Tribun Wiki

Wirid Kunta-Hajji, Tradisi Zikir Warga Chechnya atau Kaukasus Utara Beraliran Sufi

Masyarakat Kaukasus Utara atau di Chechnya punya sebuah tradisi wirid Kunta-hajji. Wirid ini dilakukan oleh orang beraliran sufi

Editor: Array A Argus
epa/rferl
Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov saat mengikuti kegiatan wirid Kunta-hajji yang biasa dilakukan orang-orang sufi 

Teip Benoy (teip merupakan perkumpulan atau klan suku orang-orang Chechen yang diidentifikasi melalui keturunan nenek moyang atau lokasi geografis yang sama) milik keluarga Kadyrov mengidentifikasi diri mereka sebagai pengikut tarekat Qadiriyah.

Baca juga: Kadyrov Kirim Pasukan Chechnya ke Palestina di Tengah Konflik Israel vs Hamas

Dalam sebuah wawancara, Kadyrov mengatakan bahwa dia berharap dapat menghidupkan kembali tradisi sufisme Chechen sebagai bagian dari budaya Chechnya.

Menurutnya, orang-orang Chechen “selama tahun-tahun penuh cobaan yang paling sulit telah mempertahankan wajah mereka berkat tasawuf dan zikir.”

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada rakyat saya tanpa tasawuf dan zikir,” kata Kadyrov.

Ia mengatakan, ayahnya, Akhmat Kadurov, yang juga Presiden pertama Chechnya, adalah “seorang muslim yang taat dan seorang sufi sejati” yang “menganggap pencarian pengetahuan pembersihan spiritual sebagai resep wajib bagi tiap muslim yang salih.”

Sehingga, Kadyrov bertekad mempertahankan budaya ini.

Baca juga: Sudah 8 Bulan Perang, Militer Rusia Roboh di Ukraina, Pemimpin Chechnya Serukan Pemecatan Jenderal

Tak jarang, wirid atau zikir Kunta-hajji dilakukan pada momen tertentu.

Mereka melakukannya pada tanggal-tanggal penting, seperti pada pernikahan, pemakaman, dan berbagai hari libur lainnya.

Terkadang zikir dilakukan pada hari tertentu dalam seminggu, Kamis atau Minggu.

Mengenal Kunta-hajji

Kunta-Ḥājjī al-Iliskhānī adalah tokoh sufi Chechnya.

Ia tercatat sebagai pengikut tareqat sufi Qadariyah.

Dari dirinyalah wirid atau zikir Kunta-hajji bermula.

Saat itu, Kunta-hajji sempat diasingkan ke Mekkah karena masalah politik di Chechnya.

Baca juga: Intan Trisakti, Permata Paling Mahal dari Indonesia, Tahun 1965 Dihargai Hingga Rp 10 Trilun

Namun, sekembalinya ia ke Chechnya, Kunta-hajji pun mulai mengajarkan pada murid-muridnya untuk selalu menuaikan salat lima waktu.

Para murid Kunta-hajji juga diajarkan untuk tidak lupa mengucapkan "Laa ilaha illallah".

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved