Berita Viral
KISAH IBU Farida di Sulsel Tewas Ditelan Ular Piton Ditulis Media AS dan Inggris, Bikin Takut Warga
Media Amerika Serikat menuliskan kisah Ibu Farida yang tewas ditelan ular piton di Dusun 3 Paraja, Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sid
TRIBUN-MEDAN.com - Media Amerika Serikat menuliskan kisah Ibu Farida yang tewas ditelan ular piton di Dusun 3 Paraja, Desa Kalempang, Kecamatan Pitu Riawa, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ibu Farida sempat dicari-cari oleh warga, namun ternyata tewas ditelan ular piton.
Jasad Ibu Faridah ditemukan pada Jumat (7/6/2024).
Media AS, Fox News menuliskan peristiwa ini.
“Pencarian dilakukan terhadap ibu dari empat anak yang hilang setelah ia tak juga pulang ke rumah pada Kamis malam,” tulis media tersebut.
Mereka mengungkapkan, berdasarkan penuturan kepala desa Suardi Rosi, saumi Farida menemukan barang-barangnya.
“Hal itu membuatnya curiga, warga desa kemudian mencari area tersebut, dan menemukan ular piton dengan perut besar,” kata Suardi.
Suardi mengatakan, warga desa kemudian membela perut ular piton tersebut, dan tak lama kemudian kepala Farida terlihat.
“Perempuan yang hilang ditemukan masih berbusana lengkap di dalam ular besar tersebut yang dilaporkan memiliki panjang setidaknya sekitar 5 meter,Vide” tulis Fox News.
Sementara itu, Media Inggris, Metro mengungkapkan, penyesalan dari suami Farida, Noni atas peristiwa tragis yang menimpa istrinya.
“Saya menyesal membiarkan istri saya pergi ke luar sendiri. Jika saya bersamanya, ular tersebut tak akan berani menyentuhnya,” ucap sang suami.
Media AS lainnya, New York Post mengungkapkan adanya video mengenai ditemukannya jasad Farida di perut ular piton tersebut.
“Video mengerikan memperlihatkan ibu empat anak dikeluarkan dari perut ular sepanjang 4 meter,” tulis media tersebut.
Ular piton cukup jarang membunuh manusia, namun ada beberapa orang yang dilaporkan tewas karena serangan ular itu di Indonesia pada beberapa tahun terakhir.

Kronologi kejadian
Ketika itu, Farida turun dari perkebunan Botto Sumerreng pada Kamis (6/6/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Korban pergi untuk menjual hasil panennya berupa cabai dan kakao.
Selain itu, ia juga mengganti tabung kosong.
"Sehari kemudian suami korban bernama Noni (55) mencarinya," katanya.
Kemudian, suami korban mencari di area perkebunan tersebut dan menemukan barang-barang Farida.
Suami korban kemudian meminta tolong warga desa mencari istrinya.
"Suami korban mulai curiga, karena barang barang milik korban ditemukan di area perkebunan,"ujar Topan.
Kepala Desa Kalempang, Suardi Rosi, mengatakan, ada warga yang juga pekerja kebun menemukan barang-barang milik korban saat hendak turun ke desa.
"Selain suami korban, sepasang suami istri yang hendak turun ke desa dari area perkebunan desa juga menemukan barang milik Farida (korban). Keduanya pun melaporkan ke warga desa," ungkapnya.
Warga temukan ular piton mengembang
Setelah beberapa saat mencari, warga kemudian menemukan ular piton yang sulit bergerak dan bagian perutnya mengembang seperti telah menelan sesuatu.
Warga kemudian menangkap dan membelah perut ular itu dan menemukan korban di dalamnya.
"Warga yang mencari jejak ular piton itu adalah Ali Sofyan dan Ammang, keduanya kemudian membelah ular piton tersebut dan menemukan tubuh korban," katanya.
Baca juga: PENYEBAB Polwan Briptu FN Nekat Bakar Suaminya Sendiri di Asrama Polisi Mojokerto, Gegara Gaji ke-13
Baca juga: Dua Maling Motor Ditangkap, Satu Pelaku Ditembak karena Melawan saat Ditangkap
Setelah korban dikeluarkan dalam tubuh piton, jenazah korban kemudian diantar ke rumah duka di Pangkajenne, Kabupaten Sidrap, untuk langsung dimakamkan.
Dua orang pria sedang menangkap seekor ular piton di pekarangan rumah. (Istimewa)
Bagaimana ular bisa memangsa manusia?
Ular sanca kembang atau ular Python reticulatus memang sangat kuat.
Ular piton melilit mangsanya dan menghancurkannya, membunuhnya sampai mati lemas atau menderita serangan jantung.
Namun memakan mangsanya adalah masalah lain.
Ular piton tidak mengunyah makanannya, tapi harus menelan utuh mangsanya.
Untungnya rahang ular dihubungkan oleh berbagai ligamen yang sangat fleksibel, sehingga rahangnya mampu meregang jika memakan mangsa dalam ukuran besar.
Meski begitu, tetap ada keterbatasan.
"Faktor yang membatasi adalah tulang belikat manusia karena tidak bisa dilipat," ujar Mary-Ruth Low, staf konservasi & riset dari lembaga Wildlife Reserves Singapore sekaligus pakar ular piton mengatakan kepada BBC.
Jadi kendati ular piton - yang merupakan ular terpanjang di dunia - sudah banyak menyerang manusia di masa lampau, para ahli sudah lama mempertanyakan apakah mereka bisa menelan manusia dewasa.
Bagaimana dengan hewan-hewan besar lainnya?
"Ular piton hanya menyantap mamalia," kata Low menggaris bawahi, meskipun mereka kadang-kadang memangsa reptil, termasuk buaya.
Awalnya mereka memangsa tikus dan hewan-hewan kecil lainnya, katanya, "tapi setelah mencapai ukuran tertentu, mereka hampir tidak mengiraaukan tikus dan hewan-hewan sejenisnya lagi, karena asupan kalori yang akan didapat sudah tidak mencukupi."
"Intinya mereka bisa memakan mangsa sebesar mungkin."
Seperti babi atau bahkan sapi.
Kadang-kadang mereka salah perhitungan juga dalam memilih santapannya.
Pada tahun 2005 seekor ular Sanca Burma berusaha menelan bulat-bulat seekor buaya.
Yang terjadi, kedua hewan itu mati: buaya bisa ditelan sebagian, namun mengakibatkan perut ular itu pecah saat memamahnya.
Bangkai keduanya ditemukan oleh para penjaga hutan di Florida.
Tapi pemburu oportunistik ini bisa memilih-milih mangsa juga.
Jika mereka tidak mendapat mangsa yang benar-benar cocok, mereka bisa menyantap yang kecil-kecil untuk sementara sampai akhirnya mereka menemukan mangsa yang cukup besar. Tapi manusia tetap tak masuk dalam menu utama mereka.
Pada tahun 2002 seorang bocah lelaki berumur sepuluh tahun dilaporkan telah ditelan oleh seekor ular piton di Afrika Selatan, tapi yang disantap sang korban bukan dewasa, dan pemangsanya bukan sanca kembang seperti ular yang memangsa Akbar di Mamuju, Sulawesi Barat, beberapa waktu silam.
Ini bukan laporan pertama tentang ular piton yang memangsa manusia.
Antropolog Thomas Headland, yang menghabiskan puluhan tahun meneliti suku Agta, suku pemburu-pengumpul di Filipina, menyebut seperempat dari lelaki suku ini pernah diserang oleh ular piton.
Dalam penelitiannya, Thomas menguraikan meski hampir semua orang mampu mengatasi dan mengusir ular-ular itu dengan parang, namun kaum dewasa suku Agta - yang secara fisik memiliki postur tubuh yang kecil - kadang-kadang dimangsa ular, paparnya dalam riset itu.
Tetapi dalam kehidupan modern, ular piton ini sangat jarang menyerang dan kalaupun terjadi (menyerang) karena lebih sebagai upaya pembelaan diri ular-ular itu, karena kondisi alamnya semakin terdesak.
Pakar ular dari Universitas Brawijaya Surabaya, Nia Kurniawan, mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa ular sanca sensitif terhadap getaran, kebisingan dan panas dari lampu, sehingga mereka biasanya menghindari pemukiman manusia.
Tapi mereka korban, katanya, bisa jadi naas mengingat tempat perburuan ular, bahwa kebun itu dulunya adalah hutan tempat ular itu berburu mangsa yang lain.
Baca juga: KASUS Ibu Farida Ditelan Hidup-hidup Ular Piton Sepanjang 5 Meter di Sulsel Gemparkan Media Asing
Baca juga: PENYEBAB Polwan Briptu FN Nekat Bakar Suaminya Sendiri di Asrama Polisi Mojokerto, Gegara Gaji ke-13
(*/Tribun-medan.com)
Media Amerika Serikat menuliskan kisah Ibu Farida
ular piton
Ibu Farida yang tewas ditelan ular piton
Tribun-medan.com
2 Kejanggalan Kasus Tewasnya Ilham Kacab Bank, Soroti TKP hingga Pelaku Kabur Berkelompok |
![]() |
---|
PROFIL Salsa Hutagalung Bikin Ahmad Sahroni Tak Berani Debat Soal Gaji DPR, Mahasiswa Prestasi UGM |
![]() |
---|
AHMAD SAHRONI Tolak Berdebat dengan Salsa Erwina Hutagalung Soal Gaji DPR, Kini Ngaku Bodoh:Ane Bego |
![]() |
---|
MIRIS Nasib Nurjanah Dikurung 15 Tahun Usai Dinikahi, Ruang 2 Meter Jadi Tempat Tidur Sampai BAB |
![]() |
---|
MAHFUD Saran UGM Tak Perlu Membela Jokowi di Kasus Ijazah: Gak Usah Bilang Jokowi Orangnya Gini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.