Berita Viral
Sosok Rafha Al Ayyubi Adhinegoro, Mahasiswa Universitas Siliwangi yang Tewas saat Diksar PMI
Viral berita soal kematian Rafha Al Ayyubi Adhinegoro, mahasiswa Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya saat ikut Diksar
Sosok Rafha Al Ayyubi Adhinegoro, mahasiswa Universitas Siliwangi atau Unsil Tasikmalaya
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sosok Rafha Al Ayyubi Adhinegoro adalah mahasiswa Universitas Siliwangi atau Unsil Tasikmalaya, Jawa Barat.
Rafha Al Ayyubi Adhinegoro masih berusia 20 tahun warga asal Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Rafha Al Ayyubi Adhinegoro merupakan mahasiswa jurusan Teknik Sipil angkatan 2023.
Pada Minggu (9/7/2024) kemarin, kabar duka datang dari mahasiswa Unsil itu.
Rafha Al Ayyubi Adhinegoro dilaporkan tewas saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) PMI kampusnya di Gunung Cakrabuana, Kabupaten Tasikmalaya.
Baca juga: Sosok Iyus Sugiman atau Abuya Ghufron Al Bantani, Ramai Dibahas Karena Maqoli, UAS Ikut Komentar
Dilansir dari Tribun Manado, saat itu Rafha mengikuti kegiatan bersama 19 temannya di gunung berketinggian 1.721 mdpl membelah batas Kabupaten Tasikmalaya, Garut dan Majalengka.
Orangtua Raffha yang tinggal di Bekasi menerima kabar pada Minggu (9/6/2024) sekira pukul 08.00 WIB.
Namun, mereka tidak mengetahui kondisi sebenarnya yang dialami Raffha.
Hal itu untuk menjaga keselamatan perjalanan mereka dari Bekasi ke Tasikmalaya.
Tangis keduanya pecah saat tiba di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya pukul 14.30 WIB.
Orangtua Raffha mendapat keterangan bahwa anaknya meninggal dunia dari petugas kepolisian.
Baca juga: Sosok Prof Abdul Muti, Sekum PP Muhammadiyah Sempat Disebut Diusulkan Jadi Komisaris BSI
Puluhan teman-teman kuliah korban pun hadir di sana. Beberapa ada yang turut menangis, sedang lainnya terus memastikan kronologi penyebab kematian Raffha.
Selama ini Raffha tinggal bersama kerabatnya di Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Raffha merupakan 1 dari 20 orang calon anggota UKM KSR PMI Unsil Tasikmalaya yang hendak mengikuti kegiatan Diklatsar di gunung yang memiliki ketinggian 1.721 mdpl.
Jenazahnya diketahui segera dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya.
"Informasi itu saya terima tadi subuh, pembina UKM menelepon saya bahwa ada kejadian ini," ucap Wakil Rektor (Warek) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsil Tasikmalaya, Asep Suryana Abdurrahmat saat ditemui di RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya pada Minggu (9/6/2024).
"Saya langsung instruksikan, kalau memang korban sudah ada di pinggir jalan, segera bawa ke RSUD, karena waktu itu saya belum tahu kalau korban ini posisinya di Garut atau di Tasikmalaya," lanjutnya.
Baca juga: Sosok Andika Mahardika, Cucu Mantan Kapolri Dai Bachtiar, Anak Bupati Indramayu Dikaitkan Kasus Vina
Sampai pukul 07.00 WIB pagi, tambah Asep, dirinya masih belum mendapatkan informasi lanjutan.
"Kemudian pukul 08.00 WIB, saya baru sampai di sini (RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya), kebetulan korban sudah berada di kamar mayat sedang diperiksa oleh dokter," tuturnya.
Kemudian, Asep juga sempat meminta kejelasan dari dokter yang memeriksa korban.
"Memang katanya harus ada pemeriksaan lebih lanjut. Kalau mau lengkap itu memang perlu ada pemeriksaan luar dan dalam (red: autopsi), karena di RSUD dr Soekardjo ini tidak ada dokter forensik. Tapi, hasil tadi ngobrol sama dokter itu, dari hasil visum, untuk di lapangan, korban meninggal wajar," jelasnya.
Asep mengatakan bahwa peristiwa malang yang menimpa calon anggota UKM KSR PMI Unsil Tasikmlaya tersebut terjadi sebelum mereka tiba di lokasi Diklatsar.
"Kejadian ini terjadi sebelum (tiba) ke tempat Diklatsar. Masih dalam perjalanan," ujarnya.
Baca juga: Sosok Dai Bachtiar, Mantan Kapolri Eks Dubes Malaysia Klarifikasi Kasus Pembunuhan Vina
Menurut Asep, para panitia bersama 20 calon anggota tersebut turun dari kendaraan di Polsek Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat
"Kemudian berjalan kaki ke lokasi diklatsar (di Gunung Cakrabuana). Nah, baru lewat dari setengahnya sedikit, hal tersebut terjadi. Makanya sebetulnya kami juga belum tahu, kejadiannya ini di Tasikmalaya atau di Garut," terangnya.
Asep juga mengaku, bahwa dirinya baru mendapat informasi tersebut pada subuh tadi dari pembina UKM yang menghubunginya melalui panggilan telepon.
Tim Inafis Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih mendalami penyebab kematian korban.
Asep mengatakan bahwa peristiwa malang yang menimpa calon anggota UKM KSR PMI Unsil Tasikmlaya tersebut terjadi sebelum mereka tiba di lokasi Diklatsar.
"Kejadian ini terjadi sebelum (tiba) ke tempat Diklatsar. Masih dalam perjalanan," ujarnya.
Menurut Asep, para panitia bersama 20 calon anggota tersebut turun dari kendaraan di Polsek Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat
"Kemudian berjalan kaki ke lokasi diklatsar (di Gunung Cakrabuana). Nah, baru lewat dari setengahnya sedikit, hal tersebut terjadi. Makanya sebetulnya kami juga belum tahu, kejadiannya ini di Tasikmalaya atau di Garut," terangnya.
Asep juga mengaku, bahwa dirinya baru mendapat informasi tersebut pada subuh tadi dari pembina UKM yang menghubunginya melalui panggilan telepon.
Tim Inafis Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota masih mendalami penyebab kematian korban.
Dirinya langsung berkoordinasi dengan Polsek Pagerageung, Polresta Tasikmalaya, lewat ponsel dan diminta juga berkoordinasi ke Polsek Malangbong, Polsek Garut, karena wilayah gunung itu perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Garut.
"Saya dan tim rescue lainnya pun langsung ke lokasi di atasnya, karena kami masih berada di bawah posisi mereka saat itu. Sesampainya bisa dievakuasi sampai jam 9 malam (Sabtu malam), masih ditanya kondisinya. Jawabnya masih baik katanya. Tapi, kondisinya mulai menurun. Jam 11 malamnya sudah meninggal di atas Gunung Cakrabuana," tambah Saeful.
Evakuasi korban sampai 7 jam
Saeful sekaligus petugas yang mengevakuasi mayat korban mengaku mengalami kendala berat saat menuruni gunung tersebut.
Evakuasi dilakukan mulai Sabtu (8/6/2024) pukul 23.00 WIB sampai di bawah gunung dekat pemukiman warga terdekat pukul 06.00 WIB.
Panitia dan petugas penyelamat pun baru mendapatkan mobil warga untuk membawa jenazah Minggu pagi, dan langsung dibawa ke Kamar Mayat RSUD Soekardjo, Kota Tasikmalaya.
"Evakuasinya berat banget, jam 11 malam mulainya, baru bisa dibawa ke bawah ada rumah warga jam 6 pagi tadi. Dan langsung dibawa ke RSUD Soekardjo," ujar dia.
Sampai Minggu siang, jenazah masih berada di ruang Kamar Mayat RSUD Soekardjo, sembari menunggu keluarga korban.
Tim Inafis Satreskrim Polresta Tasikmalaya masih memeriksa penyebab kematian korban.
Kasus pendaki yang tewas digunung lainnya
Belum lama ini kasus pendaki Gunung Soputan di Minahasa Tenggara (Mitra), Sulawesi Utara viral di media sosial.
Diketahui ada delapan orang pendaki saat itu
Nahas, satu di antaranya meninggal dunia.
Berikut ini fakta-fakta meninggalnya 1 pendaki Gunung Soputan, Minahasa Tenggara
1. Identitas korban
Satu dari delapan orang pendaki yang meninggal dunia di Gunung Soputan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara berasal dari Manado
Korban diketahui bernama Yazid Badjeber (20)
Yazid Badjeber adalah seorang mahasiswa asal Kota Manado.
Yazid Badjeber merupakan warga Paniki, Perumahan Mountain View Kota Manado
Ia mengalami kecelakaan saat hendak turun dari pendakian pada Sabtu (25/5/2024).
Saat ditemukan, Yazid sempat dibawa ke puskesmas terdekat, namun nyawanya tak tertolong lagi.
2. Proses Evakuasi Korban
Humas Basarnas Manado, Nuriadin Gumelang, menjelaskan evakuasi ini dilakukan pada Sabtu (25/5/2024) pukul 13.10 Wita.
Sekira pukul pukul 16.32 Wita, Tim SAR Gabungan menemukan para korban.
Saat itu, satu di antaranya mengalami cedera kepala dan ditemani dua temannya di Gunung Soputan.
"Tim SAR langsung mengevakuasi korban turun, salah satu korban sudah tidak sadarkan diri," jelasnya, Minggu (26/5/2024).
3. Korban Mengalami Cedera Kepala
Para korban dievakuasi menuju Puskesmas Silian Mitra untuk mendapat penanganan medis.
"Dokter memvonis salah satu korban mengalami cedera kepala dan dinyatakan meninggal dunia, sedangkan 7 pendaki lainnya selamat," tutupnya.
4. Kronologi kejadian
Kronologi berawal saat Tim SAR menerima Informasi dari salah satu pendaki yanng menyebut salah satu temannya mengalami kecelakaan saat turun dari pendakian, pada Sabtu (25/5/2024).
Informasi tersebut langsung cepat direspon hingga Tim SAR langsung bergerak ke lokasi kejadian.
Kabid BPBD Minahasa Tenggara Dontry Wongkaren kepada Tribun Manado mengatakan, Tim Basarnas bersama Pemerintah Kecamatan Silian Raya dan Anggota KPA bertemu dengan lima teman korban yang sudah berada di kaki Gunung Soputan.
"Menurut salah satu dari mereka, teman mereka lainnya berada sekitaran puncak ke 2 Gunung Soputan dan Tim langsung menuju ke badan gunung soputan," jelasnya Minggu (26/5/2024)
5. Terdengar Suara Minta Tolong
Dontri mengatakan, Pukul 16.00 Wita Tim mendengar ada suara minta tolong di Gunung Soputan.
Mereka lantas membentuk dua Tim dan mencari para korban lainnya.
"Beberapa waktu kemudian, Tim menemukan para korban dan satu di antaranya sudah dalam keadaan tidak sadar saat itu juga Tim langsung mengevakuasi korban untuk turun dari badan Gunung Soputan," jelasnya
Lebih lanjut dijelaskannya, pukul 19.30 Wita, korban tiba di Puskesmas Silian dan langsung ditangani salah satu dokter.
"Setelah selesai pemeriksaan dokter menyatakan yang bersangkutan sudah meninggal dunia," jelasnya
Dontri menambahkan dari keterangan salah satu pendaki, pada Sabtu (25/5/2024) pukul 10.00 Wita korban bersama tujuh temannya turun dari puncak gunung soputan.
Saat itu korban tergelincir dan terguling sampai di pertengahan puncak ke 2 Gunung Soputan.
"Korban terbentur pada batu. Tujug temannya itu langsung menolong korban.
Korban sempat berdiri dan buang air kecil yang sudah bercampur darah, dan korban sempat meludah dan ludah korban sudah bercampur darah," jelasnya.
Berikut daftar lengkap nama-nama pendaki yang dievakuasi
- Yazid umur 20 tahun Alamat Paniki Perumahan Mountain View Kota Manado (Meninggal)
- Andra Umur 21, Alamat Wonasa Kapleng, Kota Manado.
- Andika Syahputra, Umur 21, Alamat Perkamil, Kota Manado.
- Juan, Umur 21 Alamat Perkamil, Kota Manado.
- Babang, Umur 20 Tahun Alamat Sumompo, Kota Manado.
- Arif, Umur 20, Alamat Maasing, Kota Manado
- Aldi, Umur 20 Alamat Perkamil Kota Manado.
- Altaf, Umur 21 Alamat Sumompo Kota Manado.
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.