Tribun Wiki

Penjelasan Buya Yahya Soal Perbedaan Lafaz Takbir Idul Fitri dan Idul Adha

Simak penjelasan lengkap dari Buya Yahya mengenai perbedaan lafaz takbir Idul Fitri dengan Idul Adha

Editor: Array A Argus
Tribun Medan/Riski Cahyadi
Sejumlah peserta berpakaian adat khas Sumatera Utara dengan kendaraan hias diiringi pawai obor mengikuti Festival Takbir Akbar di Lapangan Sepak Bola Klambir V, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Sabtu (10/8/2019) malam.TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

Penjelasan Buya Yahya soal perbedaan lafaz takbir Idul Fitri dan Idul Adha

TRIBUN-MEDAN.COM - Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon, Buya Yahya pernah menjelaskan mengenai perbedaan lafaz takbir Idul Fitri dengan idul Adha.

Buya Yahya menerangkan, bahwa salat Idul Fitri maupun Idul Adha, keduanya memang sama-sama dilakukan dari terbit sampai tergelincirnya matahari.

Kedua salat hari raya tersebut hukumnya sunah muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir.

Boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjemaah.

Baca juga: Makna Taqabbalallaahu Minnaa Wa Minkum Diucapkan Saat Hari Raya Idul Fitri

Namun begitu, ada perbedaan dalam takbir hari raya Idul Fitri dan Idul Adha

Dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya lebih dulu menjelaskan tentang dua macam takbir. 

"Takbir ada dua namanya, ada takbir mursal dan takbir muqayyat. Takbir mursal itu adalah takbir yang tidak terikat dengan waktu salat yang bisa dilaksanakan di jalan-jalan raya atau seterusnya atau di pasar-pasar," terang Buya Yahya.

Baca juga: Tak Malu-malu Lagi, Arsy Kepergok Cium Tangan hingga Gandeng King Faaz, Netizen Baper?

Baca juga: Tinggal Dua Malam Terakhir, Inilah Rukun dan Syarat Itikaf, Mendulang Pahala Berlimpah

"Adapun takbir muqayyat adalah takbir yang dibaca setelah melakukan salat. Para ulama mengatakan takbir mukayyat yang dilakukan setelah salat, ada pada salat hari raya Idul Adha dimulai pada waktu subuh hari arofah sebelum nyembelih kambing," tambahnya.

"Jadi mulai subuh misalnya besok hari raya Idul Adha, subuh tadi kita setelah melakukan salat subuh kita disunnahkan membaca takbir namanya muqayyat setiap abis sholat," tuturnya.

"Setelah habis salat tidak disunnahkan secara khusus untuk takbir di jalan-jalan," tambahnya.

Kemudian takbir mursal, takbir mursal itu yang tidak terikat waktu salat dan takbir mursal ini berlaku adalah idul fitri dulu.

Di hari raya Idul Fitri setelah terbenam matahari, kalau memang id-nya diketahui sebelum terbenam matahari hari raya.

"Kadang-kadang kan lambat di sini nunggu sidang isbat, sudah Isya' baru Allahuakbar bener itu.

Baca juga: Lama Hilang, Foto Artis Cantik Ini Muncul Keadaannya Mengemis, Sudah Jatuh Miskin?

Baca juga: Pesonanya Bikin Wulan Guritno Kesengsem Meski Terpaut Usia 15 Tahun, Inilah Arti Nama Sabda Ahessa

Tapi kalau sudah diketahui sebelumnya maka disunnahkan takbir mursal itu adalah mulai dari terbenanm matahari, mursal itu anda bebas di jalan-jalan mana anda boleh, itu mursal yang tidak terikat oleh waktu," terang Buya Yahya.

"Sampai kapan itu nanti? Sampai imam melakukan sholat, imam berdiri di mimbar, imam melakukan salat selesai, imam di atas mimbar selesai tidak ada lagi takbir mursal," tuturnya.

Kemudian bagaimana dengan salat Idul Adha?

"Salat Idul Adha pun juga ulama mengatakan ada mursal yang bisa dikumandangkan sama, cuma bedanya dengan muqayyat yakni kalau Idul Adha mursalnya sama dengan takbir mursal Idul Fitri," terang Buya Yahya.

"Jadi menjelang maghrib bisa dibaca di mana-mana, cuman ada sebagian yang mengatakan bahwasanya maghrib menjelang Arofah itulah waktunya untuk mursal, kita bisa kumandangkan di masjid-masjid, mushola-mushola dan seterusnya termasuk takbir keliling itu dalam rangka mengangkat syiar takbir di mana-mana," tambahnya.

Baca juga: Daftar Harga Kambing dan Sapi Kurban Idul Adha 2024 di Medan

Kemudian, apakah ada takbir setelah salat untuk Hari Raya Idul Fitri?

"Jawabnya adalah menurut jumhur ulama tidak ada takbir setelah salat di hari raya Idul Fitri, artinya setelah salat maghrib di hari yara Idul Fitri tidak ada takbir, setelah isya' juga nggak ada takbir karena di dalam salat hari raya Idul Fitri itu tidak ada takbir muqayyat, takbir yang terikat dengan waktu sholat," jelas Buya yahya.

"Kecuali yang dikatakan oleh Imam Nawawi boleh, maka kita mengambil perkataan Imam Nawawi, maka di sini biarpun habis salat kita tetep biarpun di hari raya Idul Fitri, maka anda boleh melakukan takbir setelah sholat," tuturnya.

"Cuman yang paling disyiarkan takbir di luar sholat, misalnya sedang masak takbir, dzikir yang lainnya dikurangi perbanyak takbir, karena sunnahnya hari itu adalah takbir," terangnya.

Habis salat pun menurut Imam Nawawi juga boleh takbir.

Sampai dikatakan para ulama setiap habis salat pun tidak ada masalah menurut pendapat yang mengatakan tidak ada takbir setelah sholat.

Hal ini lantaran yang namanya takbir itu kapan saja dan bebas, sebelum salat dan setelah sholat.

"dari perkataan itu maka kita pake saja takbir setelah sholat, anggap saja niatnya bukan setelah salat wong selesai salat kok," ujar Buya Yahya.

Kemudian Buya Yahya pun menyimpulkan anggap saja sama dalam hal ini biar mudah, cuma kalau takbir yang setelah salat untuk hari raya Idul Adha dimulai dari subuh hari Arofah, berakhir hari ketiga hari tasyrik, setelah selesai Ashar selesai.

Takbiran :

Pada hari raya Fithrah dan Haji disunatkan membaca takbir diluar shalat dan waktunya sebagai berikut :

a. Pada hari raya Fithrah takbir dimulai dari terbenamnya matahari hingga imam berdiri untuk mengerjakan shalat hari raya.

b. Pada hari raya Haji takbir dimulai dari Shubuh pada hari 'Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap-tiap shalat fardlu yang lima waktu pada hari hari tanggal tersebut.

Lafaz takbiran :

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ

ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ

اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا

وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا

وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً

ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ

صَدَقَ وَعْـدَهُ

وَنَصَرَعَبِدَهُ

وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ

اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ

ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR,

LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR,

ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU

ALLAAHU AKBAR KABIIRAA, WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA.

WASUBHAANALIAAHI BUKRATAN WA ASHIILAA,

LAAILAAHA ILLALLAAHU WALAA NA'BUDU ILLAA IYYAA

HU MUKHLISHIINA LAHUDDHNA WALAU KARIHAL KAAFI RUN.

LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU ,

SHADAQA WA'DAHU, WANASHARA ABDAHU,

WA VAZZA jUNDAHU WAHAZAMAL AHZAABA WAHADAHU.

LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR.

ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU.

Artinya :

"Allah Maha Besar (3 kali) Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah.

Malta suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlash kami beragama kepadaNya, walaupun orang-orang kafir membenci,

Tidak Ada Tuhan melainkan Allah sendiriNya, benar janjiNya, dan Dia menolong akan hambaNya, dan Dia mengusir musuh NabiNya dengan sendiriNya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagiNya segala puji".(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved