons PDIP Soal Elektabilitas Bobby Nasution Lampaui Edy Rahmayadi
Berdasarkan survei yang dirilis KIC, elektabilitas Bobby mencapai 42,1 persen atau di atas Edy Rahmayadi yang merupakan petahana.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Survei Katadata Insight Center (KIC) periode 3 sampai 9 Mei 2024 memperlihatkan elektabilitas calon Gubernur Sumatera Utara masih dipimpin menantu presiden Jokowi yakni Bobby Nasution.
Berdasarkan survei yang dirilis KIC, elektabilitas Bobby mencapai 42,1 persen atau di atas Edy Rahmayadi yang merupakan petahana.
Dalam survei yang dilakukan di sejumlah Provinsi di Indonesia itu, Edy bersama petahana gubernur lainnya seperti Anies Baswedan dan Wahidin Halim merupakan tiga incumbent yang tidak dipersepsikan oleh publik sebagai kandidat terkuat.
Terkait survei tersebut, Ketua Bapilu PDIP Sumut Mangapul Purba mengatakan bahwa hasil survei tersebut harus dilihat sebagai pertimbangan dan evaluasi.

"Ya survei itu kan bagian dari persepsi masyarakat terhadap calon pemimpinnya. Ya tentu harus diliat sebagai pertimbangan dan evaluasi," kata Mangapul kepada tribun, Jumat (7/6/2024).
Mangapul menyampaikan, hasil survei dapat dijadikan pembelajaran bagi Edy agar memperbaiki hal hal yang tertinggal dari lawan politiknya yakni Bobby di Pilkada Sumut.
"Jika survei Bobby lebih tinggi dari Edy itu bisa jadi masukan kenapa hal itu bisa terjadi. Apa sebabnya. Itu harus diliat oleh tim Edy sebagai evaluasi apa saja yang tertinggal dari Bobby," kata Mangapul.
PDIP sendiri sebelumnya telah menyampaikan sinyal sinyal dukungan kepada Edy Rahmayadi.
PDIP lewat fraksi DPRD Sumut menyampaikan keinginannya agar Edy kembali menjadi gubernur.
Mangapul pun mengaku adanya harapan tersebut yang disampaikan oleh fraksi PDIP kepada Edy.
Namun sebut dia, PDIP belum secara resmi menunjuk calon Gubernurnya. Selain itu, Mangapul juga yakin hasil survei terus berubah mendekati pemilihan kepala daerah 27 November mendatang.
"Kalau harapan ya ada disampaikan oleh fraksi PDIP ke pada Edy. Tapi kan itu masih survei, bisa berkembang dan PDIP juga belum menentukan calonnya sejauh ini. Ya meski survei juga nanti salah satu pertimbangan bagi kita," tutup Edy.
Pengamat politik sekaligus Dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Faisal Riza menilai rendahnya elektabilitas Edy tak lepas dari pencapaian pencapaian yang dilakukan Edy selama menjabat Gubernur Sumut tak disampaikan kepada masyarakat.
"Saya kira survey bisa dilihat sebagai evaluasi publik terhadap kerja pemerintahan dan politisi. Elektabilitas Edy Rahmayadi yang dipersepsikan lebih rendah dari kontendernya Bobby Nasution, itu dapat dibaca sebagai kelemahan Edy selama menjadi Gubernur.
Capaian-capaian pembangunan yang tidak dikomunikasikan secara baik kepada publik," kata Riza kepada tribun, Jumat (7/6/2024).
Selain itu menurut Riza terdapat beberapa pekerjaan pemerintahan Edy yang belum selesai hingga hal ini mengurangi simpatis terhadap Edy.
"Dan sisa pekerjaan yang tidak selesai sampai masa pemerintahannya habis menjadi alasan kenapa publik menilai rendah perjalanan pemerintahan Edy," lanjutnya.
Hasil survei ini pun harus menjadi evaluasi bagi Edy untuk dapat menangkap persepsi publik.
Menurutnya sejauh ini masyarakat lebih melihat Bobby sebagai harapan baru untuk pembangunan Sumut.
"Selanjutnya, bentuk evaluasi seperti itu menuntut jalan keluar, salah satunya siapa figur yang layak memimpin. Mungkin di antara pertanyaan inilah figur Bobby menjadi pengharapan baru," kata Riza.
PDIP Harapkan Edy Rahmayadi Pimpin Sumut Lagi
Fraksi PDIP DPRD Sumatera Utara menyampaikan harapannya agar mantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi melanjutkan pekerjaan yang masih belum rampung ke depannya.
Pandangan Fraksi PDIP itu dibacakan anggota DPRD Sumut, Delpin Barus saat rapat paripurna DPRD Sumut dengan agenda laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur Sumatera Utara tahun anggaran 2023 yang berlangsung, Rabu (25/6/2024).
"Terimakasih kepada pimpinan DPDR Sumut dan seluruh Fraksi DPRD kepada seluruh anggota DPRD Sumut yang telah kompak menjalankan fungsinya. Fraksi PDIP menyampaikan terimakasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang telah sungguh-sungguh menjalankan fungsinya," kata Delpin Barus membacakan pandangan Fraksi PDIP.
"Kami berharap periode selanjutnya dipimpin kembali oleh saudara Edy Rahmayadi untuk menuntaskan semua program yang belum dituntaskan," lanjut Delpin Barus.
PDIP menilai komunikasi pemerintah baik eksekutif, yudikatif dan legislatif selama lima tahun belakangan cukup berjalan baik.
Meski ada sejumlah catatan pekerjaan oleh pemerintah sebelumnya yang mesti dituntaskan.
PDIP menyoroti masih adanya realisasi anggaran daerah yang belum tepat sasaran. Seperti realisasi anggaran sejak tahun 2021 dan 2022 yang dinilai lamban.
"Secara umum PDIP mengingatkan pada kesimpulan pelaksanaan anggaran pembangunan tahun 2021 dan 2022. Hal ini menunjukkan bahwa progres dan presentasi pemerintah Provinsi Sumut berjalan lambat dan tersebut masih dapat kami maklumi. Sekali lagi ke depan pembangunan demi kesejahteraan rakyat dan kontrol kepemimpinan yang tegas dan dengan realisasi yang baik tanpa korupsi dan kolusi," kata Delpin.
PDIP pun memandang masih perlu dilakukan pembangunan secara berkesinambungan dengan melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.
Seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pelaksana Pekan Olahraga Nasional (PON) yang berlangsung di Sumut.
PDIP pun berharap Gubernur Sumut ke depan dapatkan melakukan kemajuan bagi daerahnya.
"Pembangunan infrastruktur, jalan jembatan dan infrastruktur PON yang akan dilangsungkan akhir tahun adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Pembangunan yang belum terselesaikan dan sudah akan menjadi catatan penting untuk pemerintah Sumut. Bahwa di penghujung tahun akan dilakukan pemilihan kepala daerah ki harapan yang terpilih khusus Gubernur Sumut mampu menterjemahkan segala tentang Sumut dan melanjutkan hasil kerja lima tahun terakhir," tutur Delpin.
Elektabilitas Bobby Nasution Melejit
Dalam survei terbaru, elektabilitas Bobby Nasution, mantu Jokowi melejit dan menyalip kandidat lainnya termasuk Ahok.
Hasil survei dari Vote Institute Hanim yang melibatkan 1.800 responden pada 33 kabupaten/kota di Sumut, ada 21 tokoh menjadi objek wawancara siapa paling diinginkan menjadi gubernur pada Pilkada Sumut 2024.
"Maka nama populer adalah Muhammad Bobby Afif Nasution yang saat ini menjabat Wali Kota Medan," ucap pengamat Vote Institute Hanim dalam keterangan tertulis, di Medan, Selasa (28/5).
Saat ini, elektabilitas Bobby Nasution tertinggi dibandingkan nama-nama yang di gadang-gadang bakal maju Pilgub Sumut digelar pada 27 November 2024.
Setidaknya ada beberapa poin yang membuat Bobby Nasution dipercaya mampu memimpin Provinsi Sumatera Utara.
"Figur Bobby Nasution merupakan bakal calon gubernur yang memiliki popularitas, dan elektabilitas paling tinggi di antara nama-nama yang sempat muncul ke publik," kata dia.
Angka popularitasnya mencapai 21,4 persen.
"Pertanyaan popularitas ini diajukan tanpa bantuan showcard, dalam arti berdasarkan top of mind dari responden," papar Hanim seperti dikutip TribunKaltim.co dari Tribunnews.maker.com di artikel berjudul Survei Terbaru Pilgub Sumut 2024, Elektabilitas Bobby Mengejutkan, Ungguli Ahok dan Edy Rahmayadi.
Elektabilitas Bobby Nasution bahkan berada pada angka yang lebih tinggi per Mei 2024 dengan nilainya mencapai 35,2 persen.
(cr17/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Bawaslu Deli Serdang Mempersiapkan Diri Hadapi Gugatan Paslon 03 di MK |
![]() |
---|
Golkar Surati DPRD Sumut Minta Pelantikan Erni Aryani jadi Ketua DPRD Diproses |
![]() |
---|
Ketua Demokrat Sumut Yakin Wali Kota Medan dan Gubernur Terpilih Peduli Pedagang |
![]() |
---|
KPU Sumut Sebut Cuaca Buruk Jadi Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024 |
![]() |
---|
KPU Sumut Sukseskan Pemilu, Bertaruh Nyawa Lintasi Hutan Liar Habitat Harimau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.