Kunjungan Paus Fransiskus

Wawancara Khusus: Mgr Pius Datubara Kenang Kedatangan Paus Yohanes Paulus II ke Medan

Kedatangan Paus menjadi kenangan tak terlupakan bagi banyak orang, terutama Monsignor Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap.

|
Penulis: Joy Silvana Aritonang | Editor: Randy
Dok/Tribun Medan
Mantan Uskup Agung Medan, Monsignor Alfred Gonti Pius Datubara OFM Cap, bercerita tentang kenangan kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Medan pada 13 Oktober 1989 silam, saat ditemui di Keuskupan Agung Medan, Jl Hayam Wuruk, Kota Medan, pekan lalu. 

Apakah ada kenang-kenangan yang diberikan Paus Yohanes Paulus II?

Kunjungan beliaulah. Banyak yang mengambil gambar beliau sebagai kenang-kenangan. Kalau dari Paus sendiri, tidak ada memberi kenang-kenangan. Kehadiran beliau dan keramahannya yang luar biasa, cahaya wajahnya pun begitu mengesankan.

Apakah uskup sempat berfoto bersama dengan Paus Yohanes Paulus II?

Pasti banyak yang mengambil, tapi tidak sengaja. Kalau foto berdua tidak ada, karena selalu banyak orang. Mana bisa dikatakan mohon permisi sebentar. Tapi pada orang yang punya foto dulu, tentu ada. Karena sempat juga mengantar ke lapangan. Dari militer terbatas orangnya, jadi sempat juga berdua saat itu.

Kenapa pihak panitia memilih Lapangan Tuntungan yang notabenenya jauh dari pusat kota atau Gedung Keuskupan Agung Medan?

Karena di situ yang lebih besar lapangannya. Kemudian pihak militer pun bersedia mengawal.

Berapa lama persiapan yang dilakukan untuk acara ini?

Persiapan tidak begitu lama. Kalau saya tidak salah, militer yang waktu itu mempersiapkan. Mereka sangat membantu persiapan penyambutan kedatangan Paus. Itulah makanya Paus mengatakan tidak ada di dunia seperti Indonesia, bersaudara semua. Dari segala agama, ataupun etnis dan suku bangsa.

Apakah pada saat itu, Uskup Pius sempat makan bersama dengan Paus Yohanes Paulus II?

Ya, makan bersamalah saat itu. Itu fotonya, entah ada orang yang mengambil atau tidak, saya tidak ingat pasti. Karena banyak sekali tugas. Pada saat itu sibuk.

Kami mendapat kabar, bahwa Uskup Pius merupakan uskup pertama di Sumatra yang asli orang Indonesia. Apakah hal tersebut benar?

Saya tidak ingat persis. Tapi memang uskup berdarah asli Indonesia di Sumatra Utara pada saat itu, ya baru saya.

Bagaimana perasaan Uskup Pius dengan kabar Paus Fransiskus yang akan hadir ke Indonesia?

Saya bahkan baru saja mengetahui kabar ini. Tentu saya sangat gembira dan berharap bahwa apa yang pernah diucapkan oleh Paus Yohanes Paulus II tentang Indonesia tetap terjaga. (joy/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved