Tribun Wiki
Wirid Kunta-Hajji, Tradisi Zikir Warga Chechnya atau Kaukasus Utara Beraliran Sufi
Masyarakat Kaukasus Utara atau di Chechnya punya sebuah tradisi wirid Kunta-hajji. Wirid ini dilakukan oleh orang beraliran sufi
Masyarakat Kaukasus Utara atau di Chechnya punya sebuah tradisi wirid Kunta-hajji. Simak ulasannya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Pernah kah Anda mendengar tentang wirid atau zikir Kunta-hajji.
Wirid atau zikir Kunta-hajji mungkin belum pernah ditemui sama sekali di Indonesia.
Kalaupun ada, pasti sangat jarang yang melakukannya.
Sebab, kebanyakan orang yang melakukan wirid atau zikir Kunta-hajji ini adalah orang-rang Chechnya atau Checen.
Baca juga: Didukung Pemimpin Chechnya, Vladimir Putin Kembali Calonkan Diri di Pilpres Rusia pada Maret 2024
Mereka yang berfaham Qadariyah aliran sufisme masih melakukan wirid ataupun zikir Kunta-hajji.
Berbeda dari orang di Indonesia yang melaksanakan zikir setelah salat, wirid Kunta-hajji orang Chechnya dilakukan dengan suara lantang, sambil membentuk lingkaran.
Mereka akan berjalan, hingga berlari kecil sambil berkeliling di sebuah tempat, dimana zikir dilaksanakan.
Pada momen tertentu, seperti ketika Kepala Republik Chechnya Ramzan Akhmatovich Kadyrov menyambut kedatangan ulama Habib Umar bin Hafidz, masyarakat Chechnya melakukan ritual ini.
Mereka melakukan wirid ataupun zikir dengan melantunkan kalam "Laa ilaha illallah".
Baca juga: PIMPINAN CHECHNYA Tegas Bela Palestina, Siap Kerahkan Pasukan Untuk Gempur Israel
Beberapa dari mereka juga terlihat menepuk tangan, sambil berlari beriringan dengan formasi lingkaran.
Dikutip dari Russia Beyond, praktik wirid Kunta-hajji ini dilakukan oleh 80 persen populasi Ingushetia (hingga 400 ribu orang) dan 65 persen orang Chechen (lebih dari 1,4 juta orang).
Secara keseluruhan, praktik semacam ini dilakukan oleh lebih dari 1,8 juta orang.
Dilakukan pada Momen Tertentu
Bagi masyarakat Chechnya, wirid atau zikir Kunta-hajji merupakan budaya bagi masyarakat Chechen.
Kepala Republik Chechnya Ramzan Akhmatovich Kadyrov dan rekan-rekannya sering kali terlihat melakukan zikir Kunta-hajji ini.
Teip Benoy (teip merupakan perkumpulan atau klan suku orang-orang Chechen yang diidentifikasi melalui keturunan nenek moyang atau lokasi geografis yang sama) milik keluarga Kadyrov mengidentifikasi diri mereka sebagai pengikut tarekat Qadiriyah.
Baca juga: Kadyrov Kirim Pasukan Chechnya ke Palestina di Tengah Konflik Israel vs Hamas
Dalam sebuah wawancara, Kadyrov mengatakan bahwa dia berharap dapat menghidupkan kembali tradisi sufisme Chechen sebagai bagian dari budaya Chechnya.
Menurutnya, orang-orang Chechen “selama tahun-tahun penuh cobaan yang paling sulit telah mempertahankan wajah mereka berkat tasawuf dan zikir.”
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada rakyat saya tanpa tasawuf dan zikir,” kata Kadyrov.
Ia mengatakan, ayahnya, Akhmat Kadurov, yang juga Presiden pertama Chechnya, adalah “seorang muslim yang taat dan seorang sufi sejati” yang “menganggap pencarian pengetahuan pembersihan spiritual sebagai resep wajib bagi tiap muslim yang salih.”
Sehingga, Kadyrov bertekad mempertahankan budaya ini.
Baca juga: Sudah 8 Bulan Perang, Militer Rusia Roboh di Ukraina, Pemimpin Chechnya Serukan Pemecatan Jenderal
Tak jarang, wirid atau zikir Kunta-hajji dilakukan pada momen tertentu.
Mereka melakukannya pada tanggal-tanggal penting, seperti pada pernikahan, pemakaman, dan berbagai hari libur lainnya.
Terkadang zikir dilakukan pada hari tertentu dalam seminggu, Kamis atau Minggu.
Mengenal Kunta-hajji
Kunta-Ḥājjī al-Iliskhānī adalah tokoh sufi Chechnya.
Ia tercatat sebagai pengikut tareqat sufi Qadariyah.
Dari dirinyalah wirid atau zikir Kunta-hajji bermula.
Saat itu, Kunta-hajji sempat diasingkan ke Mekkah karena masalah politik di Chechnya.
Baca juga: Intan Trisakti, Permata Paling Mahal dari Indonesia, Tahun 1965 Dihargai Hingga Rp 10 Trilun
Namun, sekembalinya ia ke Chechnya, Kunta-hajji pun mulai mengajarkan pada murid-muridnya untuk selalu menuaikan salat lima waktu.
Para murid Kunta-hajji juga diajarkan untuk tidak lupa mengucapkan "Laa ilaha illallah".
Anjuran untuk mengucapkan kalimat "Laa ilaha illallah" itu harus dilakukan 100 kali.
Beberapa diantaranya kemudian melakukan zikir dengan cara melingkar, hingga kemudian wirid atau zikir Kunta-hajji itupun bertahan turun temurun di kalangan masyarakat Chechnya.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
DAFTAR 42 Nama Paskibra Asahan yang Dikukuhkan Bupati, Ini Sang Pembawa Baki Bendera |
![]() |
---|
Sinopsis Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba Penutup Kisah Tanjiro Kamado dan Para Pembasmi Iblis |
![]() |
---|
Profil Letnan Dalimunthe, Wali Kota Padangsidimpuan yang Dikabarkan Diperiksa KPK |
![]() |
---|
Profil Hilman Latief, Doktor Lulusan Belanda Diperiksa KPK Dugaan Korupsi Kuota Haji |
![]() |
---|
Profil Abu Paya Pasi, Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.